Jumat, 13 Maret 2020

NASA Temukan Bekas Danau Kuno di Gurun Sahara

Dunia mengenal Sahara di utara Afrika sebagai gurun terbesar di dunia. Namun, penemuan terbaru olah NASA mengungkapkan keberadaan danau purba di sana.
Fakta itu pun terungkap dalam unggahan foto seri "Image of the Day" (17/2) yang dipotret oleh NASA, United States Geological Survey's (USGS), dan Shuttle Radar Topography Mission (SRTM).

Foto citra satelit tersebut menangkap keberadaan sebuah danau kuno di Gurun Sahara yang bernama Danau Mega Chad. Diketahui, kalau danau tersebut berada di gurun sahara, gurun yang terbentuk sekitar tujuh ribu tahun lalu itu.

Keberadaan danau kuno itu pun tampak lewat warna gurun yang lebih gelap daripada di sekitarnya. Danau kuno itu juga menaungi Danau Chad yang masih ada kini. Bekas antara bibir danaunya dengan gurun juga tampak jelas terlihat.

Citra satelit itu pun membuktikan, bahwa dahulu Gurun Sahara merupakan sebuah savana yang ditinggali oleh fauna seperti jerapah, hippo hingga buaya. Luasnya pun diperkirakan lebih besar dari Danau Caspian Sea, yakni sekitar 400 ribu meter persegi.

Sementara itu, Danau Chad yang masih ada kini juga telah mengalami penurunan selama beberapa ratus tahun lalu. Kehadiran Danau Chad sebagai sumber air bagi 40 juta warga di sejumlah negara Afrika memang membuatnya kerap dipakai berlebih.

Apabila langkah penyelamatan tak segera dilakukan, bukan tidak mungkin kalau nantinya Danau Chad juga akan ikut tenggelam dimakan Gurun Sahara.

Dampak Corona, India Tangguhkan Visa Turis Sementara Waktu

Di Asia, virus Corona juga mulai menyebar ke India. Menanggulangi penyebaran lebih lanjut, India pun menangguhkan visa turis hingga pertengahan April.
Hingga Rabu kemarin (11/3), di India telah terdeteksi 60 orang positif virus Corona termasuk 16 orang asing menurut WHO. Kondisi tersebut kian membuat Pemerintah India mengambil langkah tegas, yakni lewat penangguhan visa turis seperti diungkapkan pejabat India.

Diketahui, kebijakan soal penangguhan visa turis ke India itu akan dilakukan sementara hingga 15 April 2020 mendatang. Kebijakan itu pun akan segera aktif pada 13 Maret terhitung pukul 00.00 waktu setempat, menurut situs resmi Biro Imigrasi India.

Kebijakan itu diketahui diambil usai pertemuan antar menteri India yang membahas situasi dan perkembangan terkini soal status virus Corona di negara tersebut.

"Semua jenis visa kecuali visa diplomatik, pejabat pemerintah, Persekutuan Bangsa-bangsa (PBB)/ petugas organisasi internasional, karyawan dan visa proyek akan ditangguhkan hingga 15 April 2020," bunyi pernyataan resmi Pemerintah India.

Hal tersebut juga berlaku bagi fasilitas bebas visa untuk warga India yang tinggal di luar negaranya. Tentu hal ini jadi pukulan bagi banyak pihak, tak terkecuali traveler.

Adapun, pihak India tetap memberi kesempatan bagi warga negara di luar India yang punya alasan mendesak bisa mencoba menghubungi kedutaan India atau perwakilan terdekat.

Kebijakan itu pun menyusul arahan karantina bagi traveler yang baru bepergian dari China, Italia, Iran, Korea Selatan, Prancis, Spanyol dan Jerman setelah 15 Februari 2020.

"Akan dikarantina untuk periode minimal 14 hari," ujar pernyataan resmi pemerintah India.

Oleh sebab itu, Pemerintah India pun mengimbau para traveler termasuk masyarakat India untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu.

Virus Corona Ubah Interaksi Agama di Dunia

 Ada yang berbeda sejak wabah virus Corona. Interaksi antar sesama dan Tuhan juga mulai berubah.

Virus Corona merenggut ribuan nyawa. Kebersihan dan menjaga interaksi menjadi fokus utama dalam melawan penyebaran virus Corona.

Tadinya gemar bersalaman dan berpelukan, kini salam dibuat tanpa ada sentuhan. Begitu pula dengan tata cara ibadah.

Dikutip detikcom dari BBC, kehidupan beragama umat manusia juga ikut terpengaruh dengan adanya wabah virus Corona.

Islam

Umat islam sedunia amat terpukul dengan kebijakan pemerintah Arab Saudi dalam mencegah penyebaran virus Corona. Mereka menutup Mekah dan Madinah untuk dikunjungi.

Langkah terus berlanjut hingga penyetopan sementara kegiatan umroh. Ada yang sudah berangkat, kemudian dipulangkan karena kebijakan ini.

Arab Saudi kemudia membuka kembali Masjidil Haram untuk para peziarah. Tapi larangan mengunjungi Mekah dan Madinah masih diberlakukan.

Banyak yang khawatir jika wabah virus ini masih akan berlanjut hingga Ramadan atau musim haji. Tak ingin memperkeruh suasana, pihak berwenang Arab Saudi mengatakan larangan kunjungan hanya bersifat sementara.

Beberapa umat muslim di seluruh dunia mulai melakukan perubahan dalam perilaku sehari-hari. Mohammed Allie dari BBC Afrika mengatakan bahwa umat di masjidnya disarankan untuk tidak berjabat tangan atau berpelukan seusai ibadah.

"Orang-orang masih berjabat tangan seusai salat, bukan karena mengabaikan pesan, tetapi karena sudah jadi refleks," ujar Allie.

Jabat tangan mulai diganti, Allie mengatakan beberapa orang sudah mulai bersalaman dengan saling menyentuh kaki. Allie sendiri kini menggunakan siku tangan untuk bersalaman.

Selain itu, umat juga disarankan untuk membawa sajadah sendiri saat salat Jumat berikutnya. Kebijakan ini juga sudah dilakukan oleh jamaah di Singapura.


Hindu

Siapa yang tak kenal dengan Festival Holi di India. Festival ini menjadi kegiatan yang paling ditunggu oleh umat hindu.

Festival Holi harusnya penuh dengan tawa dan kegembiraan. Festival warna ini memperingatkan umat hindu akan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Namun karena adanya virus Corona, Perdana Menteri India, Narendra Modi, menghimbau umat hindu untuk menghindari pertemuan yang ramai dan besar. Ia sendiri bahkan tak ambil bagian dalam perayaan tersebut.

Meski demikian, masih banyak umat hindu yang turun ke jalan untuk merayakan Holi. Masker tetap terpasang di wajah demi pencegahan penyebaran virus Corona.

Mereka yang tidak ikut dalam perayaan holi hanya tinggal di rumah dan bertukar salam lewat telepon. Dalam situasi seperti ini, keamanan diri memang jadi prioritas.


Kristen/Katolik

Vatikan terlihat berbeda. Agenda mingguan Paus untuk menyampaikan berkat tradisional di teras jendela Vatikan tak terlihat.

Berkat minggu digantikan melalui media internet. Langkah ini dilakukan dalam upaya mengurangi keramaian di Vatikan.

Misa di Gereja-gereja Katolik dari Ghana hingga Amerika Serikat dan Eropa juga berubah. Hal ini dilakukan guna pencegahan epidemi.

Saat sakramen, roti hosti diletakkan di tangan, bukan di lidah umat. Pemberian anggur di piala komunal juga dihentikan.

Selesai ibadah, jabat tangan yang biasanya dilakukan mulai dilarang. Sebagai gantinya, para jemaat diminta untuk mendoakan orang yang duduk di sebelah mereka.

Gereja-gereja di seluruh dunia terus mencari cara terbaik untuk membantu menghentikan penyebaran virus Corona sesuai pedoman pemerintah.