Kamis, 15 Oktober 2020

Tentara LGBT Dipecat, Mungkinkah Genetik Pengaruhi Perilaku Seks Sejenis?

 Pengadilan Militer II-09 Bandung memecat Pratu H karena melakukan hubungan sejenis. Sebelumnya, Pengadilan Militer Semarang juga memecat Praka P karena kasus serupa.

Gagasan tentang 'gen gay' sempat jadi perbincangan yang berpendapat gen tertentu bisa menentukan orientasi seksual seseorang menjadi gay, dibantah oleh sebuah penelitian. Sebuah penelitian menunjukkan gen seseorang tidak menentukan apakah ia akan tertarik pada lawan jenis atau tidak.


Analisis genetik terhadap hampir setengah juta orang telah menyimpulkan tidak ada satupun 'gen gay'. Dalam studi yang dipublikasikan di Science, peneliti memindai genom atau susunan genetik dari 409.000 orang yang mendaftar ke proyek Biobank Inggris, dan 68.500 terdaftar di perusahaan genetika 23andMe.


Peserta juga ditanya apakah mereka memiliki pasangan sesama jenis atau juga pasangan lawan jenis.


Hasil survei menunjukkan terdapat ratusan gen yang memiliki pengaruh pada seksualitas. Namun, meski faktor-faktor genetik tersebut dikombinasikan, faktor genetik hanya menyumbang 8-25 persen dan dianggap cukup kecil sebagai 'penyumbang' orientasi seksual sesama jenis.


Lima dari penanda genetik secara signifikan dikaitkan dengan perilaku sesama jenis. Hanya saja sejumlah peneliti berpendapat hal itu masih jauh dari prediksi tentang preferensi seksual seseorang.


Penelitian tersebut menunjukkan adanya faktor non genetik yang menyebabkan terjadinya perilaku menyukai sesama jenis. Antara lain lingkungan, pengasuhan, kepribadian, dan pengasuhan yang jauh lebih signifikan dalam mempengaruhi pilihan pasangan seksual seseorang.


"Tidak ada gen gay, dan tes genetik untuk mengetahui apakah Anda akan memiliki hubungan sesama jenis tidak akan berhasil," kata Ben Neale, seorang profesor di Analytic and Translational Genetics Unit di Massachusetts General Hospital, penulis studi tersebut dikutip dari BBC.


David Curtis, profesor kehormatan di UCL Genetics Institute, University College London, mengatakan studi ini dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada yang namanya 'gen gay'.


"Tidak ada varian genetik dalam populasi yang memiliki efek substansial pada orientasi seksual," katanya.

https://nonton08.com/dont-go-breaking-my-heart-2/


WHO Sebut Kriteria Ini Tak Dapat Vaksin Corona hingga 2022, Mengapa?


 - Organisasi Kesehatan Dunia menyebut orang muda yang sehat tidak mungkin mendapat vaksin Corona sampai tahun 2022.

Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan mengatakan hal ini dilakukan karena imunisasi akan diprioritaskan bagi orang tua dan kelompok rentan lainnya terlebih dahulu.


Petugas kesehatan, pekerja garda terdepan, dan orang tua kemungkinan akan ditawari vaksin Corona terlebih dahulu, meskipun rincian siapa saja yang menjadi prioritas masih dirampungkan oleh WHO.


Terlebih hingga kini belum ada satupun vaksin Corona yang dianggap aman dan efektif oleh WHO, Uni Eropa atau Amerika Serikat.


"Orang cenderung berpikir bahwa pada tanggal 1 Januari atau 1 April, saya akan mendapatkan vaksin, dan kemudian semuanya akan kembali normal," jelas Swaminathan. "Tidak akan berhasil seperti itu," tambahnya.


Swaminathan menambahkan bahwa dunia diharapkan memiliki setidaknya satu vaksin Corona yang aman dan efektif pada 2021, tetapi akan tersedia dalam jumlah yang terbatas.


Saat ini sudah ada 10 vaksin virus Corona di seluruh dunia sedang dalam uji klinis tahap akhir.


"Kebanyakan orang setuju bahwa ini dimulai dengan petugas kesehatan dan petugas garis depan, tetapi bahkan kemudian Anda perlu menentukan siapa di antara mereka yang memiliki risiko tertinggi dan kemudian orang tua dan seterusnya," jelas Swaminathan, seperti dikutip dari laman CNBC.


"Akan ada banyak panduan yang keluar, tapi saya pikir rata-rata orang, orang muda yang sehat mungkin harus menunggu hingga 2022 untuk mendapatkan vaksin," tambahnya.

https://nonton08.com/lady-bloodfight/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar