Rabu, 31 Maret 2021

4 Manfaat Sehat Membiarkan Rambut Kemaluan Tak Dicukur

 Mencukur rambut kemaluan merupakan pilihan dan keputusan masing-masing orang. Hanya saja, para ahli merasa bahwa mencukur rambut kemaluan sering kali disalahartikan sebagai salah satu cara menjaga kebersihan.

Padahal, rambut kemaluan memiliki fungsi, lho. Area kemaluan merupakan area paling sensitif pada tubuh manusia yang rentan terkena ruam dan gatal-gatal. Umumnya, masalah-masalah tersebut muncul karena adanya gesekan.


Hal itu lah yang membuat area kemaluan menjadi mudah terkena infeksi. Oleh sebab itu, para ahli menyarankan agar kamu menghindari mencukur rambut kemaluan. Dikutip dari Times of India, berikut 4 alasan mengapa rambut kemaluan tidak disarankan untuk dicukur.


1. Melindungi dari bakteri

Rambut kemaluan berfungsi sebagai penghalang bakteri penyebab infeksi. Selain itu, rambut kemaluan juga dapat melindungi kamu dari bakteri patogenik dan debu yang bisa masuk ke dalam kemaluan. Sehingga, kamu disarankan untuk tidak mencukurnya hingga habis dan meninggalkan sedikit rambut sisa untuk mencegah vagina mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.


2. Gatal-gatal

Meski di awal setelah mencukur kamu merasa area kemaluan menjadi lebih bersih dan lembut, dalam beberapa hari kamu mungkin saja akan mengalami gatal-gatal, lho. Pasalnya, rambut halus yang baru tumbuh nantinya akan menyebabkan kamu merasa gatal yang bisa membuat kamu menjadi tidak nyaman.


3. Menjaga suhu vagina

Sama seperti bagian tubuh lainnya, area rambut kemaluan juga rentan terhadap keringat. Di sini, rambut kemaluan berfungsi untuk menyerap keringat dan mengatur kelembapan serta suhu di sekitar area vagina untuk mencegah area kemaluan menjadi terlalu lembap.


4. Mengurangi risiko penyakit menular seksual

Meski mencukur rambut kemaluan bukan berarti kamu akan benar-benar terhindar dari penyakit menular seksual, rambut kemaluan dapat membantu menyaring bakteri dan infeksi berbahaya lainnya, lho. Dengan demikian, kamu bisa menghindari terjadinya kontak langsung bakteri dengan kulit. Menjaga kebersihan rambut dan area kemaluan juga bisa mencegah terjadinya berbagai infeksi.

https://nonton08.com/movies/street-scene/


Tak Usah Pilih-pilih, Efek Samping AstraZeneca Tak Lebih Berat dari Vaksin Lain


Pemberian vaksin AstraZeneca di Sulawesi Utara (Sulut) sempat dihentikan sementara. Hal ini lantaran para peserta vaksinasi mengaku mengalami efek samping seperti demam, sakit kepala, dan menggigil usai disuntik.

Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan efek samping tersebut masih tergolong biasa yang memang bisa terjadi usai disuntik vaksin AstraZeneca.


"Sebanyak kurang lebih 1 sampai 10 persen penerima vaksin dari uji klinis, demam di atas 38 derajat Celcius serta adanya bengkak dan rasa sakit di tempat suntikan adalah efek samping yang biasa ditemukan pada penyuntikan vaksin AstraZeneca," kata Nadia dalam konferensi pers, Selasa (30/3/2021).


Nadia juga menegaskan vaksin AstraZeneca lebih besar manfaatnya dibandingkan risikonya sehingga masyarakat tak perlu ragu untuk mendapatkan vaksin. Selain di Sulut, belum ada laporan KIPI yang dilaporkan di daerah lain penerima vaksin AstraZeneca.


"Tidak usah ragu-ragu untuk divaksinasi, tidak usah memilih-milih vaksin, pemerintah akan memprioritaskan jenis vaksin yang aman dan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh berdasarkan rekomendasi para ahli," jelas Nadia.


Adapun efek samping yang dilaporkan selama uji klinis vaksin AstraZeneca yang tercantum di laman GOV.UK yakni:


Sangat umum (mempengaruhi lebih dari 1 dari 10 orang)

Nyeri, gatal, dan rasa panas di area suntikan

Merasa tidak enak badan

Menggigil atau demam

Sakit kepala

Mual

Nyeri sendi atau nyeri otot

Umum (dirasakan 1 dari 10 penerima)

Bengkak, kemerahan, dan benjolan di area suntikan

Demam

Muntah atau diare

Radang tenggorokan

Pilek atau batuk

Menggigil

https://nonton08.com/movies/street/

Minum Kafein Saat Hamil, Bolehkah? Begini Faktanya

 Saat masa kehamilan, menjaga pola makan merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Salah satunya adalah dengan menjaga asupan kafein.

Tak hanya terkandung dalam kopi, kafein juga dapat ditemukan dalam minuman ringan lainnya, seperti teh dan minuman berenergi. Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), batasan jumlah kafein yang diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh wanita hamil adalah tidak lebih dari 300 miligram per hari.


Mengonsumsi kafein berlebihan pada masa kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan janin. Sebab, pada masa kehamilan, proses metabolisme kafein dalam darah akan melambat secara signifikan.

https://nonton08.com/movies/society/


"Beberapa studi observasi menunjukkan bahwa kelebihan asupan kafein dapat dikaitkan dengan kelahiran prematur, lahir mati, berat badan lahir rendah, dan terhambatnya pertumbuhan," tulis WHO, dikutip dari HaiBunda.


Oleh sebab itu, bagi para wanita yang saat ini sedang hamil disarankan untuk mengurangi asupan kafeinnya. Dengan demikian, ibu bisa mencegah sang buah hati lahir dalam keadaan berat badan rendah serta bisa mengurangi risiko keguguran.


Dalam laporan terbaru yang diterbitkan oleh JAMA Network Open, bahkan mengonsumsi sedikit kafein juga dapat mempengaruhi berat si kecil saat lahir nanti.


Sudi yang melibatkan sebanyak 2.000 orang wanita di 12 lokasi klinis di Amerika Serikat itu melaporkan, ibu yang mengonsumsi rata-rata 50 miligram kafein setiap harinya akan melahirkan bayi dengan berat 2,3 ons lebih ringan dibandingkan bayi yang lahir dari ibu yang tidak mengonsumsi kafein sama sekali.


Para wanita hamil yang menjadi sampel diminta untuk memperkirakan asupan kafein yang dikonsumsi setiap harinya. Lebih lanjut, mereka juga melakukan tes darah pada trimester pertama guna melihat kadar kafein yang dicerna.


Disebutkan, wanita hamil yang terlibat dalam penelitian mengaku minum kafein sebanyak 200 miligram atau kurang setiap harinya. Secara keseluruhan, wanita yang mengonsumsi kafein dalam kadar yang tinggi melahirkan bayi dengan berat sekitar 3 ons lebih ringan, 0,17 inci lebih pendek, dan 0,11 inci lebih kecil di sekitar kepala, dan sekitar 0,13 inci lebih kecil di lingkar paha daripada bayi yang dilahirkan wanita dengan konsumsi kafein rendah saat hamil.


Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil studi tersebut menemukan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah kecil sekalipun dapat berdampak pada berat lahir bayi. Hanya saja, hal ini bukan berarti studi tersebut bisa dijadikan sebagai patokan rekomendasi konsumsi kafein saat hamil.


Menurut Diana Spalding, CNM, Direktur Motherly's Health and Wellness, sulit untuk menentukan rekomendasi kafein bagi ibu hamil jika hanya berdasarkan satu studi saja. Pasalnya, berat badan rendah saat lahir tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja.


Lalu, masih bolehkah ibu hamil mengonsumsi kafein selama masa kehamilan? Bagaimana pengaruh kafein terhadap kesehatan janin?


KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA

https://nonton08.com/movies/street-society/