Saat masa kehamilan, menjaga pola makan merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Salah satunya adalah dengan menjaga asupan kafein.
Tak hanya terkandung dalam kopi, kafein juga dapat ditemukan dalam minuman ringan lainnya, seperti teh dan minuman berenergi. Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), batasan jumlah kafein yang diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh wanita hamil adalah tidak lebih dari 300 miligram per hari.
Mengonsumsi kafein berlebihan pada masa kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan janin. Sebab, pada masa kehamilan, proses metabolisme kafein dalam darah akan melambat secara signifikan.
https://nonton08.com/movies/society/
"Beberapa studi observasi menunjukkan bahwa kelebihan asupan kafein dapat dikaitkan dengan kelahiran prematur, lahir mati, berat badan lahir rendah, dan terhambatnya pertumbuhan," tulis WHO, dikutip dari HaiBunda.
Oleh sebab itu, bagi para wanita yang saat ini sedang hamil disarankan untuk mengurangi asupan kafeinnya. Dengan demikian, ibu bisa mencegah sang buah hati lahir dalam keadaan berat badan rendah serta bisa mengurangi risiko keguguran.
Dalam laporan terbaru yang diterbitkan oleh JAMA Network Open, bahkan mengonsumsi sedikit kafein juga dapat mempengaruhi berat si kecil saat lahir nanti.
Sudi yang melibatkan sebanyak 2.000 orang wanita di 12 lokasi klinis di Amerika Serikat itu melaporkan, ibu yang mengonsumsi rata-rata 50 miligram kafein setiap harinya akan melahirkan bayi dengan berat 2,3 ons lebih ringan dibandingkan bayi yang lahir dari ibu yang tidak mengonsumsi kafein sama sekali.
Para wanita hamil yang menjadi sampel diminta untuk memperkirakan asupan kafein yang dikonsumsi setiap harinya. Lebih lanjut, mereka juga melakukan tes darah pada trimester pertama guna melihat kadar kafein yang dicerna.
Disebutkan, wanita hamil yang terlibat dalam penelitian mengaku minum kafein sebanyak 200 miligram atau kurang setiap harinya. Secara keseluruhan, wanita yang mengonsumsi kafein dalam kadar yang tinggi melahirkan bayi dengan berat sekitar 3 ons lebih ringan, 0,17 inci lebih pendek, dan 0,11 inci lebih kecil di sekitar kepala, dan sekitar 0,13 inci lebih kecil di lingkar paha daripada bayi yang dilahirkan wanita dengan konsumsi kafein rendah saat hamil.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil studi tersebut menemukan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah kecil sekalipun dapat berdampak pada berat lahir bayi. Hanya saja, hal ini bukan berarti studi tersebut bisa dijadikan sebagai patokan rekomendasi konsumsi kafein saat hamil.
Menurut Diana Spalding, CNM, Direktur Motherly's Health and Wellness, sulit untuk menentukan rekomendasi kafein bagi ibu hamil jika hanya berdasarkan satu studi saja. Pasalnya, berat badan rendah saat lahir tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja.
Lalu, masih bolehkah ibu hamil mengonsumsi kafein selama masa kehamilan? Bagaimana pengaruh kafein terhadap kesehatan janin?
KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar