Jumat, 09 April 2021

Mudik Resmi Dilarang, Begini Mengatasi Homesick Agar Tak Ganggu Kejiwaan

 Pemerintah resmi melarang mudik Lebaran 2021. Terhitung sudah dua tahun pemerintah tidak membolehkan mudik sebagai salah satu upaya untuk menekan penyebaran virus Corona.

Psikolog klinis Veronica Adesla mengatakan tidak mudik bisa menyebabkan seseorang merasa kesepian, kehilangan, rasa kecewa dan homesick. Namun tidak selalu perasaan ini akan mempengaruhi kondisi kejiwaan.


"Justru jadi homesick karena nggak bisa memenuhi keinginan pulang ke kampung. Mempengaruhi kondisi kejiwaan sih tidak tapi tentu ada rasa kecewa, sedih, walaupun memang kebijakan ini dibuat untuk kepentingan kita bersama.


Homesick bisa menjadi pemicu stres saat seseorang memiliki ekspektasi untuk pulang, namun tidak tercapai sehingga timbul rasa kecewa yang besar. Jika tidak tertangani dan tidak disikapi dengan baik, perasaan ini akan membuncah dan menjadi besar sehingga bisa berdampak pada kondisi mental seseorang.


Jika kondisi ini sudah terjadi selama beberapa minggu dan tetap berlarut dalam emosi yang negatif, bukan tidak mungkin mereka yang merasa homesick akan terganggu kejiwaannya.


"Jadi dicari solusinya, alternatifnya. Banyak cara untuk mengekspresikan kerinduan kita kepada keluarga. Bisa dengan mengirim makanan ke kampung atau video call dengan keluarga di rumah. Sekarang kan sudah sangat modern ya," papar Vero.


Untuk mengurangi rasa stres, bisa juga melakukan aktivitas yang produktif seperti menulis, menggambar, memasak, atau hobi lain untuk mengusir rasa bosan. Menjalani hobi yang sudah lama tidak ditekuni atau melakukan kegiatan baru dan fokus menjalaninya bisa mengatasi rasa stres saat tidak bisa mudik.

https://trimay98.com/movies/fate-stay-night-heavens-feel-i-presage-flower/


Eropa Kaitkan Vaksin Corona AstraZeneca dengan Pembekuan Darah, Ini Gejalanya


Beberapa waktu lalu, komite keamanan dari Badan Obat Eropa (EMA) mengeluarkan pernyataan resmi soal keterkaitan antara vaksin Corona AstraZeneca dan kejadian pembekuan darah. Kondisi ini memang bisa saja terjadi sebagai efek samping langka setelah pemberian vaksin.

Menanggapi ini, Kepala Eksekutif Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) Dr June Raine mengatakan memang ada bukti yang menguatkan hubungan antara vaksin Corona dengan pembekuan darah. Tetapi, menurutnya risiko itu sangat kecil.


Sementara itu, profesor neurologi klinis dari Institut Neurologi UCL, Prof David Werring, menekankan perlu lebih banyak penelitian lagi terkait kondisi tersebut. Terutama untuk mengetahui siapa saja yang paling berisiko mengalami pembekuan darah setelah divaksinasi hingga sebab-akibatnya.


"Kami masih sangat membutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami individu mana yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami pembekuan darah yang tidak biasa ini di otak, meski sangat jarang, seringkali bisa berakibat fatal," jelas Prof Werring yang dikutip dari The Sun, Kamis (8/4/2021).


"Meskipun sebagian besar kasus terjadi pada wanita di bawah usia 60 tahun, ini bervariasi di berbagai negara dengan strategi vaksinasi yang berbeda, sehingga tidak memungkinkan faktor risiko tertentu (seperti usia atau jenis kelamin) untuk diidentifikasi," lanjutnya.


Meski begitu, Prof Werring tetap menekankan agar program vaksinasi harus terus dilanjutkan. Tetapi, ia juga mengarahkan agar orang-orang tetap perlu mewaspadai gejala dari pembekuan darah, terutama di otak, yang mungkin terjadi.


Terkait pembekuan darah, Dr Raine juga menyebutkan beberapa tanda atau gejala yang bisa saja muncul, yaitu:


Sakit kepala: Sakit kepala parah yang terjadi secara tiba-tiba atau progresif.

Adanya masalah neurologis: Masalah neurologis yang dimaksud misalnya mengalami kelemahan di wajah, lengan, atau kaki. Selain itu, mengalami gangguan bicara atau penglihatan, kebingungan, kantuk, hingga kejang-kejang.

Sesak napas: Seseorang bisa mengalami sesak napas saat terengah-engah atau kesulitan untuk menghirup udara seperti biasanya.

Nyeri dan bengkak: Kondisi ini bisa terjadi pada kaki, yang terlihat membengkak atau memerah.

Prof Werring mengatakan jika mengalami gejala-gejala tersebut antara 4-21 hari setelah vaksinasi, segeralah mencari pertolongan medis untuk mengatasinya.

https://trimay98.com/movies/the-unspoken-3/

Selasa, 06 April 2021

Ngilu! Transgender Ini Kehilangan Testis Gara-gara Mr P Sering Dijepit

 Seorang wanita transgender berusia 24 tahun asal Filipina harus menjalani operasi pengangkatan testis yang rusak gara-gara sering melakukan 'tucking' atau melipat penis ke bagian dalam untuk menyembunyikan alat kelaminnya.

Wanita ini memang diketahui belum menjalani operasi penggantian kelamin secara tuntas. Upaya menyembunyikan alat kelamin tersebut sudah dilakukannya sejak lama, bahkan dibantu oleh penata riasnya.


Rasa sakit sudah lama pula ia rasakan, namun ia berusaha mengabaikan. Hingga suatu hari ketika ia berupaya mengembalikan penis ke posisi normal, salah satu testisnya tersangkut.


Akibat kejadian tersebut, aliran darah ke testisnya tersumbat dan mengalami kondisi yang disebut testicular torsion. Tanpa penanganan yang cepat, testis akan 'mati' sehingga harus diangkat.


"Pasien mengalami rasa sakit akibat 'tucking' sudah selama 6 tahun, dan itu kerap dialami oleh transgender lainnya. Namun, seringkali mereka enggan mencari pertolongan medis karena penanganan medis pun kerap sudah terlambat," ujar dr Clarence Debarbo yang menangani pasien, melalui publikasinya di Urology Case Reports, Selasa (6/4/2021).


Dikutip dari Dailymail UK, wanita asal Filipina ini memang sering menyelipkan penis dan skrotum kosong di ujung atas selangkangannya. Untuk mengembalikan penis ke posisi normal, ia menarik kembali skrotumnya.


Ketika diperiksa dokter, skrotumnya sudah merah dan bengkak.


Wanita ini sempat meminta pada dokter agar kedua testisnya diangkat sekaligus. Namun dokter menjelaskan, langkah itu akan membuat sang wanita tak bisa punya anak seumur hidupnya. Walhasil, ia memutuskan hanya 1 testisnya yang diangkat.


Menurut temuan dokter, testis wanita ini sebenarnya sudah rusak bertahun-tahun. Beruntungnya, tak ada masalah komplikasi pasca operasi pengangkatan testis tersebut.

https://nonton08.com/movies/the-lady/


Ini Lho Ciri-ciri Masker yang Berizin Edar, Biar Nggak Salah Beli Masker Palsu


Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk mewaspadai peredaran masker palsu.

Sebelum membeli, masyarakat diingatkan agar selalu teliti dan memastikan keaslian dari masker.


Terlebih, dalam situasi pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, masker medis yang digunakan mestinya yang sesuai dengan standar dari Kementerian Kesehatan. Hal ini berguna untuk menghindari terjadinya penularan virus Corona.


Biar kamu nggak salah beli masker, ini ciri-ciri masker yang mempunyai izin edar.


Ciri masker berizin edar


Plt Dirjen kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kemenkes Arianti Anaya menuturkan, dengan beredarnya masker palsu di masyarakat, hal ini perlu diperhatikan dan perlu diwaspadai, sebab ini bisa meningkatkan risiko penularan COVID-19.


Jika produk dari masker sudah mendapatkan izin edar resmi dari Kemenkes, maka masker tersebut sudah memenuhi persyaratan mutu keamanan dan manfaat.


Misalnya, masker sudah lulus uji Bacterial Filtration Efficiency (BFE), Partie Filtration Efficiency (PFE), serta Breathing Resistance sebagai syarat untuk mencegah masuknya dan mencegah penularan virus serta bakteri.


"Masker medis harus mempunyai efisiensi penyaringan bakteri minimal 95 persen," papar Arianti, seperti dikutip dari laman resmi Sehat Negeriku, Selasa (6/4/2021).

https://nonton08.com/movies/final-recipe/