Pakar kesehatan berharap satu salah satu dari kandidat vaksin COVID-19 bisa siap di akhir tahun ini atau di awal 2021 mendatang. Di India, tiga kandidat vaksin eksperimental untuk Corona sedang dalam tahap pengujian klinis, salah satunya vaksin Oxford-AstraZeneca.
Vaksin ini diprediksi akan tersedia pada akhir bulan November atau awal Desember tahun ini.
"Awal November nanti sudah bisa hasilnya. Vaksin lainnya adalah vaksin Oxford yang sedang menjalani uji coba fase 3. Kemajuannya bagus dan pada akhirnya November kami mungkin bisa menunjukkan hasil," kata Dr Vinod K Paul selama pengarahan mingguan Kementerian Kesehatan tentang COVID-19, dikutip dari laman Times Now News, Rabu (14/10/2020).
Kepala Satgas penelitian vaksin Oxford, Kate Bingham, juga menegaskan bahwa ada kemungkinan vaksin tersebut bisa tersedia di akhir tahun
"Saya pikir ini adalah kesempatan yang kecil, tetapi ada kemungkinan bahwa kita bisa mendapatkan vaksin Oxford sebelum natal (November- awal Desember)," jelas Bingham yang dikutip dari Oxford Mail.
"Saya berharap akan ada dua vaksin, di mana kita bisa melihat data fase tiga tahun ini," lanjutnya.
Kemungkinan ini bisa terjadi, tergantung pada sejumlah faktor termasuk memastikan bahwa orang yang direkrut sudah mencukupi, dan data lainnya. Jika data sudah terkumpul, inilah yang akan dinilai oleh regulator.
Bingham mengatakan, jika semua usaha telah dilakukan mungkin saja vaksin tersebut bisa didapatkan tahun ini. Tetapi, ia lebih yakin jika vaksin ini kemungkinan besar tersedia di tahun depan.
"Saya optimis bahwa kita akan melihat empat dari enam vaksin kami yang saat ini dalam uji fase tiga, dua, dan satu, menunjukkan bisa memperoleh kekebalan yang kuat dan bisa membunuh virus Corona hidup," tuturnya.
https://kamumovie28.com/brothers-2016/
16 Kab/Kota yang Catat Kasus Aktif Corona dari 500 hingga 1.000
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengungkap data jumlah kasus aktif virus Corona COVID-19 di bawah 1.000 kasus.
"Ada 16 kabupaten dan kota dengan jumlah kasus dibawah 1.000 di atas 500. Ini harus hati-hati, jangan sampai kasusnya ikut naik dengan tinggi, kemudian nanti bisa besar lagi jumlah kasus aktifnya," jelas dr Dewi dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube, Rabu (14/10/2020).
Selain itu, Dewi juga mengatakan beberapa wilayah harus hati-hati dalam penanganan Corona. Karena bisa saja 12 kab dan kota dengan kasus aktif di atas 1.000 bisa naik.
"Tapi kalo kita nggak hati-hati (contoh Medan 951 kasus) jangan sampai kasusnya lebih tinggi. Kalau bisa kita tekan terus di bawah angka 1.000, di bawah angka 500, dan di bawah angka 100 kasus," pungkas Dewi.
1. Kota Medan: 951 kasus
2. Bekasi: 863 kasus
3. Kota Kendari: 774 kasus
4. Kota Samarinda: 772 kasus
5. Kota Sorong: 767 kasus
6. Tangerang: 698 kasus
7. Kota Balikpapan: 695 kasus
8. Kota Makassar: 693 kasus
9. Kutai Kartanegara: 666 kasus
10. Kota Surabaya: 641 kasus
11. Kota Semarang: 603 kasus
12. Mimika: 578 kasus
13. Kota Banda Aceh: 568 kasus
14. Kota Bogor: 557 kasus
15. Kota Bandung: 544 kasus
16. Kota Palembang: 514 kasus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar