Rabu, 03 Februari 2021

Cukai Rokok Naik 12,5 Persen, Efektifkah Tekan Perokok Muda?

 - Cukai rokok resmi naik hingga 12,5 persen per Februari 2021. Seiring pandemi COVID-19, langkah ini bertujuan meminimalkan risiko kematian akibat COVID-19 pada perokok, terutama kaum muda.

Ketua IAKMI Tobacco Control Support Center Sumarjati Arjoso menegaskan, pandemi COVID-19 perlu jadi pertimbangan besar dalam penggarapan kenaikan harga rokok beserta segala tindak lanjutnya untuk petani tembakau.


Pasalnya, angka konsumsi rokok yang tercatat konsisten meroket sejak 2019 bersamaan dengan merayapnya kasus COVID-19 adalah hal berbahaya.


"Dalam kondisi pandemi, alangkah sedih prevalensi (masyarakat) merokok tidak menurun, malah meningkatkan risiko penyebaran COVID-19 terutama di kalangan anak-anak sehingga kita terancam untuk kehilangan bonus demografi," jelasnya dalam webinar "Implementasi Kenaikan Cukai Hasil Tembakau Tahun 2021 dan Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan serta Pengawasan" Selasa (2/2/2021).


Sumarjati mengingatkan, risiko kematian akibat COVID-19 lebih besar bagi perokok, terutama yang sudah memiliki gangguan jantung. Adalah berbahaya jika hal ini menimpa kaum muda yang seharusnya bisa menjadi potensi bonus demografi di masa mendatang.


Kepala Subbidang Cukai Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Sarno turut menjelaskan bahwa di samping amanah Undang-undang tentang cukai, kenaikan harga rokok ini bertujuan menekan angka prevalensi konsumsi rokok oleh remaja usia 10 - 18 tahun.


Menurut data yang dipaparkan dalam webinar, prevalensi remaja merokok di Indonesia memang tak menurun, malah naik menjauh dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019.


Sumarjati menegaskan, jika ingin menurunkan angka konsumsi rokok oleh masyarakat terutama remaja, diperlukan pendampingan dengan metode lain dari sektor terkait. Pasalnya, menurunkan konsumsi rokok di Indonesia memang bukan hal mudah.


"Tidak hanya dari (kenaikan) cukai, semua harus komprehensif. Naik cukai perlu, kemudian larangan iklan rokok di kawasan tanpa rokok (KTR). Itu (iklan) penting sekali karena mendorong anak-anak remaja untuk merokok," tegasnya.


Bahaya rokok di tengah pandemi memang bukan kabar baru. Selain risiko kematian yang besar pada perokok dengan gangguan jantung dan paru-paru, penularan juga bisa terjadi melalui asap dan batang rokok.

https://indomovie28.net/movies/tower-heist/


Viral Aerobik 'Bang Jago' di Tengah Kudeta Militer, Asli atau Editan Sih?


Seorang wanita viral gara-gara videonya saat asyik senam aerobik di tengah kudeta militer di Myanmar. Pandangan netizen lagi-lagi terbelah, ada yang meyakini video tersebut asli tetapi tak sedikit yang menyoroti bayangan yang terputus.

Bayangan wanita yang belakangan diyakini bernama Khing Hnin Wai ini dalam video yang viral tampak tidak utuh. Di karpet merah tempatnya senam aerobik, bayangannya hanya sampai area pinggang, sehingga ada yang menduga video ini sebenarnya diambil di depan greenscreen.


Netizen yang lain tidak puas dengan dugaan tersebut, lalu ramai-ramai melacak lokasi tersebut. Hasilnya, diyakini video tersebut diambil di sebuah bundaran di jalan Yaza Htarni, tak jauh dari gedung parlemen.


Beberapa foto yang menggambarkan lokasi tersebut dengan lebih detail memastikan ada anak tangga di setiap sisi bundaran, dan menjelaskan kenapa bayangan Khing Hnin Wai tampak terputus.


Penelusuran berlanjut ke media sosial Khing Hnin Wai. Dalam profilnya, wanita ini mendeskripsikan dirinya sebagai guru olahraga dan bekerja di kementerian pendidikan.


Dalam unggahan terakhirnya, Khing Hnin Wai menjelaskan bahwa dirinya memang sering senam aerobik di tempat itu. Ia juga mengunggah beberapa video lain yang diambilnya saat senam aerobik di tempat yang sama.


Khususnya di Indonesia, musik yang mengiringi Khing Hnin Wai dalam video ini juga tak luput dari perhatian. Iramanya tidak asing lagi karena sempat viral di TikTok. Tak lain, lagu yang diperdengarkan adalah "Ampun Bang Jago" ciptaan musisi Manado, Jonathan Dorongpangalo (Tian Storm) dan Everly Salikara (Everslkr).


Jadi, sebenarnya video ini asli atau editan?

https://indomovie28.net/movies/money-heist-the-phenomenon/

10 Juta Bulk Vaksin Sinovac untuk Petugas Layanan Publik Sudah di Bandung

 Sebanyak 10 juta dosis bahan baku vaksin COVID-19 kembali tiba di Bio Farma pada Selasa (2/2/2021) sekitar pukul 15.45 WIB. Bahan baku atau bulk vaksin tersebut diangkut dalam dua truk yang dikawal ketat oleh personel TNI-Polri.

Sekretaris Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, 10 juta dosis bulk vaksin ini akan diproses menjadi vaksin jadi. Sebelum diedarkan, vaksin tersebut akan melalui proses uji mutu atau quality control yang ketat.


"Semua bulk (bahan baku) ini, setelah diolah menjadi produk jadi, terlebih dahulu harus melalui serangkaian uji mutu atau quality control yang ketat, yang dilakukan di laboratorium Bio Farma dan juga laboratorium BPOM, untuk memastikan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang memenuhi syarat," kata Bambang di Bio Farma.


Ia berharap dalam waktu dekat ini bisa terpenuhi 140 juta dosis vaksin untuk keperluan vaksinasi di Indonesia.


"Kita bisa juga percepat sampai dengan Juli, jadi Juli 140 juta dosis sudah datang bisa kita proses," kata dia.


Bambang mengatakan, 10 juta dosis bulk vaksin ini akan diproduksi pada 13 Februari mendatang, jadwal itu mengikuti selesainya produksi 15 juta dosis bulk yang telah tiba lebih dulu dan ditargetkan selesai pada 11 Februari 2021.


"Ini kurang lebih tanggal 13 Februari setelah yang 15 juta (kedatangan pertama bahan baku) selesai, nanti tanggal 13 Februari sampai 20 Maret rencana produksinya," kata Bambang.


Sebanyak 10 juta bulk vaksin ini akan diolah dan hasil jadinya akan diperuntukkan bagi petugas pelayanan dan tenaga layanan publik termasuk TNI dan Polri.


"Sesuai rencana Kementerian Kesehatan untuk petugas pelayanan publik, TNI dan Polri, ada sekitar 17,5 juta sasaran," katanya.

https://indomovie28.net/movies/bitcoin-heist/


Cukai Rokok Naik 12,5 Persen, Efektifkah Tekan Perokok Muda?


- Cukai rokok resmi naik hingga 12,5 persen per Februari 2021. Seiring pandemi COVID-19, langkah ini bertujuan meminimalkan risiko kematian akibat COVID-19 pada perokok, terutama kaum muda.

Ketua IAKMI Tobacco Control Support Center Sumarjati Arjoso menegaskan, pandemi COVID-19 perlu jadi pertimbangan besar dalam penggarapan kenaikan harga rokok beserta segala tindak lanjutnya untuk petani tembakau.


Pasalnya, angka konsumsi rokok yang tercatat konsisten meroket sejak 2019 bersamaan dengan merayapnya kasus COVID-19 adalah hal berbahaya.


"Dalam kondisi pandemi, alangkah sedih prevalensi (masyarakat) merokok tidak menurun, malah meningkatkan risiko penyebaran COVID-19 terutama di kalangan anak-anak sehingga kita terancam untuk kehilangan bonus demografi," jelasnya dalam webinar "Implementasi Kenaikan Cukai Hasil Tembakau Tahun 2021 dan Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan serta Pengawasan" Selasa (2/2/2021).


Sumarjati mengingatkan, risiko kematian akibat COVID-19 lebih besar bagi perokok, terutama yang sudah memiliki gangguan jantung. Adalah berbahaya jika hal ini menimpa kaum muda yang seharusnya bisa menjadi potensi bonus demografi di masa mendatang.


Kepala Subbidang Cukai Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Sarno turut menjelaskan bahwa di samping amanah Undang-undang tentang cukai, kenaikan harga rokok ini bertujuan menekan angka prevalensi konsumsi rokok oleh remaja usia 10 - 18 tahun.

https://indomovie28.net/movies/the-hurricane-heist/