Sabtu, 17 Oktober 2020

Kasus COVID-19 Muncul Terus, China Tes 9 Juta Warganya dalam 5 Hari

  Pemerintah China melakukan tes COVID-19 kepada sekitar 9 juta penduduknya di kota Qingdao. Melansir BBC, langkah ini dilakukan setelah ditemukannya selusin kasus yang terkait dengan rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 dari luar negeri.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting ke situs media sosial China Weibo, Komisi Kesehatan Kota Qingdao mengatakan enam kasus baru dan enam kasus asimtomatik telah ditemukan. Semua kasus terkait dengan rumah sakit yang sama.


Komisi Kesehatan Nasional menyatakan pihak berwenang telah menyelidiki infeksi yang ditemukan pada delapan penderita di Rumah Sakit Paru Kota Qingdao dan satu anggota keluarga. Mereka juga mengatakan seluruh kota kemungkinan akan diperiksa dalam 5 hari.


Ma Lixin, wakil kepala dinas kesehatan provinsi, sebelumnya pada hari itu mengatakan bahwa kasus COVID-19 di rumah sakit muncul karena desinfeksi yang tidak tepat di ruang CT Scan.


Pengujian massal yang kerap dilakukan China telah berhasil menekan tingkat infeksi tetap rendah di negara tersebut. Sebelumnya, otoritas China juga menguji 11 juta warga Wuhan di awal Maret.


WHO: Dexamethasone Masih Satu-satunya Obat Efektif untuk Pasien COVID-19


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sampai saat ini, dexamethasone masih satu-satunya obat yang terbukti efektif melawan COVID-19 untuk pasien gejala parah.

Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus mengatakan hasil sementara dari Uji Coba Terapi Solidaritas WHO menemukan bahwa obat remdesivir dan interferon, memiliki sedikit atau tidak ada efek dalam mencegah kematian terkait virus corona atau mengurangi waktu di rumah sakit.


"Untuk saat ini, dexamethasone kortikosteroid masih satu-satunya terapi yang terbukti efektif melawan COVID-19, untuk pasien dengan penyakit parah," kata Tedros dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (17/10/2020).


Tedros mengatakan, Solidarity Trial adalah uji coba terkontrol acak terbesar di dunia untuk terapi COVID-19, yang melibatkan hampir 13.000 pasien di 500 rumah sakit di 30 negara.


Sebelumnya WHO menghentikan percobaan obat hidroksiklorokuin pada bulan Juni dan kombinasi lopinavir dan ritonavir pada bulan Juli, dengan alasan bahwa kedua terapi tersebut hanya membawa sedikit penurunan pada kematian pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.

https://cinemamovie28.com/delicious-young-woman/


Diet Gagal Melulu? Mungkin Ini Penyebabnya


Salah satu upaya untuk menurunkan berat badan adalah diet. Namun, tak sedikit orang yang justru gagal dalam menjalankan program diet.

Rupanya, bukan hanya apa makanan yang dikonsumsi saja, melainkan ada banyak faktor yang memengaruhi kegagalan diet seseorang.


Dikutip dari laman Lifehack, berikut faktor-faktor yang memengaruhi kegagalan diet seseorang:


1. Tidak cukup tidur

Tidur memainkan peran penting dalam kesehatan fisik dan mental. Tidur juga membantu menjaga keseimbangan yang sehat dari hormon yang membuat kamu merasa lapar (ghrelin) atau kenyang (leptin). Ketika tidak cukup tidur, tingkat ghrelin kamu akan naik dan tingkat leptin akan turun. Hal ini membuat kamu merasa lebih lapar daripada saat kamu cukup istirahat.


2. Jadwal makan yang buruk

Jadwal makan yang tidak teratur memiliki efek negatif bagi kesehatan. Misalnya, meningkatkan risiko obesitas, diabetes, hipertensi, dan peradangan. Selain itu, jadwal makan yang berantakan bisa menyebabkan kamu terus-terusan makan karena kamu tidak mencatat waktu dan makanan apa saja yang sudah kamu makan sebelumnya.


3. Meremehkan kalori yang dikonsumsi

Menghitung kalori secara akurat memanglah sulit karena hanya bisa dilakukan oleh para ahli gizi. Namun, bukan berarti kamu makan tanpa memikirkan kalori yang ada. Kamu bisa memperkirakan kalori apa saja yang kamu makan, Misalnya, ketika kamu makan dengan porsi besar, perhatikanlah jenis makanan yang ada di piringmu. Asupan gizi seimbang harus disertai dengan protein, karbohidrat, dan serat.


4. Masalah komitmen

Banyak orang yang berekspektasi ingin cepat-cepat menurunkan berat badan dengan bobot yang besar dalam waktu singkat. Namun, dalam menjalankannya, banyak dari mereka yang justru gagal karena tidak memiliki komitmen yang kuat. Dalam menjalankan diet harus dibutuhkan komitmen yang kuat.

https://cinemamovie28.com/a-job-at-love-hotel/

Fakta-fakta Golongan Darah O yang Disebut lebih Kebal Corona

 Belum lama ini dua studi terbaru memperkuat bukti golongan darah tertentu berkaitan dengan rentan tidaknya seseorang terpapar COVID-19. Perlu diketahui, sebuah studi sebelumnya menyebut golongan darah O lebih 'kebal' COVID-19.

Lagi-lagi, studi terbaru menyatakan hal yang sama. Golongan darah O dinilai memiliki kemungkinan yang sangat kecil terpapar dari COVID-19. Bahkan jika terinfeksi COVID-19, golongan darah O disebut tidak berisiko mengalami sakit parah.


Dirangkum detikcom, berikut beberapa fakta unik golongan darah O:


1. Rentan digigit nyamuk

Golongan darah O sendiri diketahui memiliki jumlah protein yang lebih rendah dalam membantu pembekuan darah. Hal ini berarti lebih kecil kemungkinan seseorang untuk mengidap pembekuan darah. Meskipun demikian, golongan darah O pun tidak menjamin seseorang terhindar dari pembekuan darah.


2. Sempat disebut golongan darah terbanyak di dunia

Golongan darah di berbagai negara berbeda-beda tergantung dari etnis yang mendominasinya. Namun, secara umum golongan darah O diketahui menjadi yang terbanyak di dunia. Dalam sebuah riset beberapa waktu lalu pernah mengungkap terdapat 35 hingga 40 persen orang di dunia memiliki golongan darah O rhesus positif atau O+.


3. Memiliki risiko pembekuan darah yang rendah

Seorang ahli entomologi medis dari University of Florida Dr Jonathan Day menyebut orang yang memiliki golongan darah O lebih rentan digigit nyamuk. Sebab, orang yang memiliki golongan darah O mengeluarkan bahan kimia dari kulit yang dapat menarik nyamuk.


"Beberapa orang memproduksi lebih banyak bahan kimia tertentu di kulitnya. Dan beberapa dari bahan kimia tersebut, seperti asam laktat, menarik untuk nyamuk. Ada juga bukti bahwa satu golongan darah O menarik nyamuk lebih banyak daripada yang lain (A atau B)," katanya.

https://cinemamovie28.com/living-with-my-cousin/


Kasus COVID-19 Muncul Terus, China Tes 9 Juta Warganya dalam 5 Hari


 Pemerintah China melakukan tes COVID-19 kepada sekitar 9 juta penduduknya di kota Qingdao. Melansir BBC, langkah ini dilakukan setelah ditemukannya selusin kasus yang terkait dengan rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 dari luar negeri.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting ke situs media sosial China Weibo, Komisi Kesehatan Kota Qingdao mengatakan enam kasus baru dan enam kasus asimtomatik telah ditemukan. Semua kasus terkait dengan rumah sakit yang sama.


Komisi Kesehatan Nasional menyatakan pihak berwenang telah menyelidiki infeksi yang ditemukan pada delapan penderita di Rumah Sakit Paru Kota Qingdao dan satu anggota keluarga. Mereka juga mengatakan seluruh kota kemungkinan akan diperiksa dalam 5 hari.


Ma Lixin, wakil kepala dinas kesehatan provinsi, sebelumnya pada hari itu mengatakan bahwa kasus COVID-19 di rumah sakit muncul karena desinfeksi yang tidak tepat di ruang CT Scan.


Pengujian massal yang kerap dilakukan China telah berhasil menekan tingkat infeksi tetap rendah di negara tersebut. Sebelumnya, otoritas China juga menguji 11 juta warga Wuhan di awal Maret.

https://cinemamovie28.com/a-hole-in-my-panty/