Senin, 26 Oktober 2020

Butuh Bepergian? Ini Harga Swab dan Rapid Test COVID-19 di Beberapa RS

 Libur panjang cuti bersama pekan depan banyak dimanfaatkan untuk bepergian. Untuk mencegah penularan virus Corona COVID-19, sangat disarankan untuk melakukan tes terlebih dahulu.

Ada berbagai macam tes yang tersedia. Yang paling akurat tentu saja swab RT-PCR (reverse-transcriptase polymerase chain reaction), meski harganya relatif lebih mahal. Baru-baru ini, pemerintah menetapkan harga maksimal Rp 900 ribu untuk tes tersebut.


Pilihan lainnya adalah rapid test, yang akurasinya dinilai lebih rendah meski harganya memang lebih ekonomis. Rapid test ini sendiri ada banyak macamnya, antara lain rapid test antigen dan antibodi atau serologi.


Apapun pilihannya, ada baiknya ketahui dulu kisaran harganya.


Berdasarkan survei detikcom, Sabtu (24/10/2020) berikut harga pemeriksaan mandiri COVID-19 di sejumlah rumah sakit Jakarta dan sekitarnya:


1. RS Mayapada Hospital

Harga Rapid test/ serologi: Rp. 185.000 (berlaku untuk Drive Thru, In-House, Home Service dan di luar biaya visitasi.)

Harga SWAB test : Rp. 900.000 (hasil dalam 3 hari dan belum termasuk Surat Keterangan Dokter.)

Tambahan Jasa Pelayanan (optional):

- Silver: Additional Rp. 750.000 (hasil 24 jam)

- Gold: Additional Rp. 1.250.000 (hasil 12 jam)

- Platinum: Additional Rp. 1.750.000 (hasil 6 jam)


2. RS Siloam

- Rapid test (hasil minimal 15 menit): Rp. 149.000

- Rapid test + surat keterangan dokter + vitamin: Rp. 249.000

- SWAB test (same day) : Rp 2.500.000

- SWAB test (next day) : Rp 1.700.000

- SWAB test (H+3) : Rp 900.000

*charge belum termasuk biaya pembuatan surat keterangan dokter Rp 100.000


3. RSU Permata Ibu

- Rapid test: Rp 150.000

- Rapid test + konsultasi dokter umum: Rp 175.000

- Rapid test + konsultasi dokter umum + rontgen thorax: Rp 350.000

- SWAB test (H+2 atau H+3): Rp 900.000


4. RS Bethsaida

- Rapid test serologi: Rp. 149.000

- Rapid test (tes cepat): Rp 399.000

- Rapid test untuk 4 orang (tes cepat): Rp 1.399.000

- SWAB test (H+2): Rp. 900.000

- SWAB test (H+1): Rp. 1.200.000

- SWAB test (same day): Rp. 2.000.000

- SWAB test Drive thru: Rp. 1.700.000


5. RS Pertamina

- Rapid test: Rp 150.000

- Rapid test + print hasil: Rp 175.000

- SWAB test (H+3): Rp 900.000

- SWAB test (H+2): Rp 1.100.000

- SWAB test (H+1): Rp 1.200.000


6. RS Mitra Keluarga

-Rapid test drive thru hari Rabu-jumat: Rp 120.000

- Rapid test hari Senin-sabtu (hasil 2 jam): Rp 225.000

- SWAB test (H+2 atau H+3) : harga dari Rp 900.000-925.000


7. RS Eka Hospital

- Rapid test drive thru: Rp 150.000

- Rapid test safety flight:

Executive (konsultasi dokter umum + rapid test + hematologi lengkap): Rp 249.000

Business (konsultasi dokter umum rapid test + hematologi lengkap + Rontgen Thorax): Rp 349.000.

- SWAB test drive thru (berlaku di Bekasi, BSD, dan Cibubur dengan hasil H+2 atau H+3): Rp. 899.000

https://indomovie28.net/emperor/


DKI Perpanjang PSBB Transisi, Benarkah Penularan COVID-19 Sudah Melandai?


Pemprov DKI Jakarta kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi hingga 8 November mendatang. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kebijakan ini bisa dihentikan dan diganti menjadi PSBB ketat apabila terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan di ibu kota.

"Dalam hal ini, seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta dapat menerapkan kembali kebijakan Rem Darurat (Emergency Brake). Artinya, apabila terjadi tingkat penularan yang mengkhawatirkan, Pemprov DKI Jakarta dapat menghentikan seluruh kegiatan yang sudah dibuka selama PSBB Masa Transisi dan menerapkan kembali pengetatan," kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Minggu (25/10/2020).


Apakah ini artinya perkembangan kasus COVID-19 di DKI Jakarta tidak sedang mengkhawatirkan?


Menurut dr Masdalina Pane dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), perkembangan kasus COVID-19 di DKI Jakarta masih terbilang tinggi setiap harinya.


"Kalau dikatakan transmisi di DKI Jakarta itu melandai, saya nggak begitu sepakat karena kasus di DKI Jakarta itu saat ini ribuan, di atas 1.000, sesekali 900. Tapi, mostly di atas 1.000," kata Pane saat dihubungi detikcom, Minggu (25/10/2020).


Lebih lanjut, dr Pane mengatakan, dalam ilmu epidemiologi itu tidak ada definisi kurva melandai, tetapi adanya naik atau turun. "Semua negara itu berusaha menurunkan kurva, menurunkan grafik kasus baru, melandai itu tandanya kita tidak mampu dalam mengendalikan," ujarnya.


Meski begitu, Pane berharap testing yang dilakukan di DKI Jakarta bisa lebih baik agar orang yang terinfeksi COVID-19 bisa terdeteksi secara tepat. Contohnya, orang yang memiliki gejala COVID-19 dan dinyatakan negatif pada pemeriksaan pertama, harus dilakukan pemeriksaan kedua untuk konfirmasi.


"Orang-orang yang positif pada pemeriksaan pertama dia disebut konfirm langsung disebut positif, tapi kalau negatif dia harusnya dilakukan pemeriksaan kedua lebih dari 24 jam, jadi besoknya harus diperiksa lagi," jelasnya.

https://indomovie28.net/need-for-speed/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar