Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49%. Hal ini berarti, Indonesia resmi resesi.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekonomi Indonesia pada kuartal III saat ini minus 3,49% secara year on year dibandingkan dengan periode yang sama 2019.
"Perekonomian Indonesia pada triwulan III-2020 year on year dibandingkan triwulan III-2019 mengalami kontraksi 3,49%," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/11/2020).
Bagaimana tips untuk atasi stres saat Indonesia resesi?
Psikolog klinis dari Pro Help Center Nuzulia Rahma Tristinarum menjelaskan beberapa tips untuk tidak stres saat Indonesia resesi, salah satunya dengan menguatkan diri.
"Pertama, perkuat diri sendiri dengan menguatkan mental dan spiritual," jelas Rahma saat dihubungi detikcom Kamis (5/11/2020).
"Kedua, tingkatkan ketahanan keluarga dari sisi sosial psikologis. Misalnya dengan saling menguatkan di antara suami istri dan anggota keluarga. Bekerja sama mencari jalan keluar dari suatu masalah," tambah Rahma.
Siapa yang akan rentan mengalami dampak resesi?
Disebutkan oleh Rahma, orang yang rentan mengalami adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan, di PHK dari pekerjaannya, tidak memiliki keahlian lain untuk mencari uang, bangkrut bisnisnya.
"Dalam kehidupan keluarga, pertengkaran dan perceraian karena faktor ekonomi dapat memperburuk kesehatan mental. Kondisi istri atau ibu dengan anak anak yang masih kecil namun keadaan ekonominya buruk juga rentan terkena masalah kesehatan mental," pungkas Rahma.
https://nonton08.com/movies/utopians/
Menkes Terawan Dinilai WHO Sukses Lakukan 'IAR' Terkait COVID-19, Apa Artinya?
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto diundang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam konferensi pers virtual, untuk berbagi pengalaman dalam menangani wabah COVID-19 di Indonesia. Indonesia dinilai sukses menerapkan IAR atau Intra Action Review.
Dalam konferensi pers tersebut, Menkes Terawan juga akan berdiskusi langsung dengan petinggi WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dan menteri dari 3 negara lainnya.
"Dalam kapasitas inilah kami menyampaikan undangan bagi Anda untuk bergabung dalam konferensi pers Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan Menteri Kesehatan dari tiga negara lain, dan berbagi pengalaman Indonesia yang berhasil melaksanakan IAR nasional COVID-19," tulis pesan dalam undangan tersebut.
"Dan menerapkan pelajaran penting yang diidentifikasi selama IAR untuk peningkatan respons wabah COVID-19," lanjut keterangan tersebut.
Sebenarnya apa itu IAR?
Menurut ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko, IAR atau Intra-Action Review ini merupakan perencanaan kegiatan Indonesia dalam menanggulangi Pandemi COVID-19.
"Jadi Indonesia membuat rencananya, lalu direview oleh WHO. Kemudian, dilihat ada yang bertentangan atau tidak dengan rencana yang dilakukan negara-negara lain," jelas Miko saat dihubungi detikcom, Kamis (5/11/2020).
Miko mengatakan, dalam pertemuan semacam itu biasanya akan membahas apa saja penanggulangan pandemi yang sudah dilakukan oleh Indonesia untuk mengatasi COVID-19. Di antaranya terkait masalah isolasi, pelayanan kesehatan, penanganannya, PSBB (pembatasan sosial berskala besar), dan semua upaya yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi pandemi Corona ini.
"Misalnya WHO mengatakan, so far so good (penanggulangannya). Artinya tidak ada yang bertentangan, dan apakah itu sudah optimal atau belum," ujarnya.
Apa sih ukuran sukses dalam pelaksanaan IAR? Klik halaman selanjutnya.