Seorang pasien COVID-19 yang tidak memiliki gejala pernapasan telah menderita kelainan saraf dalam kasus yang menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa ilmuwan. Kondisi ini dialami seorang pria berusia 30 tahun dari Texas.
Ia mengalami kesulitan berbicara dan berjalan, yang merupakan manifestasi dari kerusakan otak kecil, bagian yang mengontrol koordinasi dan keseimbangan. Padahal pasien tersebut tidak mengalami batuk, nyeri dada, atau gejala pernapasan terkait lainnya.
"COVID-19 belum dilaporkan sebagai penyebab dari kondisi serebellitis akut tanpa gejala pernapasan terkait," tulis Adriana Povlow dan Andrew Auerbach, dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas, dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Emergency Medicine, dikutip dari South China Morning Post.
Para dokter di San Antonio, awalnya mengira pasien ini menderita stroke. Namun pemindaian otak tidak menemukan pendarahan di kepala, tetapi gambar sinar-X menunjukkan beberapa peradangan ringan di paru-paru bagian atas. Tes PCR mengkonfirmasi ia infeksi virus corona.
Pasien menghabiskan 10 hari di rumah sakit tanpa menunjukkan tanda-tanda gejala pernafasan, menurut dokter. Meskipun ada beberapa perbaikan dalam gejala neurologisnya, dia masih tidak dapat berjalan tanpa bantuan pada saat keluar dari rumah sakit.
Dokter di China sebelumnya telah memperingatkan bahwa virus tersebut dapat menyebabkan kerusakan otak. Lebih dari sepertiga pasien di Wuhan mengalami gangguan kesadaran, kejang, kehilangan penciuman atau penglihatan, nyeri saraf, dan gangguan neurologis lainnya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan April.
Pasien lain di belahan dunia lain juga telah dilaporkan mengalami "brain fog" selama berbulan-bulan setelah keluar dari rumah sakit, namun sebagian besar sudah lanjut usia dan kerusakan otak selalu disertai gejala lain. Kasus cerebellitis akut lainnya juga telah dicatat pada pasien COVID-19 hanya saja dia menunjukkan gejala pernapasan.
https://indomovie28.net/the-elevator-three-minutes-can-change-your-life-2/
4 Kenikmatan Dahsyat yang Bisa Didapat Ketika Bercinta Memakai Kondom
Menggunakan kondom saat bercinta sangatlah disarankan. Sebab, manfaat kondom untuk kesehatan ternyata cukup efektif bagi pasutri yang ingin menunda kehamilan dan mencegah penularan penyakit seksual.
Terlepas dari manfaatnya bagi kesehatan, kondom ternyata memiliki manfaat lain yang yaitu dapat mempengaruhi kenikmatan bercinta hingga menambah rasa sayang pasangan.
Dikutip dari Muscle And Fitness, 4 kenikmatan yang bisa kamu rasakan saat memakai kondom:
1. Menjadi rileks
Stres bisa merusak gairah bercinta. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa, 50 persen wanita ketika bercinta tanpa memakai kondom akan terasa stres. Stres tersebut meliputi rasa khawatir akan penyakit menular dan memikirkan kehamilan tak direncanakan.
Ahli seks dan hubungan, Emily Morse mengatakan, saat memakai kondom kamu akan terasa lebih bebas dari rasa khawatir dan fokus sehingga bercinta menjadi lebih nikmat dan bergairah.
2. Digunakan untuk foreplay
Foreplay dipercaya menambah gairah ketika bercinta. Kondom yang kamu gunakan bisa menjadi sarana foreplay dengan pasangan sehingga meningkatkan gairah.
3. Seks lebih tahan lama
Mengalami ejakulasi dini sangat menakutkan bagi semua pasangan. Pasalnya, bercinta akan berjalan lebih cepat. Kondom dapat membantu mencegah ejakulasi dini dan membuat bercinta menjadi tahan lama.
Kamu bisa memilih kondom dengan lapisan tebal yang berfungsi sebagai senyawa aktif untuk mengurangi sensitivitas.
4. Makin disayang
Kondom dengan rasa sayang pasangan terlihat tidak memiliki hubungan. Namun, sebuah riset menemukan bahwa wanita akan menganggap pria bertanggung jawab ketika mereka membeli dan menyediakan kondom. Hal ini tentu berimbas pada rasa sayang dan suka dari para pasangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar