Kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan Oxford University dan AstraZeneca menunjukkan respons imun yang kuat pada lansia. Kelompok usia ini merupakan salah satu yang paling rentan.
Surat kabar Financial Times (FT) menyebut, kandidat vaksin ini memicu antipbodi dan sel T pada kelompok usia lanjut. Laporan ini mengutip dua orang yang mengetahui temuan ini, dan mendorong peneliti untuk mencari bukti bahwa ini akan memberikan perlindungan dari penyakit serius maupun kematian akibat virus.
Temuan ini juga memperkuat data yang dirilis Juli bahwa vaksin tersebut menghasilkan 'respons imun yang kuat' pada populasi sehat usia 18-55 tahun.
Juru bicara AstraZeneca menegaskan hal tersebut.
"Menggembirakan melihat respons imunogenisitas sama antara lansia dengan dewasa muda dan bahwa reaktogenesitas lebih rendah pada dewasa muda, di mana keparahan penyakit COVID-19 lebih tinggi," kata juru bicara.
Namun FT mengingatkan bahwa tes imunogenitas positif tidak menjamin bahwa pada akhirnya vaksin bakal terbukti aman dan efektif pada lansia.
Detail temuan tersebut, menurut FT, akan dipublikasikan dalam waktu dekat dalam jurnal klinis, namun tidak disebutkan nama jurnal yang dimaksud. Dikutip dari Reuters, Oxford maupun AstraZeneca belum memberikan komentar atas kabar tersebut.
https://kamumovie28.com/darkness-2016/
Terungkap! Ini yang Sering Bikin Tubuh Pegal-pegal Saat Bangun Tidur
Bangun pagi dengan badan sehat dan bugar menjadi salah satu cara mendapatkan good mood untuk menjalani aktivitas. Sayangnya, alih-alih ingin bangun dengan kondisi sehat, kadang-kadang kita bangun dengan kondisi tubuh yang nyeri dan pegal.
Rasa nyeri dan pegal sering kali dikaitkan dengan posisi tidur yang salah atau bantal yang tak nyaman. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Manchester University yang diterbitkan dalam journal of the Federation of American Societies for Experimental Biology, rasa nyeri dan pegal saat bangun tidur disebabkan adanya peradangan.
Dalam istilah medis, kondisi ini disebut rheumatoid arthritis (RA). Rheumatoid arthritis merupakan peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada persendian contohnya di kaki dan tangan.
"Pada malam hari tingkat inflamasi turun, namun secara bertahap bangkit pada pagi hari," ucap peneliti Julie Gibbs, dari Manchester University. Dikutip dari Runners World.
Gibbs juga mengatakan bahwa tubuh menghasilkan protein spesifik yang dapat mengurangi tingkat peradangan akibat RA ini. Protein yang bernama cryptochrome ini paling banyak diproduksi ketika seseorang mengikuti jam sirkadian tubuh
Oleh karena itu, dengan mengetahui ritme sirkadian tubuh bisa sekaligus mengurangi rasa nyeri akibat rheumatoid arthritis.
Ilmuwan AS Yakini Aman-Tidaknya Vaksin Corona Baru Bisa Dipastikan November
Sejumlah kandidat vaksin COVID-19 di berbagai negara sudah memasuki tahap akhir uji klinis. Namun ilmuwan Amerika Serikat mengisyaratkan hasil uji klinis baru bisa dipastikan akhir tahun.
"Kita akan tahu apakah vaksin aman dan efektin pada akhir November, awal Desember," kata Anthony Fauci, direktur US National Institute of Allergy and Infectious Diseases, kepada BBC dalam program Andrew Marr Show, Minggu (25/10/2020).
Fauci juga memperkirakan, vaksin belum akan tersedia luas tahun ini. Masih harus menunggu beberapa bulan lagi, yang artinya baru akan bisa didapatkan pada 2021.
Uji klinis beberapa kandidat vaksin COVID-19 sejauh ini diwarnai berbagai tantangan. AstraZeneca baru saja melanjutkan lagi uji klinis vaksin di AS setelah sempat dihentikan karena salah seorang partisipan mengalami masalah neurologis.
Kondisi serupa juga dialami produsen vaksin COVID-19 lainnya, Johnson & Johnson. Uji klinis vaksin dari perusahaan ini baru akan dilanjutkan lagi setelah seorang partisipan jatuh sakit.