Jumat, 05 Februari 2021

Ini Perbedaan Harga Vaksin Sinovac Vs Pfizer, Mana yang Lebih Murah?

 Pemerintah telah menetapkan enam vaksin COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia. Penetapan keenam vaksin COVID-19 tersebut berada dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9860 Tahun 2020, termasuk di antaranya vaksin Sinovac dan Pfizer.

"Menetapkan jenis vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd, sebagai jenis vaksin COVID-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia," tulis keputusan tersebut, dikutip pada Minggu (6/12/2020).


Dikutip dari berbagai sumber, berikut harga vaksin Sinovac vs Pfizer.


Sinovac

Sebelum membahas soal harga vaksin sinovac vs Pfizer, kita bahas dulu soal vaksin Sinovac dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal China. CoronaVac adalah nama untuk vaksin COVID-19 Sinovac.


Ini adalah vaksin pertama yang berhasil didapatkan oleh pemerintah Indonesia dan dipakai untuk memulai program vaksinasi. Vaksin yang dibuat dengan teknologi inactivated virus alias memanfaatkan virus yang sudah dilemahkan.


Corporate Secretary PT Bio Farma, Bambang Heriyanto, pernah memprediksi harga vaksin Corona Sinovac sekitar Rp 200.000 per dosisnya.


"Produksi bulk dari Sinovac kami sudah coba hitung dan tujuannya tetap tidak memberatkan pemerintah. Kisarannya di Rp 200 ribu. Itu masih kisaran ya, mudah-mudahan bisa lebih murah lagi," kata Bambang beberapa waktu lalu.


Pfizer-BioNTech

Harga vaksin Sinovac vs Pfizer berbeda. Harga vaksin pfizer diprediksi berbagai sumber dijual dengan harga sekitar US$19,50 atau Rp 275.000 per dosis.


Vaksin COVID-19 Pfizer memiliki efektivitas 95 persen di hasil akhir uji klinis yang dilaporkan. Vaksin COVID-19 ini menggunakan teknologi baru mRNA dan perlu disimpan dalam suhu minus 70-80 derajat Celcius karena mudah degradasi.


Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech dibuat dengan teknologi messenger RNA (mRNA). Vaksin tidak mengandung virus hidup.


Tak cuma harga vaksin Sinovac vs Pfizer yang berbeda, cara penyimpanan kedua vaksin tersebut juga tak sama. Vaksin Sinovac, misalnya, bisa disimpan dalam suhu 2-8 derajat celcius sementara vaksin Pfizer harus disimpan di suhu minus 70-80 derajat Celcius karena mudah degradasi

https://tendabiru21.net/movies/no-stranger-than-love/


Soal 'Lockdown Akhir Pekan' di Sejumlah Daerah, Ini Pesan Epidemiolog UGM


Pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menanggapi banyaknya daerah yang memberlakukan lockdown saat akhir pekan nanti. Menurutnya, kebijakan itu harus dibarengi dengan penguatan tracing, testing dan treatment (3T) agar hasilnya maksimal.

"Kalau pengetatan di akhir pekan ini mau berhasil maka sebaiknya pengawasan dan 3T-nya juga diperkuat, karena jika hanya satu sisi saja maka tidak akan memberikan hasil yang signifikan," kata Pakar Epidemiologi UGM Bayu Satria melalui keterangan tertulis dari Humas UGM untuk wartawan, Jumat (5/2/2021).


Menurutnya, kondisi penyebaran COVID-19 saat ini memang sudah masif. Di mana salah satu cara menekan penyebaran dengan melakukan pembatasan mobilitas masyarakat.


"Karena virus SARS-CoV-2 ini menular terutama via kontak langsung yang dapat dicegah salah satunya dengan menjaga jarak berupa pengetatan, tentu saja masker juga jangan lupa," ujarnya.


Bayu melanjutkan, lockdown akan efektif bukan dilihat dari durasinya tetapi dilihat dari pelaksanaan di lapangan seberapa ketat dan ditunjang dengan 3T yang diperkuat secara masif. Salah satunya dapat dilakukan dengan melibatkan relawan.


Dia mencontohkan, sejumlah negara yang dinilai telah cukup berhasil dalam mengendalikan kasus COVID-19 seperti Taiwan, Korea Selatan, dan Selandia baru melakukan pengetatan di awal terutama di perbatasan disertai 3T yang sangat masif.


"Idealnya, pembatasan dilakukan dalam durasi 14 hari mengikuti masa inkubasi virus. Namun hal ini menurutnya juga perlu mempertimbangkan sejumlah aspek, terutama dari sisi ekonomi," ucapnya.

https://tendabiru21.net/movies/the-ninja-immovable-heart/

Hadapi Mutasi COVID-19, 'Oplosan' Vaksin Pfizer-AstraZeneca Diuji Coba

 Para ilmuwan di Inggris telah memulai uji coba untuk melihat kekebalan yang dihasilkan dari pencampuran dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca dan Pfizer dalam dua suntikan. Penelitian ini dilakukan untuk menghadapi varian baru COVID-19 yang telah banyak ditemukan.

Virus Corona terus bermutasi dan dikhawatirkan lebih cepat menular daripada jenis lainnya, termasuk varian Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.


Uji coba ini akan memeriksa respons imun dari dosis awal pemberian vaksin Pfizer yang diikuti oleh booster dari AstraZeneca, begitu pula sebaliknya, dengan interval 4 dan 12 minggu.


Matthew Snape, ahli vaksinasi Oxford yang memimpin uji coba, mengatakan hasil awal dapat menginformasikan penerapan vaksin pada paruh kedua tahun ini.


"Kami akan mendapatkan beberapa hasil, kami perkirakan, pada bulan Juni atau sekitar itu, yang akan menginformasikan penggunaan dosis di masyarakat umum," katanya dikutip dari Reuters.


Baik suntikan mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer dan Biontech dan vaksin vektor virus adenovirus yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca saat ini sedang disuntikkan pada warga Inggris, dengan jeda 12 minggu antara dua dosis vaksin yang sama.


Uji coba ini tidak akan menilai efikasi keseluruhan dari kombinasi suntikan, tetapi peneliti akan mengukur respon antibodi dan sel-T, serta memantau setiap efek samping yang tidak terduga.


Data awal tentang tanggapan kekebalan diharapkan dihasilkan sekitar bulan Juni.


Para peneliti Inggris di balik uji coba tersebut mengatakan bahwa data mengenai memvaksinasi orang dengan dua jenis vaksin Corona yang berbeda dapat membantu memahami apakah suntikan dapat diluncurkan dengan fleksibilitas yang lebih besar, dan bahkan mungkin meningkatkan kekebalan.


Para peneliti Inggris di balik uji coba tersebut mengatakan data mengenai memvaksinasi orang dengan dua jenis vaksin Corona yang berbeda dapat membantu pemahaman tentang apakah suntikan dapat dilakukan dengan lebih fleksibel di seluruh dunia.

https://tendabiru21.net/movies/nineteen-shh-no-imagining/


Ini Perbedaan Harga Vaksin Sinovac Vs Pfizer, Mana yang Lebih Murah?


Pemerintah telah menetapkan enam vaksin COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia. Penetapan keenam vaksin COVID-19 tersebut berada dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9860 Tahun 2020, termasuk di antaranya vaksin Sinovac dan Pfizer.

"Menetapkan jenis vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd, sebagai jenis vaksin COVID-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia," tulis keputusan tersebut, dikutip pada Minggu (6/12/2020).


Dikutip dari berbagai sumber, berikut harga vaksin Sinovac vs Pfizer.


Sinovac

Sebelum membahas soal harga vaksin sinovac vs Pfizer, kita bahas dulu soal vaksin Sinovac dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal China. CoronaVac adalah nama untuk vaksin COVID-19 Sinovac.


Ini adalah vaksin pertama yang berhasil didapatkan oleh pemerintah Indonesia dan dipakai untuk memulai program vaksinasi. Vaksin yang dibuat dengan teknologi inactivated virus alias memanfaatkan virus yang sudah dilemahkan.


Corporate Secretary PT Bio Farma, Bambang Heriyanto, pernah memprediksi harga vaksin Corona Sinovac sekitar Rp 200.000 per dosisnya.


"Produksi bulk dari Sinovac kami sudah coba hitung dan tujuannya tetap tidak memberatkan pemerintah. Kisarannya di Rp 200 ribu. Itu masih kisaran ya, mudah-mudahan bisa lebih murah lagi," kata Bambang beberapa waktu lalu.

https://tendabiru21.net/movies/go-away-mr-tumor/