Jumat, 19 Maret 2021

Satgas Sebut Perlu Studi Sebelum Sertifikat Vaksinasi Jadi Syarat Perjalanan

  Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyinggung soal sertifikat vaksin COVID-19 dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI. Sertifikat tersebut rencananya akan dijadikan sebagai salah satu syarat untuk melakukan perjalanan, tanpa menunjukkan bukti tes COVID-19.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan bahwa sertifikasi vaksinasi COVID-19 jadi syarat perjalanan itu masih wacana.


"Sampai dengan saat ini, hal tersebut masih merupakan wacana," jawab Prof Wiku dalam konferensi pers di BNPB, Kamis (18/3/2021).


"Pada prinsipnya, masih harus dilakukan studi tentang efektivitas vaksin dalam menciptakan kekebalan individu pada mereka yang telah divaksinasi," jelasnya.


Menurut Prof Wiku, jika sertifikat vaksin COVID-19 itu dikeluarkan tanpa adanya studi yang jelas, penularan virus dari orang yang memilikinya akan terus berlanjut selama melakukan perjalanan.


"Apabila sertifikasi tersebut dikeluarkan tanpa adanya studi yang membuktikan bahwa kekebalan individu telah tercipta, maka pemegang sertifikat tersebut memiliki potensi tertular atau menularkan virus covid-19 selama melakukan perjalanan," pungkasnya.


Perlu diketahui setelah divaksin COVID-19 kekebalan tubuh tidak bisa langsung segera terbentuk. Hal itu membuat orang yang sudah divaksin masih berisiko terpapar dan tertular virus Corona.


Kita perlu pahami meskipun kita sudah divaksinasi COVID kita masih memiliki risiko untuk terpapar dan tertular virus COVID-19," kata Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi beberapa waktu lalu.


Maka dari itu, pasca menerima vaksin COVID-19 protokol kesehatan harus tetap dijalankan dengan baik agar tetap terjaga dari ancaman virus Corona.

https://trimay98.com/movies/montreux-comedy-festival-la-boum/


Satgas Sebut Perlu Studi Sebelum Sertifikat Vaksinasi Jadi Syarat Perjalanan


Kontingen bulu tangkis Indonesia tidak bisa mengikuti turnamen All England 2021 karena satu pesawat dengan orang yang terinfeksi virus COVID-19. Turnamen itu akan dilaksanakan pada 13-21 Maret di Birmingham, Inggris.

"Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) dan Badminton Inggris dapat mengonfirmasi bahwa sejumlah pemain dan anggota tim dari Indonesia telah dihubungi oleh layanan Tes dan Penelusuran National Health Service (NHS) Pemerintah Inggris dan diharuskan untuk mengisolasi diri dengan segera," kata BWF pada laman resminya, Kamis (18/3).


"Sesuai dengan persyaratan pemerintah Inggris, seluruh tim akan mengisolasi diri selama 10 hari sejak tanggal penerbangan masuk setelah seseorang yang melakukan perjalanan dalam pesawat dinyatakan positif COVID-19," lanjutnya.


Pesawat, memang termasuk ke dalam tempat berisiko tinggi penularan COVID-19. Hal itu dikarenakan penularan virus Corona dapat terjadi lewat paparan udara atau airborne.


Selain saat di pesawat, berikut aktivitas tinggi risiko COVID-19.


1. Naik pesawat

Dr Sandra Kesh mengatakan perjalanan pesawat sebaiknya tidak boleh dilakukan dahulu kecuali dalam keadaan mendesak karena risiko paparan COVID19 pada pesawat tergolong tinggi. Hali ini dikarenakan dalam pesawat, penularan lewat airbone atau udara lebih tinggi.


"Saat Anda duduk di pesawat menunggu pesawat lepas landas, tidak ada pergerakan udara. Jika Anda menyalakan kipas di atas kepala, itulah satu-satunya udara yang bergerak. Ini adalah lingkungan yang benar-benar luar biasa bagi satu orang untuk berpotensi menularkan COVID-19 ke seluruh penumpang pesawat," kata Kesh.

https://trimay98.com/movies/the-party/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar