Laju vaksinasi COVID-19 di Indonesia dikhawatirkan berjalan lambat lantaran gagal mencapai target 1 juta suntikan per hari. Kementerian Kesehatan menyebut ini karena terbatasnya ketersediaan dosis vaksin dan ketidakpercayaan masyarakat pada COVID-19.
"Kita melihat bahwa masih ada 36 persen masyarakat yang tidak yakin dengan COVID-19, sejalan dengan studi yang dijalankan Balitbangkes pada Juli 2020," ujar juru bicara vaksinasi COVID-19, Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi dalam webinar, Selasa (23/3/2021).
Menurutnya, angka ini amat disayangkan lantaran Indonesia masih dihantui tingkat kematian yang tinggi akibat COVID-19 dengan angka hampir menyentuh 40.000 per hari ini.
Nadia mengatakan masalah selanjutnya tak lain karena keterbatasan vaksinator. Ia menyebut setiap puskesmas hanya bisa menyediakan 50 sampai 150 suntikan dosis per hari. Sedangkan rumah sakit 300 sampai 400 per hari.
Mengatasi kendala tersebut, pemerintah mengupayakan pengadaan sentra vaksinasi dengan kapasitas layanan 2.000 sampai 3.000 suntikan per hari tergantung jumlah vaksinator tersedia.
Untuk mencapai herd immunity, vaksinasi perlu dilakukan kepada 70 persen dari populasi. Jika 36 persen disebut tak percaya COVID dan tak bersedia disuntik, pemerintah diasumsikan bisa 'gas' penyuntikan vaksin kepada sisa 64 persen untuk mencapai herd immunity secepat mungkin.
Nadia menegaskan upaya melindungi masyarakat dari bahaya pandemi harus dilakukan secara maksimal. Meski 64 persen masyarakat bisa diprioritaskan untuk menerima vaksin, tak berarti 36 persen sisanya bisa ditinggalkan begitu saja.
"Kita berikan tentunya yang terbaik untuk masyarakat, termasuk melindungi mereka dari sakit. Dengan tidak divaksin, berarti tidak memberikan perlindungan pada warga negara," ujar Nadia lebih lanjut pada detikcom.
Berdasarkan data terakhir dari Kemenkes, per Selasa (23/3/2021), vaksin COVID-19 dosis pertama telah diberikan kepada 5.978.251 orang, mencakup SDM kesehatan, petugas publik, dan lansia.
Sedangkan dosis 2 telah diberikan kepada 2.709.545 orang.
Ditargetkan, vaksin COVID-19 di Indonesia akan diberikan kepada 181.554.465 orang.
https://kamumovie28.com/movies/the-cure/
Satgas: Kejenuhan Jadi Penyebab Kasus Positif Corona dan Kematian Naik Lagi
Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkap perkembangan kasus Corona mingguan di Indonesia per tanggal 21 Maret 2021. Kasus positif dan jumlah kematian akibat COVID-19 kembali mengalami kenaikan selama seminggu terakhir.
Wiku mengatakan kemungkinan ini terjadi karena sejumlah masyarakat telah merasa jenuh dengan penanganan COVID-19.
"Beberapa daerah mungkin sudah mulai sudah merasa jenuh dengan rutinitas penanganan COVID-19. Untuk itu saya berpesan mari kita bangkit dan mempertahankan semangat penanganan COVID-19 karena semangat kita adalah nyawa bagi mereka," ucap Wiku dalam konferensi pers BNPB, Selasa (23/3/2021).
Sebelumnya, Wiku menjelaskan untuk pertama kalinya kasus positif Corona di Indonesia mengalami kenaikan setelah empat minggu berturut-turut mengalami penurunan.
DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Tengah menjadi provinsi yang paling banyak mengalami kenaikan kasus positif.
"Secara nasional untuk pertama kalinya mengalami kenaikan setelah empat minggu berturut-turut mengalami penurunan. Kenaikan sebesar 2,3 persen ini, meskipun angkanya kecil namun tetaplah kenaikan kasus baru yang seharusnya dapat kita jaga untuk selalu turun," ujarnya.
Kemudian, Wiku mengatakan jumlah kasus kematian COVID-19 juga mengalami peningkatan yang lebih besar dibanding minggu lalu.
"Di minggu ini kasus kematian baru mengalami kenaikan 10 persen. Lebih besar dari minggu lalu yang naik sebesar 5,45 persen," ucap Wiku.
"Kenaikan ini dikontribusikan dari lima provinsi dengan kasus kematian baru tertinggi, yaitu dua di antaranya berasal dari Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur, Banten, Lampung, Sulawesi Tengah dan Jambi," lanjutnya.
Sementara itu, angka kesembuhan masih mengalami penurunan. Menurut Wiku sudah enam minggu secara berturut-turut jumlah pasien sembuh dari COVID-19 mengalami penurunan.
"Di minggu ini jumlah kasus sembuh baru mengalami penurunan sebesar 0,7 persen. Meskipun penurunannya kecil, namun seharusnya kasus sembuh baru harus dapat terus meningkat jumlahnya setiap minggu," jelasnya.
Oleh karena itu, Wiku mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah dalam penanganan COVID-19. Tetap patuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, rutin mencuci tangan, dan menjauhi kerumunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar