Senin, 01 Maret 2021

Setahun Pandemi Corona, IDI: Gelombang Pertama COVID-19 RI Belum Usai

 Ketua tim mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut gelombang pertama Corona belum usai meski kasus COVID-19 belakangan melandai. Menurutnya, kondisi COVID-19 di Indonesia saat ini berada di tahap ketiga, apa artinya?

"Stage 3 yang masih berisiko, bed occupancy rate yang memang turun saat ini tapi untuk gejala sedang saja, di ruangan-ruangan ICU masih banyak pasien-pasien COVID-19 yang membutuhkan peralatan lebih banyak," tutur dr Adib Khumaidi, SpOT dalam konferensi pers IDI Senin (1/3/2021).


Selain itu, Adib menyoroti angka positivity rate di Indonesia masih tinggi. Hal ini menurutnya bisa berdampak pada angka kematian akibat COVID-19.


Maka dari itu, ia kembali menekankan, dampak penanggulangan dari pandemi Corona tidak hanya bisa dilihat dari penurunan kasus saja. Terlebih saat ini ada mutasi Corona baru mulai merebak di sejumlah negara.


Apakah vaksinasi Corona bisa membantu pandemi Corona di RI lebih cepat terkendali?

"Saat ni memang kita didukung oleh adanya pelaksanaan vaksin tapi apakah avaksin ini masih menjadi tolak ukur (terkendalinya) pandemi, kita bisa belum katakan seperti itu, karena belum ada data," bebernya.


Catatan IDI setahun pandemi Corona

dr Adib menyebut ada banyak masalah yang perlu segera dibenahi dalam penanganan pandemi Corona. Salah satunya soal integritas data.


"Kita tahu bahwa supply chain sistem tentang kebutuhan alat obat dan tentunya berkaitan dengan vaksin yang harus kita perbaiki ke depan, dan juga kemampuan anggaran," kata Adib.


Problem yang berkaitan dengan integrasi data, nah ini saya kira beberapa hal yang menjadi masalah yang harus diselesaikan ke depan. Di tahun 2021 ini upaya-upaya itu harus menjadi prioritas pemerintah," bebernya.


Ia menekankan, pandemi Corona saat ini tak bisa diselesaikan satu hingga dua bulan. Masih butuh hingga dua tahun lamanya agar COVID-19 terkendali.


"Kita belum mengalami penurunan dari gelombang pertama atau menurun darI puncak," tegasnya.

https://maymovie98.com/movies/the-gift/


Good Doctor Luncurkan Aplikasi, Ini Bedanya dengan Telemedis Lain


Good Doctor menggelar grand launch aplikasi layanan kesehatan terpadu dengan tema #GoodDoctorGoodIndonesia. Dengan memiliki aplikasi sendiri, Good Doctor menargetkan untuk menyediakan 1 dokter untuk setiap satu keluarga di Indonesia.


Seperti diketahui sebelumnya Good Doctor menjadi partner dalam layanan Grab Health yang tersedia di aplikasi Grab. Menurut Managing Director Good Doctor Indonesia, Danu Wicaksana, kerja sama dengan Grab akan terus berjalan, sementara peluncuran aplikasi ditargetkan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan layanan telemedis.


"Selama satu tahun terakhir kita memang dikenal di GrabHealth, kita ada dalam aplikasi mem-power GrabHealth. Tanggapannya baik, selama setahun terakhir kita memiliki jutaan user di sana. Hari ini kita punya aplikasi Good Doctor sebagai tambahan channel atau complementary GrabHealth," ujarnya dalam digital press conference, Senin (1/3/2021).


"Jadi kita akan terus berpartner dengan Grab menyediakan akses dalam aplikasi Grab. Dan terus bekerja sama dengan Grab dalam hal digital delivery, untuk pengantaran obat menggunakan Grab," imbuhnya.


Danu juga menjelaskan peluncuran aplikasi ditargetkan agar memberikan akses telemedis yang lebih luas lagi untuk masyarakat di penjuru Indonesia. Menurutnya, peluncuran aplikasi juga dimaksudkan untuk menjangkau visi Good Doctor, yaitu menyediakan satu dokter untuk setiap satu keluarga di Indonesia.


"Bedanya apa? Setelah kita amati dan analisa banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan askes layanan telemedis, baik dalam Grab maupun luar Grab. Jadi kita merasa peluncuran aplikasi ini adalah tujuannya dengan visi yang kita ingin capai, satu dokter untuk setiap keluarga Indonesia," ujarnya.


"Lalu bagaimana aplikasi ini bisa menjangkau masyarakat tidak hanya di kota besar, tapi juga di kabupaten, kecamatan, bahkan desa di seluruh indonesia. Sehingga visi yang kami punya akan lebih mudah tercapai beberapa tahun ke depan," imbuhnya.


Lebih lanjut ia menjelaskan meski layanan telemedis Good Doctor masih terbilang cukup muda, tapi sudah bermitra dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam pemberian akses digital maupun kesehatan ke masyarakat.

https://maymovie98.com/movies/little-forest/

Live Tidur Selama 5 Jam, Wanita Ini Dapat Uang Rp 42 Juta

 - Twitch salah satu platform media sosial populer yang kerap digunakan netizen untuk melakukan live streaming atau siaran langsung dengan beragam jenis kegiatan seperti nge-game, masak dan banyak lainnya.

Namun kali ini ada yang unik di mana baru-baru ini ada seorang streamer bernama Wang Yiming asal Taiwan bikin heboh.


Pasalnya berkat konten siaran langsung yang hanya tidur saja telah berhasil mendapatkan uang sebanyak USD 3.000 atau sekitar Rp 42 jutaan.


Wang adalah seorang mantan anggota grup pop China-Malaysia bernama AMOi-AMOi. Setelah grup tersebut dibubarkan, dia akhirnya bergabung ke Twitch.


Dilansir detIKINET dari Ubergizmo, Wang memulai streamingnya pada pukul lima sore. Dia langsung tidur dengan menggunakan masker mata.


Tepat pukul 10 malam Wang bangun, bila ditotal lima jam lamanya dirinya tertidur.


Aksi tersebut rupanya menjadi kontroversi, meski demikian konten tidurnya berhasil menarik perhatian ribuan penonton dengan puncaknya total mencapai 11.200 penonton secara bersamaan.


Tak hanya itu, ia juga berhasil mendapatkan USD 3.000 dari donasi dan pendapatan iklan. Itu membuatnya menjadi posisi teratas sebagai streamer di Taiwan karena tidur selama lima jam tersebut.


Meski ini hal ini aneh, rupanya konten ini disukai orang-orang apalagi mereka sampai memberikan donasi. Hal ini menunjukkan bahwa streaming langsung memang hal yang populer untuk dilakukan dan bisa dijadikan untuk mata pencarian.

https://maymovie98.com/movies/the-forest-4/


Setahun Pandemi Corona, IDI: Gelombang Pertama COVID-19 RI Belum Usai


Ketua tim mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut gelombang pertama Corona belum usai meski kasus COVID-19 belakangan melandai. Menurutnya, kondisi COVID-19 di Indonesia saat ini berada di tahap ketiga, apa artinya?

"Stage 3 yang masih berisiko, bed occupancy rate yang memang turun saat ini tapi untuk gejala sedang saja, di ruangan-ruangan ICU masih banyak pasien-pasien COVID-19 yang membutuhkan peralatan lebih banyak," tutur dr Adib Khumaidi, SpOT dalam konferensi pers IDI Senin (1/3/2021).


Selain itu, Adib menyoroti angka positivity rate di Indonesia masih tinggi. Hal ini menurutnya bisa berdampak pada angka kematian akibat COVID-19.


Maka dari itu, ia kembali menekankan, dampak penanggulangan dari pandemi Corona tidak hanya bisa dilihat dari penurunan kasus saja. Terlebih saat ini ada mutasi Corona baru mulai merebak di sejumlah negara.


Apakah vaksinasi Corona bisa membantu pandemi Corona di RI lebih cepat terkendali?

"Saat ni memang kita didukung oleh adanya pelaksanaan vaksin tapi apakah avaksin ini masih menjadi tolak ukur (terkendalinya) pandemi, kita bisa belum katakan seperti itu, karena belum ada data," bebernya.


Catatan IDI setahun pandemi Corona

dr Adib menyebut ada banyak masalah yang perlu segera dibenahi dalam penanganan pandemi Corona. Salah satunya soal integritas data.


"Kita tahu bahwa supply chain sistem tentang kebutuhan alat obat dan tentunya berkaitan dengan vaksin yang harus kita perbaiki ke depan, dan juga kemampuan anggaran," kata Adib.

https://maymovie98.com/movies/the-forest-3/