Senin, 17 Mei 2021

Kemenkes Sebut Ada 2 'KIPI Serius' di DKI Diduga Terkait AstraZeneca CTMAV547

  Kementerian Kesehatan mengungkap dua warga meninggal usai disuntik vaksin AstraZeneca bets atau batch CTMAV547. Namun, belum bisa dipastikan penyebab wafat kedua warga tersebut terkait vaksin Corona.


Seperti diketahui, Kemenkes menyetop sementara vaksinasi Astrazeneca batch CTMAV547. Menurut juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, hal ini sebagai tindak kehati-hatian sambil menunggu hasil uji sterilitas dan toksisitas BPOM soal vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 keluar.


"Iya ada dua warga DKI. Kematian yang diduga setelah/pasca vaksinasi," jelas dr Nadia saat dikonfirmasi detikcom Senin (17/5/2021).


dr Nadia tidak merinci detail kasus dua warga DKI yang wafat usai divaksinasi. Diberitakan sebelumnya, pemuda 22 tahun di Jakarta Timur meninggal usai menerima vaksin AstraZeneca, tak sempat mendapat pertolongan saat dibawa ke RS lantaran meninggal di perjalanan.


"Data detail ada di Komnas KIPI ya," lanjutnya.


Saat dihubungi detikcom, Komnas KIPI belum menjawab hingga berita ini diturunkan. Sementara dr Nadia kembali menegaskan vaksin AstraZeneca aman digunakan, belum ada tata pelaksanaan atau juknis baru soal vaksin Corona berbasis adenovirus ini.


Ia menegaskan, reaksi vaksin AstraZeneca di setiap orang tentu berbeda-beda. Hal ini yang perlu menjadi perhatian.


"Nggak sama kok, semua vaksin aman, tapi tiap orang kan reaksinya tidak sama," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/movies/altitude-2/


India Akui Jenazah-jenazah yang Terdampar di Sungai Gangga Pasien COVID-19


Pemerintah India mengakui jenazah yang ditemukan di beberapa sungai, termasuk sungai Gangga, adalah pasien COVID-19.

Dalam sebuah surat yang dilihat Reuters, pengakuan resmi datang dari pemerintah negara bagian yang mengkhawatirkan praktik tersebut dan menduga ada kaitannya dengan kemiskinan dan ketakutan di desa.


"Pemerintah memiliki informasi bahwa jenazah mereka yang meninggal karena COVID-19 atau penyakit lainnya dibuang ke sungai alih-alih dibuang sesuai ritual yang tepat," kata seorang pejabat senior negara, Manoj Kumar Singh, pada 14 Mei.


Singh mengonfirmasi surat itu kepada Reuters tetapi mengatakan otopsi pada empat hingga lima mayat di distrik Ghazipur, negara bagian, belum mengungkapkan infeksi virus.


"Mayatnya sudah membusuk, jadi saya belum yakin dalam keadaan ini bisa diketahui positif korona," ujarnya lewat pesan singkat.


Dalam memo itu, Singh mengatakan kurangnya dana untuk bahan-bahan seperti kayu bakar untuk kremasi dan ketakutan akan penyakit itu adalah di antara kemungkinan alasan lonjakan pembuangan mayat COVID-19 di sungai.


Dia meminta pejabat tingkat desa untuk memastikan tidak ada mayat yang dibuang ke air dan mengatakan bahwa pemerintah negara bagian akan membayar masing-masing keluarga miskin 5.000 rupee (Rp 971 ribu) untuk mengkremasi atau menguburkan mayat.


Negara juga meminta polisi untuk berpatroli di sungai untuk menghentikan praktik tersebut.


Tompi Ceritakan Kronologi Ibunda Wafat Akibat COVID-19


Musisi Tompi belum lama ini membagikan kisah dukanya kehilangan sang ibu akibat COVID-19.

Selama ia tinggal bersama ibunya di Jakarta. Namun menjelang bulan puasa tahun ini, ibunya meminta pulang ke Aceh lantaran rindu keluarga dan ingin berkunjung ke makam suami. Tompi mengizinkan dengan catatan, tetap di rumah dan jalani protokol kesehatan.


"Tetap social distancing jaga jarak, pakai masker, dan lain-lain tapi apa yang terjadi? Salah satu dari anggota keluarga kami, yang saya curiganya adalah salah satu yang sering ekspos di luar karena memang pekerjaannya demikian, itu yang pertama sakit. Ini ketahuannya setelah saya tracing, setelah ibu saya berpulang," terangnya lewat akun Instagram @dr_tompi, Minggu (16/5/2021).


Awalnya, salah satu anggota keluarga hanya mengalami gejala flu, tanpa curiga terinfeksi COVID-19.


Lantaran rumah keluarga di Aceh saling berdempetan, Tompi mengisahkan, keluarganya sering berkumpul untuk mengobrol atau makan bersama. Ia curiga, momen demikianlah yang menjadi peluang sang ibu tertular virus Corona.


"Orang Indonesia flu itu biasa. Flu, batuk, pilek, itu biasa, demam, nggak enak badan, nyeri tulang itu penyakit yang biasa. Kalau begitu kita masih kemana-mana, makan saja dijaga, istirahat begitu. Nah ini nggak dicek COVID-nya, ternyata COVID. Dia pun baru tahu dia COVID setelah ibu saya berpulang," imbuh Tompi

https://kamumovie28.com/movies/altitude/

Warning! 20 Provinsi Alami Kenaikan Kasus Kematian Corona, Ini Sebarannya

 Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mengungkap persentase kasus kematian Corona di Indonesia meningkat sebanyak 0,02 persen selama enam hari terakhir. Disebutkan, peningkatan kasus kematian ini terjadi di 20 provinsi.

"Dalam enam hari terakhir terjadi peningkatan persentase angka kematian sebesar 0,02 persen, yaitu sebelumnya 2,74. Sekarang kita naik menjadi 2,76 persen," kata Dewi dalam rapat koordinasi Satgas COVID-19, Minggu (16/5/2021).


"Ada 20 provinsi mengalami kenaikan angka kematian. Ini berkontribusi dalam kenaikan persentase angka kematian secara nasional sebesar 0,02 persen dalam enam hari terakhir," jelasnya.


Adapun provinsi yang mengalami kenaikan kasus kematian Corona, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.


Menanggapi hal ini, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo meminta kepada para kepala daerah yang wilayahnya mengalami kenaikan kasus kematian untuk segera melakukan evaluasi dan mempelajari penyebabnya.


"Apakah karena terlambat mendapat perawatan? Apakah mungkin stok obatnya sudah mulai berkurang?" ujar Doni.


"Apakah mungkin ada faktor komorbid yang relatif tinggi atau juga ada kelompok lansia yang kita kategorikan sebagai kelompok rentan?" tambahnya.


Beberapa faktor di atas menurutnya, penting untuk diidentifikasi karena negara harus memberikan perlindungan kepada warganya yang terkena COVID-19, khususnya bagi yang termasuk ke dalam kelompok rentan.


"Tolong ini dievaluasi sehingga kita bisa memberikan perlindungan kepada warga negara kita, khususnya kelompok rentan tadi, untuk mendapatkan pelayanan yang lebih optimal. Dan ketika mereka mengalami gejala, maka prioritas pertama harus mendapat perawatan," tuturnya.

https://kamumovie28.com/movies/after-earth-1000-years-in-300-seconds/


Kemenkes Sebut Ada 2 'KIPI Serius' di DKI Diduga Terkait AstraZeneca CTMAV547


 Kementerian Kesehatan mengungkap dua warga meninggal usai disuntik vaksin AstraZeneca bets atau batch CTMAV547. Namun, belum bisa dipastikan penyebab wafat kedua warga tersebut terkait vaksin Corona.


Seperti diketahui, Kemenkes menyetop sementara vaksinasi Astrazeneca batch CTMAV547. Menurut juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, hal ini sebagai tindak kehati-hatian sambil menunggu hasil uji sterilitas dan toksisitas BPOM soal vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 keluar.


"Iya ada dua warga DKI. Kematian yang diduga setelah/pasca vaksinasi," jelas dr Nadia saat dikonfirmasi detikcom Senin (17/5/2021).


dr Nadia tidak merinci detail kasus dua warga DKI yang wafat usai divaksinasi. Diberitakan sebelumnya, pemuda 22 tahun di Jakarta Timur meninggal usai menerima vaksin AstraZeneca, tak sempat mendapat pertolongan saat dibawa ke RS lantaran meninggal di perjalanan.


"Data detail ada di Komnas KIPI ya," lanjutnya.


Saat dihubungi detikcom, Komnas KIPI belum menjawab hingga berita ini diturunkan. Sementara dr Nadia kembali menegaskan vaksin AstraZeneca aman digunakan, belum ada tata pelaksanaan atau juknis baru soal vaksin Corona berbasis adenovirus ini.


Ia menegaskan, reaksi vaksin AstraZeneca di setiap orang tentu berbeda-beda. Hal ini yang perlu menjadi perhatian.


"Nggak sama kok, semua vaksin aman, tapi tiap orang kan reaksinya tidak sama," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/movies/after-earth-a-fathers-legacy/