Sabtu, 28 Juni 2014

F-16 Milik RI Kalah dari Singapura, Pemerintah Harus Bikin Jet Tempur Sendiri

Indonesia memasuki babak baru di sektor pesawat terbang. Bersama Korea Selatan, Indonesia sejak 2010 mengembangkan mega proyek jet tempur canggih generasi 4.5. Jet tempur ini dikenal dengan program Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).

Sebetulnya seberapa penting pengembangan jet tempur asli buatan lokal yang membutuhkan dana triliunan rupiah tersebut?

Kepala Program Pesawat Terbang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Agus Aribowo menilai, pengembangan jet tempur IFX saat penting bagi kemandirian alat utama sistem senjata (Alutsista).

"Namanya pengembangan pesawat pesawat tempur itu adalah indikator kemandirian bangsa kalau pesawat sipil kan kita bisa beli ke Amerika Serikat seperti di Boeing," kata Agus kepada detikFinance, Jumat (27/6/2014).

Indonesia bisa saja membeli jet tempur canggih dari beberapa negara. Namun karena Indonesia secara politik tidak memihak alias non blok, sehingga produsen jet tempur enggan memberikan kelengkapan maksimal untuk produk jet tempur dijual ke Indonesia.

Agus mencontohkan, antara jet tempur F-16 milik Indonesia dan Singapura. Kedua negara memiliki pesawat serupa, namun pesawat milik Singapura jauh lebih unggul, karena Amerika Serikat selaku produsen memberikan produk terbaik. Pasalnya Singapura dan Amerika Serikat memiliki keterikatan yang kuat alias sekutu.

"Kalau kita beli pesawat pasti ada yang dikurangi seperti sistem persenjataan dikurangi jadi kita nggak bisa mandiri. Kalau F-16 Indonesia perang dengan F-16 Singapura, kita pasti kalah karena kemampuan taktis kita kalah. Terus sistem persenjataan dipereteli," sebutnya

Jika mengembangkan jet tempur secara mandiri, Agus menyebut, Indonesia bisa melakukan inovasi produk jet tempur sesuai kebutuhan dan perkembangan teknologi. Pasalnya pesawat tempur merupakan tekenologi termutakhir di industri pesawat terbang.

"Kita bisa berinovasi, kita bisa berkreasi sesuai dengan kemampuan dan kemauan," jelasnya.

Agus menerangkan, LAPAN sendiri dilibatkan di dalam pengembangan IFX. LAPAN bertugas menguji jet tempur asli buatan Indonesia.

"Kita terlibat di dalam pengujian dasar aero-dinamika. Itu belum karena masih jalan terus. Di masa mendatang kita pengin terlibat proses light test," ujarnya.

Sementara itu, Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim menyebut, program pengembangan jet tempur generasi 4.5 tersebut, sangat menguntungkan Indonesia. Indonesia bisa menghemat devisa karena pemenuhan peralatan tempur canggih dipenuhi dari industri pertahanan dalam negeri.

"Ini penghematan, kalau beli di luar negeri ya yang menikmati luar negeri," sebutnya.



Diproduksi 50 Unit, Jet Tempur Made In RI Saingi Jet Rafale dan F-18


Indonesia dan Korea Selatan sedang mengembangkan jet tempur canggih. Kedua negara sepakat merancang burung besi canggih untuk keperluan perang. Pesawat tersebut masuk generasi 4.5. 

Program tersebut bernama Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX). Seri KFX/IFX sendiri setara dengan jet tempur tipe F-18 Super Hornet, Eurofighter Typhoon, hingga Dessault Rafale. Pesawat generasi 4.5 mulai dikembangkan pada dekade 1990-an. Pesawat generasi 4.5 ini masih diproduksi hingga kini, meskipun pengembangan jet tempur telah memasuki generasi 5 dan 6.

Untuk versi Indonesia atau IFX, prototype akan diluncurkan pada tahun 2020. Selanjutnya 2 tahun berikutnya atau tahun 2022, IFX akan diproduksi secara massal di Indonesia. Produksi pesawat disesuaikan dengan kebutuhan TNI dan kondisi geografis TNI.

"Untuk buat pesawat terbang militer itu normal 8 tahun. Apalagi skala fighter kalau pesawat kecil biasa cuma 4 tahun. Produksinya 2022. Prototype harus terbang pada tahun 2020. Itu sudah terbang. Itu untuk 2 negara," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso kepada detikFinance beberapa waktu lalu.

Saat diproduksi bersama, KFX/IFX akan diproduksi sebanyak 150 unit. Dengan rincian Angkatan Udara Korea Selatan memperoleh 100 unit (KFX) dan Angkatan Udara Indonesia mendapatkan 50 unit (IFX). Sementara untuk pembiayaan, sebanyak 80% ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan dan 20% oleh pemerintah Indonesia.


Di ASEAN, Hanya Indonesia yang Mengembangkan Pesawat Jet Tempur


Indonesia saat ini sedang mengembangkan pesawat atau jet tempur canggih. Program pengembangan jet tempur tersebut bernama Indonesia Fighter Xperiment (IFX), dengan menggandeng Korea Selatan. Di ASEAN, baru Indonesia yang mengembangkan pesawat tempur canggih generasi 4,5 tersebut.

"Di negara ASEAN belum ada," kata Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga di Kemenhan Silmy Karim kepada detikFinance, Jumat (27/6/2014).

Mahalnya biaya pengembangan jet tempur yang lebih canggih daripada pesawat F-16 itu, menjadi alasan kenapa hanya Indonesia yang mengembangkan jet tempur di ASEAN.

Selain itu, pengembangan jet tempur tersebut diharapkan mampu memicu kebanggaan terhadap Indonesia. "Ini bagian ini peningkatan kebanggaan. Ini juga merupakan proses transparansi ke publik," sebutnya.

Prototype atau purwarupa IFX bisa direncanakan mengangkasa mulai 2020. Untuk pengembangan prototype dilakukan di Korea Selatan. Dua tahun berselang dan setelah proses penyesuaian untuk kebutuhan TNI, IFX memasuki fase produksi massal. Untuk bagian Indonesia, akan diproduksi di fasilitas milik PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung, Jawa Barat.

"Program bersama dilakukan di sana (Korsel), ketika produksi kita buat di sini," sebutnya.




Sumber : http://finance.detik.com/read/2014/06/27/163947/2621500/1036/2/f-16-milik-ri-kalah-dari-singapura-pemerintah-harus-bikin-jet-tempur-sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar