Membanjirnya penggunaan ponsel di berbagai kalangan pengguna nyatanya berhasil menyita perusahaan asuransi. Tak hanya mengincar pemilik kendaraan dan rumah, kini pemilik ponsel pun mulai jadi incarannya.
Kehilangan maupun kerusakan pada perangkat merupakan jenis kerugian yang cukup sering dialami pemilik ponsel. Termasuk kerusakan akibat cairan yang tentu saja tidak dilindungi oleh garansi resmi, sehingga berpotensi atas pengeluaran biaya tambahan dan konsumsi waktu perbaikan bagi pengguna.
Mengantisipasi hal tersebut dan mulai meningkatnya permintaan layanan asuransi perlindungan terhadap gadget dan smartphone, TecProtec hari ini meluncurkan produk asuransi dengan sebutan Ponsel Proteksi. Ini adalah sebuah produk perlindungan bagi Konsumen pengguna mobile device terutama ponsel yang dipasarkan melalui jaringan retail outlet PT Erafone Artha Retailindo (Erafone).
“Seluruh mobile device yang dipasarkan di jaringan retail outlet PT Erafone Artha Retailindo telah dilengkapi garansi resmi dari principal. Namun perlindungan garansi resmi hanya mencakup kerusakan dari pabrik,” demikian seperti dikemukakan JW Kim, Direktur Erafone.
“Dengan Ponsel Proteksi ini, kami bertujuan untuk memberikan layanan bernilai tambah (value added services) buat Konsumen Erafone, sesuai komitmen perusahaan. Kami berharap, layanan Ponsel Proteksi ini akan memberikan kenyamanan dan peace of mind yang lebih tinggi bagi Konsumen,” imbuhnya sepertidetikINET kutip dari keterangan resmi yang diterima, Sabtu (21/6/2014).
“Perlindungan Ponsel Proteksi sangat menyeluruh, mulai dari perlindungan terhadap kehilangan karena perampasan dan penodongan, kerusakan fisik akibat terjatuh, terbentur, layar retak, kerusakan akibat cairan seperti tercebur, dan kecelakaan lainnya. Selain itu ada juga perlindungan garansi tambahan untuk tahun kedua (Extended Warranty) mengikuti semua garansi yang di berikan oleh principal di tahun pertama.” timpal Saleh Umar, BD Manager TecProtec.
Perlindungan Ponsel Proteksi dikemas dengan berbagai kemudahan dan keamanan, seperti Layanan Konsumen untuk melaporkan klaim, perbaikan di service center resmi, penjemputan dan pengantaran device kembali setelah perbaikan sehingga customer tidak perlu repot datang ke service center.
Untuk laporan kehilangan dalam 24 jam setelah dokumentasi lengkap diterima akan diberikan konfirmasi penggantian, sedangkan untuk laporan kerusakan dalam 7 hari kerja device akan selesai diperbaiki dan diantar kembali ke Konsumen.
Apabila kerusakan ponsel tidak dapat diperbaiki maka Ponsel Proteksi akan mengganti dengan ponsel baru dengan merk dan model yang sama.
Perlindungan Ponsel Proteksi yang bisa didapatkan di jaringan outlet Erafone dengan mendaftar perlindungan bulanan maupun tahunan ini berlaku untuk semua smartphone dan juga tablet, dengan premi mulai dari Rp 15,000 perbulan. Untuk saat ini baru tersedia di Jabodetabek, namun dalam beberapa bulan kedepan ditargetkan mencapai seluruh outlet Erafone di Indonesia
Bekerja dari Luar Kantor Jadi Tren di Asia Pasifik
Bekerja dari luar kantor menggunakan perangkat sendiri mulai jadi tren baru di kawasan Asia Pasifik. Hal itu bisa dilihat dari grafik pertumbuhan yang dilansir badan riset International Data Corporation (IDC).
Dalam laporan terbaru IDC terlihat, tren Bring Your Own Device (BYOD) di Asia Pasifik terus menunjukkan pertumbuhan sejak 2014 hingga 2015 mendatang berkat terus tingginya penetrasi smartphone dan tablet.
Perangkat yang paling banyak digunakan porsinya untuk menunjang tren BYOD ini antara lain smartphone sebanyak 22,5%, disusul tablet 4,9%, dan notebook 11,7%.
"Pengguna saat ini sudah banyak memanfaatkan perangkat untuk multitasking. Sepertinya di 2014 ini BYOD terus naik dan akan stabil di 2015 mendatang, kata Research Manager for Enterprise Mobility IDC Asia Pacific, Ian Song seperti detikINET kutip Cellular-News, Sabtu (7/6/2014).
Menurutnya, korporasi di kawasan Asia Pasifik juga mulai terbuka untuk mengadopsi BYOD guna mendapatkan efisiensi. Hampir 60% dari korporasi yang kami survei menyatakan ada kebijakan soal mobilitas dari BYOD, katanya.
Pendorong BYOD ini juga tak bisa dilepaskan dari tingginya penggunaan smartphone di korporasi. Diperkirakan ada sekitar 155 juta pengguna smartphone mengadopsi BYOD yang tumbuh 40,4%, sedangkan tablet sekitar 4 juta unit atau tumbuh 62,7%. Sementara notebook 3,1 juta unit atau turun 20%.
"Adopsi BYOD dengan smartphone akan mencapai puncaknya pada 2016 ke 2017, dan tablet di 2017 ke 2018," paparnya lebih lanjut.
Ditambahkannya, BYOD akan bisa diterima korporasi jika ada kompromi antara pengguna terhadap perangkat yang dipilih dan isu keamanan yang mengiringinya. Solusi dari hal itu adalah model hybrid ataudikenal Choose Your Own Device (CYOD).
"Kami lihat di Singapura dan Australia akan ada penurunan adopsi BYOD karena pasar perangkat mulai jenuh di 2016. Saat itu, model hybrid mulai dilirik, pungkasnya.
Sumber : http://inet.detik.com/read/2014/06/21/113524/2615039/319/asuransi-mulai-incar-pemilik-ponsel?i992202105
Tidak ada komentar:
Posting Komentar