Kamis, 15 Oktober 2020

CDC Belum Rekomendasikan Vaksin COVID-19 untuk Anak, Ini Alasannya

  Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengatakan, untuk saat ini vaksin virus Corona COVID-19 tidak disarankan untuk disuntikkan ke anak-anak ketika sudah tersedia nanti.

Dikutip dari Reuters, hal ini karena belum ada satu pun uji klinis vaksin COVID-19 eksperimental yang dilakukan pada anak-anak dan juga ibu hamil, sehingga keamanannya belum bisa terjamin.


Meski begitu, CDC mengatakan rekomendasi ini bisa saja berubah seiring berkembangnya uji klinis yang dilakukan.


"Kelompok yang direkomendasikan untuk menerima vaksin bisa berubah di masa depan," tulis CDC dalam situs resminya.


Beberapa perusahaan pengembang vaksin COVID-19 memang sudah berencana untuk melakukan uji klinis pada anak-anak. Misalnya, Pfizer Inc berencana melakukan uji klinis vaksin pada anak-anak berusia 12 tahun dan AstraZeneca pada anak-anak berusia 5-12 tahun.


Di AS sendiri vaksin COVID-19 akan didistribusikan dalam empat fase. Tenaga kesehatan dan orang yang termasuk kelompok rentan lainnya akan mendapatkan akses vaksin pertama.

https://nonton08.com/diana/


Tentara LGBT Dipecat, Mungkinkah Genetik Pengaruhi Perilaku Seks Sejenis?


Pengadilan Militer II-09 Bandung memecat Pratu H karena melakukan hubungan sejenis. Sebelumnya, Pengadilan Militer Semarang juga memecat Praka P karena kasus serupa.

Gagasan tentang 'gen gay' sempat jadi perbincangan yang berpendapat gen tertentu bisa menentukan orientasi seksual seseorang menjadi gay, dibantah oleh sebuah penelitian. Sebuah penelitian menunjukkan gen seseorang tidak menentukan apakah ia akan tertarik pada lawan jenis atau tidak.


Analisis genetik terhadap hampir setengah juta orang telah menyimpulkan tidak ada satupun 'gen gay'. Dalam studi yang dipublikasikan di Science, peneliti memindai genom atau susunan genetik dari 409.000 orang yang mendaftar ke proyek Biobank Inggris, dan 68.500 terdaftar di perusahaan genetika 23andMe.


Peserta juga ditanya apakah mereka memiliki pasangan sesama jenis atau juga pasangan lawan jenis.


Hasil survei menunjukkan terdapat ratusan gen yang memiliki pengaruh pada seksualitas. Namun, meski faktor-faktor genetik tersebut dikombinasikan, faktor genetik hanya menyumbang 8-25 persen dan dianggap cukup kecil sebagai 'penyumbang' orientasi seksual sesama jenis.


Lima dari penanda genetik secara signifikan dikaitkan dengan perilaku sesama jenis. Hanya saja sejumlah peneliti berpendapat hal itu masih jauh dari prediksi tentang preferensi seksual seseorang.


Penelitian tersebut menunjukkan adanya faktor non genetik yang menyebabkan terjadinya perilaku menyukai sesama jenis. Antara lain lingkungan, pengasuhan, kepribadian, dan pengasuhan yang jauh lebih signifikan dalam mempengaruhi pilihan pasangan seksual seseorang.


"Tidak ada gen gay, dan tes genetik untuk mengetahui apakah Anda akan memiliki hubungan sesama jenis tidak akan berhasil," kata Ben Neale, seorang profesor di Analytic and Translational Genetics Unit di Massachusetts General Hospital, penulis studi tersebut dikutip dari BBC.


David Curtis, profesor kehormatan di UCL Genetics Institute, University College London, mengatakan studi ini dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada yang namanya 'gen gay'.


"Tidak ada varian genetik dalam populasi yang memiliki efek substansial pada orientasi seksual," katanya.

https://nonton08.com/sky-on-fire/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar