Memiliki tubuh yang ideal dan sehat adalah impian semua orang. Namun, alih-alih menerapkan diet yang sehat, banyak orang melakukan diet ekstrem yang instan.
Tahukah Anda bahwa diet tersebut memiliki efek samping yang berbahaya bagi tubuh. Dikutip dari Prevention, simak 5 jenis diet yang tidak disarankan oleh ahli di bawah ini.
1. Diet keto
Diet ketogenik pada hakikatnya menekan asupan karbohidrat dalam tubuh dengan makanan tinggi lemak serta protein sedang. Asupan makanan diet keto dapat membuat tubuh membakar cadangan lemak menjadi sumber energi.
Dalam sejarahnya, diet jenis ini digunakan untuk pengobatan pasien dengan epilepsi pada tahun 1930-an. Namun, seiring berjalannya waktu, jenis diet ini dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan.
Maka dari itu diet ini sangat tidak dianjurkan karena pada dasarnya tubuh kita tetap membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Dampaknya bagi tubuh yaitu kondisi sembelit (konstipasi) karena kurangnya konsumsi biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran yang identik mengandung karbohidrat.
2. Diet slim tea atau teatox
Diet ini tergolong sangat ekstrem namun menjadi diet yang populer di masyarakat. Slim tea atau teh pelangsing ini mengandung bahan yang dapat memaksa tubuh untuk melakukan buang air besar. Padahal tanpa bahan tersebut, teh hijau alami terbukti mampu menurunkan berat badan. Jika dikonsumsi secara terus menerus, hal ini akan menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi hingga diare.
3. Diet golongan darah
Diet ini pertama kali dicetuskan oleh Peter D'Adamo, seorang dokter naturophatic yang menuntut metode diet yang disesuaikan dengan tipe golongan darah. Alasan D'Amo adalah karena golongan darah bersifat genetis sehingga mempengaruhi sistem tubuh secara keseluruhan. Untuk itulah metode diet juga harus menyesuaikan golongan darah. Ahli tidak menyarankan diet ini karena sumbernya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan terkait golongan darah dengan metode diet.
4. Diet detoks jus
Dalam diet ini, jus detoks dikonsumsi untuk membersihkan usus besar. Para pelaku diet ini kerap kali hanya mengkonsumsi jus detoks tanpa memperhatikan asupan lainnya. Sehingga diet ini dapat membuat badan lemas, pusing, sakit perut bahkan sampai pingsan. Ketika jus bekerja untuk membersihkan usus besar, maka bakteri baik yang berfungsi menyerap air dan mineral dari makanan sampai berbentuk tinja akn mati. Implikasinya adalah keluhan pada pencernaan karena usus tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
5. Diet cuka apel
Dalam diet ini, orang mengkonsumsi cuka apel yang dipercaya memberikan efek kenyang sehingga dapat menahan gairah untuk makan. Namun perlu Anda ketahui, efek yang dihasilkan diet cuka apel dapat mengacak-acak nafsu makan Anda. Dampak yang kerap kali ditemukan adalah timbulnya rasa mual dan sakit perut akibat keasaman cuka yang dikonsumsi.
https://nonton08.com/unforgettable/
Dikaitkan dengan Game Viral 'Among Us', Apa Sih Impostor Syndrome Itu?
Baru-baru ini, viral game Among Us di kalangan anak muda, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Game Aamong Us menampilkan karakter berwarna-warni dengan masing-masing tugas yang berbeda.
Tidak hanya seru-seruan, game ini juga membutuhkan strategi. Salah satu karakter bernama 'impostor' bertugas membunuh karakter lain tetapi sebisa mungkin tak diketahui.
Bahkan, sang 'impostor' bisa saja mengelabui karakter lain, dengan menuduh merekalah impostor sebenarnya. Game yang sederhana namun butuh trik 'menipu dan mengelabui' ini menjadi alternatif menghabiskan waktu bersama teman-teman saat merasa bosan.
Namun, apakah karakter 'impostor' dalam game Among Us ini ada kaitannya dengan impostor syndrome?
Psikolog klinis Kasandra Putranto dari Kasandra & Associate mengatakan bahwa Impostor Syndrome ini sebenarnya tidak secara resmi ada. Para psikolog dan psikiater biasanya akan menggunakan istlah-istilah yang memang sudah disepakati dan masuk penggolongan diagnosa tersebut.
"Impostor syndrome ini bukan hasil dari konsesus atau hasil penelitian dari para ahli yang kemudian dijadikan golongan atau diagnosa yang tepat," papar Kasandra, saat ditemui detikcom, Jumat (2/10/2020).
"Istilah impostor syndrome ini juga bagi saya semacam diagnosa keranjang sampah. Akhirnya semua kriteria dimasukkan. Jadi orang merasa 'oh mirip ya' ini juga secara psikologis ada kondisi psikologis sendiri yang akhirnya mungkin atau suka self diagnosis," tambahnya.
Selain itu, Kasandra juga mengatakan bahwa para ahli tidak melihat Impostor Syndrome ini sebagai suatu diagnosa klinis, melainkan istilah yang diciptakan oleh orang awam.
Kasandra juga menambahkan, tampaknya masyarakat saat ini sangat suka untuk memberikan label. Dan mungkin juga dikaitkan dengan self diagnosis akhirnya diagnosa terhadap diri sendiri, sehingga banyak istilah-istilah itu digunakan untuk menjelaskan kondisi-kondisi yang khas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar