Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito menyampaikan perkembangan data kematian pada minggu ini. Secara nasional, jumlah kematian mengalami penurunan sebesar 7,7 persen dibandingkan minggu lalu.
Namun dalam paparannya, Prof Wiku mengatakan kematian paling banyak akibat COVID-19 terjadi pada usia diatas 46 tahun. Pada usia 46 sampai 59 tahun, jumlah kematian akibat COVID-19 mencapai 6,11 persen. Sementara kematian yang usianya di atas 60 tahun totalnya 14,67 persen.
"Jika dilihat dari data kematian, kematian paling banyak terjadi pada usia diatas 46 tahun. Ini artinya kelompok lansia harus benar-benar kita jaga, agar tidak tertular COVID-19," jelas Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube BNPB, Kamis (8/10/2020).
Selain itu, Prof Wiku mengingatkan masyarakat untuk melindungi mereka agar tidak tertular COVID-19 dan bisa menekan angka kematian. Tak hanya itu, ia juga menekankan jika para lansia mengalami gejala atau positif Corona, harus segera ditangani dengan baik dan cepat.
Adapun beberapa cara untuk melindungi kelompok usia rentan ini dari COVID-19, seperti:
Tidak bepergian keluar rumah, kecuali sangat mendesak
Jauhi keramaian, perkumpulan, dan kegiatan sosial
Hindari kunjungan keluarga
Anjurkan lansia untuk melakukan kegiatan menyenangkan, sehingga meningkatkan imunitas
Cukup tidur malam, 6-8 jam dan siang 2 jam
Makan makanan yang bergizi
Selalu menjaga kebersihan diri dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
"Satu kematian pun terbilang nyawa, kita tidak bisa mentolerir adanya kematian. Untuk itu, menekan angka kematian harus betul2 diupayakan dengan segera dan semaksimal mungkin," tegasnya.
https://indomovie28.net/chappie/
Ricuh Demo di Tengah Pandemi, Mungkinkah Water Cannon Semprotkan Disinfektan?
Aksi demo penolakan Omnibus Law Cipta Kerja yang dilakukan buruh dan mahasiswa, Kamis (8/10/2020), di sejumlah daerah Indonesia berakhir ricuh.
Melakukan demo di tengah pandemi Corona seperti ini tentu dapat meningkatkan penularan COVID-19. Terlebih banyaknya gesekan atau kontak fisik yang terjadi saat demonstrasi berlangsung.
Apa perlu menyemprotkan disinfektan dengan water cannon untuk mencegah penyebaran COVID-19?
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, mengatakan penyemprotan disinfektan menggunakan water cannon tidak akan efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19 saat demo.
"Nggak ada gunanya buat apa, memangnya virus itu di luar, orang itu di dalam tubuh kok," tegas Pandu kepada detikcom, Selasa (6/10/2020).
Sementara menurut Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, penyemprotan disinfektan akan menjadi lebih efektif jika dilakukan setelah aksi demo selesai.
"Kalau lagi demo nggak jelas kapan berakhirnya," ucap dr Miko dalam wawancara terpisah.
"Jadi setelah demo baru disemprotkan disinfektan buat keamanan yang menggunakan jalan," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar