Terapi plasma konvalesen atau donor plasma darah dari penyintas COVID-19 dipercaya dapat membantu proses pemulihan pasien yang terkena virus Corona. Namun tidak semua penyintas bisa jadi donor, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar bisa mendonorkan plasma darahnya.
Pendiri Komunitas Pendonor Plasma Konvalesen, dr Ariani M.Kes SpA (K), membagikan beberapa kriteria donor plasma konvalesen. Salah satunya adalah pernah terdiagnosa COVID-19 dan sudah dinyatakan sembuh.
"Yang bisa gabung adalah survivor COVID yang bersedia mendonorkan plasma darahnya," ujar dr Ariani saat dihubungi detikcom, Senin (28/12/2020).
"Sampai saat ini ada 19 permintaan yang sudah mengisi google form pemohon pendonor plasma yang masuk di kami. Ada banyak WA (whatsapp) yang masuk menanyakan rata-rata 30-40 chat sehari," tambahnya.
Ada beberapa kriteria khusus yang perlu diperhatikan bagi para pendonor. Menurut dr Ariani, berikut kriteria bagi para donor darah plasma konvalesen.
Pernah terdiagnosis konfirmasi COVID-19 (hasil swab PCR dan/atau swab antigen positif)
Telah bebas gejala COVID-19 (demam/batuk/sesak/diare) sekurang-kurangnya 14 hari.
Usia 18-60 tahun
Laki-laki, wanita yang belum pernah hamil
Berat badan minimal 55 kg
Tidak memiliki penyakit yang berat (gagal ginjal, jantung, kanker, kencing manis, darah tinggi tidak terkontrol)
Bagi para penyintas COVID-19 yang ingin mendonorkan plasma konvalesen dan pasien COVID-19 yang membutuhkan plasma darah dapat menghubungi Komunitas Pendonor Plasma Konvalesen.
https://maymovie98.com/movies/seven-psychopaths/
GeNose Buatan UGM Dapat Izin Edar, Ganjar Ingin Beli 10 untuk Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berminat menggunakan GeNose buatan UGM dalam penanganan COVID-19. Rencananya Jateng akan memesan 10 unit terlebih dahulu.
"Sekitar 10 dulu karena juga masih terbatas," kata Ganjar di kantornya, Selasa (29/12/2020).
Ia menjelaskan harga GeNose cukup murah dengan kapasitasnya bisa untuk 100 ribu tes per alatnya. Maka dengan memesan 10 unit bisa 1 juta tes.
"Kalau bayangkan bisa 10 unit aja bisa sejuta tes. Bayangkan jika beli 100, apa pasang di seluruh Puskesmas," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes RI) Dante Saksono Harbuwono menyebut uji validasi GeNose masih perlu ditingkatkan. Kemenkes melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) akan ikut membantu dalam uji validasi ini. Ia mengatakan GeNose berfungsi sebagai alat untuk screening.
"Selamat kepada tim UGM dan tim Unpad atas inovasi ini, inovasi ini tentu sangat memberikan harapan bagi kita semua tetapi yang paling kita harus lihat juga validasinya juga yang harus diperhatikan," jelas Dante dalam konferensi pers Senin (28/12/2020).
"Nanti kita dari Kemenkes akan mencoba untuk membantu validasi yang akurat," lanjutnya.
GeNose buatan para ahli UGM mengklaim hasil uji coba tes Corona ini menunjukkan sensitivitas 92 persen. Ada dua penelitian yang dilakukan yaitu uji validasi dan uji klinis.