Bagi para pasangan yang rutin berhubungan seks, variasi bercinta yang itu-itu saja sering kali membuat suasana bercinta menjadi terasa membosankan. Meski telah mencoba foreplay dan 'pemanasan' lainnya sebelum bercinta, posisi yang dipilih tetap memiliki peran penting.
Padahal, terdapat banyak variasi bercinta yang bisa dicoba oleh para pasangan, lho. Dikutip dari laman Times of India, berikut 3 variasi bercinta yang bisa para pasangan coba agar sesi bercinta terasa lebih 'panas' tidak lagi membosankan.
1. Lotus
Pada posisi seks ini, pria bisa duduk bersilang, sedangkan wanita duduk di pangkuannya menghadap pria dengan kaki yang dilingkarkan ke tubuh pria. Saat penetrasi, pria bisa memulainya secara perlahan.
Selain tidak membosankan, posisi ini cocok bagi para pasangan yang ingin membangun keintiman lebih dalam lagi. Sebab, keduanya akan sering terlibat dalam kontak mata yang intens, berpelukan, dan mencium satu sama lain.
2. Standing-doggie style
Variasi standing-doggie style merupakan variasi modifikasi dari doggy style. Akan tetapi, pada posisi ini pasangan berhubungan seks sambil berdiri. Wanita bisa berdiri, melebarkan kakinya, dan membungkukkan sedikit tubuhnya, sementara itu pria akan memulai penetrasi dari belakang.
Posisi ini juga menawarkan penetrasi mendalam bagi pasangan yang ingin mencobanya.
3. Tub fun
Sedang stres dan ingin melepaskan rasa penat tersebut dengan bercinta? Alih-alih mencoba posisi seks yang itu-itu saja dan cenderung membosankan, kamu bisa mengajak pasanganmu mencoba variasi tub fun, yakni variasi di mana kamu dan pasangan bercinta di bathtub.
Wanita dapat duduk di bathtub dan melebarkan kakinya, sedangkan pria akan melakukan penetrasi dari atas. Karena variasi ini dilakukan di kamar mandi, kamu juga bisa mencoba bercinta sambil menyalakan shower, sehingga suasana menjadi semakin seru dan kamu dapat melepaskan stres serta suasana hati menjadi lebih tenang
https://nonton08.com/movies/second-chance-5/
Vaksinasi di Indonesia Tembus 10 Juta Dosis, Ini Kata Menkes & Ahli
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap Indonesia telah melakukan penyuntikan vaksinasi kepada lebih dari 10 juta sasaran pada Jumat (26/3). Ia menyebutkan data tersebut menempatkan Indonesia dalam posisi 4 besar negara bukan produsen yang berhasil melakukan penyuntikan di atas 10 juta.
Ia pun mengatakan laju penyuntikan vaksin di Indonesia saat ini telah mencapai 500.000 suntikan per hari.
"Kita sudah tembus 10 juta penyuntikan Jumat lalu. Dengan capaian ini, Indonesia masuk dalam posisi 4 besar negara di dunia yang bukan produsen vaksin, tapi tertinggi dalam melakukan penyuntikan. Kita di bawah Jerman, Turki, dan Brasil dan berhasil melampaui Israel dan Perancis. Ini sebuah kabar gembira," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Selasa (30/3/2021).
Budi juga mengatakan vaksin COVID-19 telah menjadi isu geopolitik yang membuat negara-negara di seluruh dunia saling berebut untuk mendapatkan vaksin. Oleh sebab itu, lanjutnya, vaksin yang tersedia menurutnya adalah vaksin yang terbaik untuk digunakan.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia, Budi meminta agar pemerintah dapat mengombinasikan penggunaan berbagai macam merek vaksin COVID-19. Ia menilai, tak ada satu pun produsen vaksin di dunia ini yang dapat memenuhi seluruh permintaan negara-negara besar seperti Indonesia.
Meski demikian, Budi mengatakan Indonesia beruntung karena sudah menjalin kerja sama dengan 4 produsen vaksin, yaitu Sinovac, Astrazeneca, Novavax, dan Pfizer.
"Kamis kemarin (25/3), kita menerima tambahan 16 juta dosis vaksin asal Sinovac. Secara keseluruhan, kita telah menerima 57,6 juta dosis vaksin, termasuk yang dari AstraZeneca melalui mekanisme COVAX. Ketersediaan vaksin menjadi sangat penting dalam menjaga kelancaran program vaksinasi pemerintah," kata Budi.
Budi pun mengungkap saat ini sejumlah negara di Eropa dan Asia kembali mengalami lonjakan kasus COVID-19. Ia menambahkan, penambahan kasus ini disebabkan adanya jenis virus mutasi baru, yang juga sudah masuk ke Indonesia sejak awal tahun ini, serta mobilitas yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar