Kamis, 25 Maret 2021

Dewa Kipas Garang di Online, Memble di Offline

 - Dewa Kipas punya akurasi tinggi dan konsisten saat bermain catur online di platform chess.com. Akan tetapi berbeda halnya saat bertanding melawan Irene Kharisma Sukandar, Dewa Kipas banyak melakukan blunder.

Salah satu polemik dalam sensasi Dewa Kipas adalah akurasi bidak caturnya yang sangat tinggi saat berlaga chess.com. Hal itu pula yang jadi sorotan GothamChess alias Levy Rozman usai kalah darinya dan kemudian juga oleh Percasi dan pihak lainnya.


Pada intinya, sebelum tanggal 22 Februari, Dewa Kipas memiliki grafik naik turun, kadang main bagus, kadang kurang bagus. Nah, grafik naik turun adalah manusiawi dan wajar serta terjadi pada semua pemain termasuk Grand Master Irene Kharisma Sukandar dan Susanto Megaranto.


Namun setelah 22 Februari, grafiknya menjadi anomali dengan selalu konsisten bermain bagus. Grafiknya di atas terus dengan akurasi tertinggi mencapai 95%.


Nah, di sinilah banyak pihak mempertanyakan bagaimana Dewa Kipas punya permainan yang stabil di atas 90% dari 22 Februari sampai akhirnya diblokir pada 2 Maret oleh Chess.com yang melakukan investigasi.

https://movieon28.com/movies/veronika-decides-to-die/


Dalam pertandingan sesungguhnya, Dewa Kipas tidak mampu menunjukkan kemampuan yang sama seperti saat bermain online, bahkan jauh di bawah. "Jadi Irene Sukandar telah mengalahkan Dewa Kipas 3-0. Akurasinya (Dewa Kipas) kurang dari 40% di game tersebut. Lebih dari sejuta orang menonton pertandingannya," kicau GothamChess, seperti dilihat Selasa (23/3/2021).


Banyak blunder pun dilakukan oleh Dewa Kipas. Game pertama dimenangkan Irene setelah Dewa Kipas melakukan blunder yang memberi kesempatan kepada grandmaster Indonesia memakan gajah petak hitam tanpa pertukaran. Irene lebih leluasa membangun strategi serangan setelah dia berhasil membuka jalur di area raja Dewa Kipas.


Blunder kedua dilakukan Dadang ketika dirinya terlalu lama menghabiskan waktu saat memikirkan langkah selanjutnya dari kuda yang diancam oleh pion milik Irene di game kedua. Kesempatan untuk menghindar tidak dipergunakan secara maksimal, karena Dadang justru melakukan ancaman kepada menteri Irene.


Keputusan memindahkan kuda telat dilakukan oleh Dadang, dan sekali lagi memberikan Irene kesempatan untuk menjalankan strategi menyerangnya melalui gajah petak hitam, diteruskan pion yang maju ke arah raja Dadang, dan berakhir skak menggunakan menteri.


Selanjutnya pada game ketiga, Dadang kembali melakukan blunder setelah kurang tepat memindahkan posisi menteri yang membuat Irene mendapatkan pertukaran yang setimpal dari gajah dan benteng.


Grandmaster catur Indonesia, Susanto Megaranto mengungkapkan kesalahan Dewa Kipas yang sering dilakukan dari game pertama hingga ketiga yaitu efektivitas dari gajah kurang dimanfaatkan secara maksimal.


"Yang bermasalah bagi Pak Dadang yaitu perwira gajah, kekurangannya gajah C8 tidak jalan-jalan dan diulang lagi sampe tiga kali hingga partai ketiga ini. Mungkin karena gaya mainnya Caro Kann, identik dengan kuda, kalo agresif lebih suka gajah," kata Susanto.

https://movieon28.com/movies/tell-me-how-i-die/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar