Sabtu, 20 Maret 2021

Hakim Amerika Anggap Blacklist Xiaomi Sembarangan

  Blacklist Xiaomi yang dijatuhkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah dibatalkan oleh Rudolph Contreras di pengadilan US District Court for the District of Columbia. Rudolph menyebut blacklist itu dijatuhkan tanpa alasan yang jelas alias sembarangan.

Seperti diberitakan, Departemen Pertahanan saat pemerintah AS masih dipimpin presiden Donald Trump, menambahkan Xiaomi dalam daftar blacklist. Investor yang terlanjur menanamkan uangnya diminta segera menariknya dengan deadline yang ditetapkan.


Wall Street Journal melaporkan alasan sebenarnya pencekalan Xiaomi adalah karena penghargaan yang diterima pendirinya Lei Jun oleh Kementerian Industri dan Informasi Teknologi China (MIIT) yang dituding sebagai badan pemerintah pengatur 'fusi sipil-militer' China.


Namun dalam keputusannya, hakim Contreras mengatakan 500 pebisnis China lain menerima penghargaan yang sama, termasuk yang sama sekali tidak berhubungan dengan teknologi.


"Termasuk pemimpin perusahaan susu bubuk bayi, produsen merek saus terkenal dan produk anggur," katanya, seperti dikutip detikINET dari Financial Times.


Dengan demikian, blacklist karena Lei Jun menerima penghargaan itu merupakan bukti yang lemah. "Secara jelas ada kekurangan bukti substansial untuk mendukung temuan bahwa Xiaomi merupakan perusahaan militer komunis China," tambah dia.


Kemudian jika blacklist dijatuhkan, bisa menimbulkan kerugian besar bagi bisnis dan reputasi Xiaomi padahal tidak ada bukti yang jelas bahwa perusahaan ini merupakan ancaman keamanan nasional bagi AS.


"Xiaomi meyakini bahwa keputusan untuk menjadikan kami sebagai perusahaan militer China adalah sewenang-wenang dan hakim setuju dengan kami. Xiaomi berencana untuk meminta pengadilan mendeklarasikan hal itu sebagai tanpa dasar hukum dan secara permanen menghapus tuduhan itu," kata juru bicara Xiaomi menanggapi keputusan itu.

https://nonton08.com/movies/the-house-of-red-and-white/


Pencarian 'Insomnia' di Google Naik Dratis saat Pandemi


Pencarian 'insomnia' di Google naik drastis setelah datangnya pandemi COVID-19. Apakah kamu salah satu orang yang mencari kata kunci tersebut dan mengalaminya?

dr Andreas Prasadja RPSGT dari Snoring & Sleep Disorder Clinic, RS Mitra Kemayoran mengatakan dalam acara Menyambut Hari Tidur Sedunia (World Sleep Day) 2021 dari Royal Philips, bahwa kerja di rumah dengan lingkungan yang monoton menjadi salah satu pencetus masalah ini saat pandemi.


"Kerja di rumah dengan lingkungan dan aktivitas yang begitu-begitu saja, akan banyak muncul gangguan-gangguan tidur. Buktinya, pencarian Google untuk kata 'insomnia' selama pandemi meningkat menurut Journal of Clinical Sleep Medicine. Simpelnya, banyak orang nggak bisa tidur selama pandemi." ujarnya, Selasa (16/3/2021).


Peningkatan pencarian kata 'insomnia' di Google ini pun meningkat tajam dibandingkan tahun 2019, pada 2020 kenaikannya mencapai 58%. Biasanya orang mencari kata 'insomnia' paling tinggi pukul 24.00-04.00.


"Padahal kesehatan tubuh berkaitan dengan sistem imun kita. Gangguan tidur bisa meningkatkan reaksi peradangan dalam tubuh," ungkap dr Andreas.

https://nonton08.com/movies/hit-and-run-2/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar