Senin, 05 Oktober 2020

Tak Selalu Pertanda 'Baik', Ini Beda Arti Setiap Desahan Wanita

 Dibandingkan pria, ketika bercinta wanita cenderung lebih ekspresif dengan memberikan suara mendesah. Desahan bisa membuat pasangan menjadi lebih terangsang dan bergairah.

Siapa sangka, desahan yang dikeluarkan wanita saat bercinta memiliki makna yang cukup penting untuk diketahui pria. Sebab, desahan ini bisa menjadi tanda wanita menikmati bercinta hingga merasakan sakit.


Ada beberapa alasan mengapa wanita selalu mengeluarkan suara erangan ketika bercinta, dikutip dari Women Now:


1. Menikmati bercinta

Tanda yang paling umum keluarnya desahan adalah wanita menikmati sesi bercinta. Wanita akan merasa kesenangan dan merasa puas saat pria melakukan teknik-teknik bercinta.


2. Rasa nyeri

Rasa sakit saat penetrasi menyebabkan sakit perut atau sensasi terbakar di vagina. Pada kondisi ini wanita akan mengeluarkan desahan bercampur dengan rintihan akibat menahan rasa sakit.


Jika suara desahan pasangan kamu terdengar seperti kesakitan, sebaiknya berhenti melakukan penetrasi dan biarkan wanita beristirahat sejenak.


3. Meningkatkan gairah

Saat bercinta, sebagian dari emosi bisa meresap ke otak. Kerap kali wanita malu menunjukkan gairahnya sehingga merasa terbebani dan sulit berkonsentrasi.


Mengeluarkan desahan adalah cara terbaik mengeluarkan emosi tersebut dan membuat wanita lebih rileks saat bercinta.


4. Mempercepat orgasme

Beberapa pria terangsang dengan suara seks wanita. Ketika wanita semakin meninggikan suara, maka mereka akan semakin cepat orgasme.


5. Agar tidak canggung

Suasana yang hening dan diam membuat sesi bercinta menjadi canggung sehingga tidak bisa orgasme dan merusak mood. Dengan adanya desahan membuat suasana menjadi bergairah dan kedua pasangan menikmati sesi bercinta.

https://indomovie28.net/1448-love-among-us/


Terpopuler Sepekan: 9 dari 10 Pasien Sembuh Corona Alami Efek Samping


Sebuah studi menunjukkan, sembilan dari sepuluh pasien yang telah sembuh dari virus Corona COVID-19 dilaporkan mengalami efek samping. Studi ini dilakukan oleh para peneliti di Korea Selatan.

Dikutip dari Reuters, menurut survei yang dilakukan secara daring oleh Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), 879 dari 965 pasien Corona yang telah sembuh atau sebanyak 91,1 persen pasien mengaku menderita setidaknya satu efek samping.


"Kelelahan adalah efek samping yang paling umum dengan persentase 26,6 persen, diikuti oleh kesulitan berkonsentrasi yang mencapai 24,6 persen," kata Kwon Jun Wook, pejabat KDCA.


Efek samping lainnya bisa berupa dampak psikologis atau mental serta hilangnya indra perasa dan penciuman atau anosmia.


Peneliti utama, Kim Shin Woo, pun berencana untuk mempublikasikan hasil penelitian tersebut secara lebih rinci dalam waktu dekat. Selain itu, Korsel juga tengah melakukan riset bersama 16 organisasi kesehatan untuk membahas komplikasi penyakit yang lebih detail, yang melibatkan analisis CT scan pada pasien Corona yang telah sembuh.


Seluruh Warga Jepang Akan Dapat Vaksin Corona Gratis!


Pemerintah Jepang akan menggratiskan vaksin virus Corona COVID-19 untuk warganya. Kebijakan ini pun telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan negara itu pada hari Jumat.

Dikutip dari The Japan Times, kebijakan ini baru hanya mencakup pemberian vaksin Corona dengan dosis awal. Pasalnya, hingga kini belum diketahui dengan pasti harus berapa kali vaksinasi dilakukan agar hasilnya menjadi efektif.


Pemerintah Jepang pun telah mengalokasikan anggaran sebesar 671,4 miliar Yen atau sekitar 94 triliun rupiah untuk mengamankan stok vaksin Corona, agar bisa diberikan pada warganya pada Juni 2021.


Sejumlah dosis vaksin dari perusahaan Amerika Serikat Pfizer dan Inggris AstraZeneca pun telah dipesan oleh Jepang.


Tak hanya itu, pemerintah Jepang akan membayar sejumlah kompensasi pada warganya jika ada yang mengalami efek samping serius setelah pemberian vaksin Corona.


Namun, jika terjadi masalah pada vaksin atau proses uji klinis yang masih berlangsung tidak berjalan efektif, rencana ini akan dihentikan atau dibatalkan.

https://indomovie28.net/demolition/

Minggu, 04 Oktober 2020

Catat! Ini 5 Jenis Diet yang Tak Disarankan Ahli

 Memiliki tubuh yang ideal dan sehat adalah impian semua orang. Namun, alih-alih menerapkan diet yang sehat, banyak orang melakukan diet ekstrem yang instan.

Tahukah Anda bahwa diet tersebut memiliki efek samping yang berbahaya bagi tubuh. Dikutip dari Prevention, simak 5 jenis diet yang tidak disarankan oleh ahli di bawah ini.


1. Diet keto

Diet ketogenik pada hakikatnya menekan asupan karbohidrat dalam tubuh dengan makanan tinggi lemak serta protein sedang. Asupan makanan diet keto dapat membuat tubuh membakar cadangan lemak menjadi sumber energi.


Dalam sejarahnya, diet jenis ini digunakan untuk pengobatan pasien dengan epilepsi pada tahun 1930-an. Namun, seiring berjalannya waktu, jenis diet ini dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan.


Maka dari itu diet ini sangat tidak dianjurkan karena pada dasarnya tubuh kita tetap membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Dampaknya bagi tubuh yaitu kondisi sembelit (konstipasi) karena kurangnya konsumsi biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran yang identik mengandung karbohidrat.


2. Diet slim tea atau teatox

Diet ini tergolong sangat ekstrem namun menjadi diet yang populer di masyarakat. Slim tea atau teh pelangsing ini mengandung bahan yang dapat memaksa tubuh untuk melakukan buang air besar. Padahal tanpa bahan tersebut, teh hijau alami terbukti mampu menurunkan berat badan. Jika dikonsumsi secara terus menerus, hal ini akan menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi hingga diare.


3. Diet golongan darah

Diet ini pertama kali dicetuskan oleh Peter D'Adamo, seorang dokter naturophatic yang menuntut metode diet yang disesuaikan dengan tipe golongan darah. Alasan D'Amo adalah karena golongan darah bersifat genetis sehingga mempengaruhi sistem tubuh secara keseluruhan. Untuk itulah metode diet juga harus menyesuaikan golongan darah. Ahli tidak menyarankan diet ini karena sumbernya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan terkait golongan darah dengan metode diet.


4. Diet detoks jus

Dalam diet ini, jus detoks dikonsumsi untuk membersihkan usus besar. Para pelaku diet ini kerap kali hanya mengkonsumsi jus detoks tanpa memperhatikan asupan lainnya. Sehingga diet ini dapat membuat badan lemas, pusing, sakit perut bahkan sampai pingsan. Ketika jus bekerja untuk membersihkan usus besar, maka bakteri baik yang berfungsi menyerap air dan mineral dari makanan sampai berbentuk tinja akn mati. Implikasinya adalah keluhan pada pencernaan karena usus tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik.


5. Diet cuka apel

Dalam diet ini, orang mengkonsumsi cuka apel yang dipercaya memberikan efek kenyang sehingga dapat menahan gairah untuk makan. Namun perlu Anda ketahui, efek yang dihasilkan diet cuka apel dapat mengacak-acak nafsu makan Anda. Dampak yang kerap kali ditemukan adalah timbulnya rasa mual dan sakit perut akibat keasaman cuka yang dikonsumsi.

https://nonton08.com/unforgettable/


Dikaitkan dengan Game Viral 'Among Us', Apa Sih Impostor Syndrome Itu?


Baru-baru ini, viral game Among Us di kalangan anak muda, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Game Aamong Us menampilkan karakter berwarna-warni dengan masing-masing tugas yang berbeda.

Tidak hanya seru-seruan, game ini juga membutuhkan strategi. Salah satu karakter bernama 'impostor' bertugas membunuh karakter lain tetapi sebisa mungkin tak diketahui.


Bahkan, sang 'impostor' bisa saja mengelabui karakter lain, dengan menuduh merekalah impostor sebenarnya. Game yang sederhana namun butuh trik 'menipu dan mengelabui' ini menjadi alternatif menghabiskan waktu bersama teman-teman saat merasa bosan.


Namun, apakah karakter 'impostor' dalam game Among Us ini ada kaitannya dengan impostor syndrome?


Psikolog klinis Kasandra Putranto dari Kasandra & Associate mengatakan bahwa Impostor Syndrome ini sebenarnya tidak secara resmi ada. Para psikolog dan psikiater biasanya akan menggunakan istlah-istilah yang memang sudah disepakati dan masuk penggolongan diagnosa tersebut.


"Impostor syndrome ini bukan hasil dari konsesus atau hasil penelitian dari para ahli yang kemudian dijadikan golongan atau diagnosa yang tepat," papar Kasandra, saat ditemui detikcom, Jumat (2/10/2020).


"Istilah impostor syndrome ini juga bagi saya semacam diagnosa keranjang sampah. Akhirnya semua kriteria dimasukkan. Jadi orang merasa 'oh mirip ya' ini juga secara psikologis ada kondisi psikologis sendiri yang akhirnya mungkin atau suka self diagnosis," tambahnya.


Selain itu, Kasandra juga mengatakan bahwa para ahli tidak melihat Impostor Syndrome ini sebagai suatu diagnosa klinis, melainkan istilah yang diciptakan oleh orang awam.


Kasandra juga menambahkan, tampaknya masyarakat saat ini sangat suka untuk memberikan label. Dan mungkin juga dikaitkan dengan self diagnosis akhirnya diagnosa terhadap diri sendiri, sehingga banyak istilah-istilah itu digunakan untuk menjelaskan kondisi-kondisi yang khas.

https://nonton08.com/go-lala-go-2/