Rabu, 28 Oktober 2020

Vaksin COVID-19 Oxford Tunjukkan Respons Imun pada Lansia-Dewasa Muda

 Kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan Oxford University dan AstraZeneca menunjukkan respons imun yang kuat pada lansia. Kelompok usia ini merupakan salah satu yang paling rentan.

Surat kabar Financial Times (FT) menyebut, kandidat vaksin ini memicu antipbodi dan sel T pada kelompok usia lanjut. Laporan ini mengutip dua orang yang mengetahui temuan ini, dan mendorong peneliti untuk mencari bukti bahwa ini akan memberikan perlindungan dari penyakit serius maupun kematian akibat virus.


Temuan ini juga memperkuat data yang dirilis Juli bahwa vaksin tersebut menghasilkan 'respons imun yang kuat' pada populasi sehat usia 18-55 tahun.


Juru bicara AstraZeneca menegaskan hal tersebut.


"Menggembirakan melihat respons imunogenisitas sama antara lansia dengan dewasa muda dan bahwa reaktogenesitas lebih rendah pada dewasa muda, di mana keparahan penyakit COVID-19 lebih tinggi," kata juru bicara.


Namun FT mengingatkan bahwa tes imunogenitas positif tidak menjamin bahwa pada akhirnya vaksin bakal terbukti aman dan efektif pada lansia.


Detail temuan tersebut, menurut FT, akan dipublikasikan dalam waktu dekat dalam jurnal klinis, namun tidak disebutkan nama jurnal yang dimaksud. Dikutip dari Reuters, Oxford maupun AstraZeneca belum memberikan komentar atas kabar tersebut.

https://kamumovie28.com/darkness-2016/


Terungkap! Ini yang Sering Bikin Tubuh Pegal-pegal Saat Bangun Tidur


 Bangun pagi dengan badan sehat dan bugar menjadi salah satu cara mendapatkan good mood untuk menjalani aktivitas. Sayangnya, alih-alih ingin bangun dengan kondisi sehat, kadang-kadang kita bangun dengan kondisi tubuh yang nyeri dan pegal.

Rasa nyeri dan pegal sering kali dikaitkan dengan posisi tidur yang salah atau bantal yang tak nyaman. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Manchester University yang diterbitkan dalam journal of the Federation of American Societies for Experimental Biology, rasa nyeri dan pegal saat bangun tidur disebabkan adanya peradangan.


Dalam istilah medis, kondisi ini disebut rheumatoid arthritis (RA). Rheumatoid arthritis merupakan peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada persendian contohnya di kaki dan tangan.


"Pada malam hari tingkat inflamasi turun, namun secara bertahap bangkit pada pagi hari," ucap peneliti Julie Gibbs, dari Manchester University. Dikutip dari Runners World.


Gibbs juga mengatakan bahwa tubuh menghasilkan protein spesifik yang dapat mengurangi tingkat peradangan akibat RA ini. Protein yang bernama cryptochrome ini paling banyak diproduksi ketika seseorang mengikuti jam sirkadian tubuh


Oleh karena itu, dengan mengetahui ritme sirkadian tubuh bisa sekaligus mengurangi rasa nyeri akibat rheumatoid arthritis.


Ilmuwan AS Yakini Aman-Tidaknya Vaksin Corona Baru Bisa Dipastikan November


Sejumlah kandidat vaksin COVID-19 di berbagai negara sudah memasuki tahap akhir uji klinis. Namun ilmuwan Amerika Serikat mengisyaratkan hasil uji klinis baru bisa dipastikan akhir tahun.

"Kita akan tahu apakah vaksin aman dan efektin pada akhir November, awal Desember," kata Anthony Fauci, direktur US National Institute of Allergy and Infectious Diseases, kepada BBC dalam program Andrew Marr Show, Minggu (25/10/2020).


Fauci juga memperkirakan, vaksin belum akan tersedia luas tahun ini. Masih harus menunggu beberapa bulan lagi, yang artinya baru akan bisa didapatkan pada 2021.


Uji klinis beberapa kandidat vaksin COVID-19 sejauh ini diwarnai berbagai tantangan. AstraZeneca baru saja melanjutkan lagi uji klinis vaksin di AS setelah sempat dihentikan karena salah seorang partisipan mengalami masalah neurologis.


Kondisi serupa juga dialami produsen vaksin COVID-19 lainnya, Johnson & Johnson. Uji klinis vaksin dari perusahaan ini baru akan dilanjutkan lagi setelah seorang partisipan jatuh sakit.

https://kamumovie28.com/go-lala-go-2-2015/

5 Manfaat Morning Seks yang Bikin Pasutri Makin Bergairah

  Aktivitas yang biasa dilakukan oleh seseorang setelah bangun tidur adalah berolahraga, sarapan pagi, dan mandi. Agar aktivitas pagi lebih berwarna, tidak ada salahnya menambahkan morning sex di dalam list tersebut.

Tak perlu cemas karena takut kejar-kejaran dengan waktu. Rencanakan dengan pasangan di malam hari, lalu pasang alarm agar morning sex bisa dilakukan dengan santai dan tidak buru-buru.


Dikutip dari Healthline, berikut sejumlah manfaat morning sex yang harus kamu ketahui:


1. Meningkatkan mood dan kinerja otak

Orgasme dapat merangsang hormon endorphin dan dopamin yang membuat kita bahagia. Hal ini menimbulkan kinerja otak lebih segar, sehingga dapat meningkatkan kualitas mu dalam kerja.


2. Tidak lelah

Setelah seharian menjalani aktivitas, tentunya tubuh memerlukan istirahat yang cukup. Hal ini membuat hubungan intim terasa berat dan melelahkan. Hubungan intim di pagi hari akan menghindari rasa lelah. Dengan semangat pagi yang baru, hubungan intim terasa lebih hidup dan berenergi.


3. Meningkatkan keintiman

Hubungan intim di pagi hari juga meningkatkan keintiman antar pasangan, karena merangsang produksi hormon oksitosin yang membuat kita merasa lebih intim dengan pasangan. Hormon ini membuat kita merasakan hangatnya cinta, sehingga melakukannya di pagi hari bisa membuat perasaan ini bertahan seharian.


4. Lebih prima

Setelah semalaman beristirahat, saat bangun tidur hormon estrogen dan testosteron sedang dalam keadaan paling prima. Hal ini dapat membuat durasi hubungan menjadi lebih lama dan menyenangkan. Melakukan hubungan intim di pagi juga menurunkan level stress yang ada di dalam tubuh.


5. Terlihat awet muda

Hubungan intim di pagi hari merangsang produksi hormon yang baik untuk tubuh, seperti oxytocin, beta endorphins, dan masih banyak lagi. Sebuah penelitian menyimpulkan orang yang lebih sering berhubungan seks di pagi hari akan terlihat lebih muda dibanding mereka yang jarang melakukannya.

https://kamumovie28.com/almost-human-2020/


Vaksin COVID-19 Oxford Tunjukkan Respons Imun pada Lansia-Dewasa Muda


Kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan Oxford University dan AstraZeneca menunjukkan respons imun yang kuat pada lansia. Kelompok usia ini merupakan salah satu yang paling rentan.

Surat kabar Financial Times (FT) menyebut, kandidat vaksin ini memicu antipbodi dan sel T pada kelompok usia lanjut. Laporan ini mengutip dua orang yang mengetahui temuan ini, dan mendorong peneliti untuk mencari bukti bahwa ini akan memberikan perlindungan dari penyakit serius maupun kematian akibat virus.


Temuan ini juga memperkuat data yang dirilis Juli bahwa vaksin tersebut menghasilkan 'respons imun yang kuat' pada populasi sehat usia 18-55 tahun.


Juru bicara AstraZeneca menegaskan hal tersebut.


"Menggembirakan melihat respons imunogenisitas sama antara lansia dengan dewasa muda dan bahwa reaktogenesitas lebih rendah pada dewasa muda, di mana keparahan penyakit COVID-19 lebih tinggi," kata juru bicara.


Namun FT mengingatkan bahwa tes imunogenitas positif tidak menjamin bahwa pada akhirnya vaksin bakal terbukti aman dan efektif pada lansia.


Detail temuan tersebut, menurut FT, akan dipublikasikan dalam waktu dekat dalam jurnal klinis, namun tidak disebutkan nama jurnal yang dimaksud. Dikutip dari Reuters, Oxford maupun AstraZeneca belum memberikan komentar atas kabar tersebut.

https://kamumovie28.com/species-ii-1998/