Rabu, 02 Juni 2021

Perubahan Masa Berlaku Rapid Antigen-PCR-GeNose untuk Syarat Perjalanan

 Pemberlakukan larangan dan pengetatan mudik Lebaran telah berakhir. Perubahan ini membuat masa berlaku rapid antigen, PCR, dan GeNose untuk syarat perjalanan domestik juga berubah.

Masa berlaku rapid antigen, PCR, dan GeNose sebagai syarat perjalanan tertuang dalam SE No 12 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang dalam Negeri di Masa Pandemi COVID-19.


Setiap orang yang melakukan perjalanan, wajib memakai masker dan menjaga jarak serta mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Penggunaan masker wajib dilakukan dengan benar yakni menutupi hidung dan mulut.


Berikut masa berlaku rapid antigen, PCR, dan GeNose untuk syarat perjalanan domestik.


Pulau Bali

Udara, laut, dan darat


Masa berlaku hasil RT-PCR maksimal 2x24 jam sebelum keberangkatan

Masa berlaku rapid antigen maksimal 2x24 jam sebelum keberangkatan

Tes GeNose di Bandara, Pelabuhan, dan Terminal sebelum keberangkatan

Pulau Jawa dan Luar Jawa

Transportasi udara

Masa berlaku hasil negatif tes RT-PCR maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan

Masa berlaku rapid antigen maksimal 2x24 jam sebelum keberangkatan

Tes negatif hasil GeNose di Bandara Udara sebelum berangkat.

Transportasi laut

Masa berlaku hasil negatif RT-PCR atau rapid antigen 3x24 jam sebelum keberangkatan

Tes negatif hasil GeNose di Pelabuhan sebelum berangkat

Kereta api antarkota

Surat keterangan hasil negatif RT-PCR atau antigen 3x24 jam sebelum keberangkatan

Tes negatif hasil GeNose di Stasiun KA sebelum berangkat.

Transportasi darat pribadi

Diimbau melakukan tes RT-PCR atau antigen dengan hasil negatif 3x24 jam sebelum keberangkatan

Hasil negatif tes GeNose di rest area

Transportasi darat umum

Dilakukan tes acak rapid antigen atau GeNose apabila diperlukan oleh Satgas Penanganan COVID-19 daerah


Masa berlaku rapid antigen-PCR-GeNose mulai efektif sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan kondisi COVID-19 di Indonesia.

https://indomovie28.net/movies/spiritual-trinity/


Antisipasi RS Penuh, Ambulans di Kudus Standby Siap-siap Rujuk ke Semarang


 Kasus COVID-19 yang mengamuk di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menjadi perhatian pemerintah pusat. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta ambulans selalu standby di Rumah Sakit agar pasien COVID yang harus dirujuk ke Semarang bisa segera tertangani.

Ganjar mengatakan tidak hanya pemerintah Provinsi Jateng yang memantau penanganan Corona di Kudus namun juga pemerintah pusat. Kepala BNPB Letjan Ganip Warsito juga akan datang langsung ke Kudus hari ini.


"Kudus dapat perhatian khusus, tidak hanya Provinsi tapi juga nasional. Intensitas komunikasi dengan menkes dan juga mendagri mengingatkan. Hari ini dari BNPB Kepala Badan yang baru akan datang," kata Ganjar di kantornya, Rabu (2/6/2021).


Ia menegaskan jika Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian kasur di rumah sakit penuh maka bisa dibawa ke Semarang karena sudah siap ikut membantu penanganan COVID-19 dari Kudus.


"BOR penuh tidak usah babibu, langsung saja. Cadangkan ambulans di depan, periksa, bawa ke Semarang, siap bantu. Respon cepat akan membikin pasien nyaman. Kemarin ada yang minta dirawat tapi berdebat di sana. Kita mesti berpikir out of the box, tidak berpikir RS situ saja daerah situ saja. Kita siap bantu, RS lain siap bantu," jelasnya.

https://indomovie28.net/movies/red-and-black/

Beda Vaksin Sinopharm Vs Sinovac, Sama-sama Direstui WHO dan Dipakai RI

 Vaksin Sinopharm dan Sinovac baru-baru ini mendapat emergency use listing (EUL) atau izin penggunaan darurat dari organisasi kesehatan dunia WHO. Keduanya sama-sama vaksin buatan China dan digunakan di Indonesia.

Setelah mengantongi 'restu' WHO, vaksin Sinopharm dan Sinovac berarti telah memenuhi standar persyaratan internasional terkait keamanan dan efikasinya.


Vaksin Sinopharm sendiri telah mendapat EUL dari WHO sejak 7 Mei 2021. Sementara Sinovac baru mendapatkanya pada 1 Juni 2021.


Meski dua vaksin ini sama-sama buatan China, keduanya memiliki beberapa perbedaan mulai dari efikasi hingga efek samping. Berikut perbedaan antara vaksin Sinopharm dan Sinovac.


1. Efikasi

Vaksin Sinopharm

Dalam uji klinis fase 3 di Uni Emirat Arab, vaksin Sinopharm menunjukkan efikasi sebesar 78 persen dalam mencegah COVID-19. Data ini didapat dari hasil uji coba pada 42 ribu relawan.


Tak hanya itu, didapatkan juga imunogenisitas sebesar 99,92 persen pada orang dewasa dan lansia 100 persen, 14 hari setelah suntikan kedua.


Vaksin Sinovac

Berdasarkan hasil uji klinis fase 3 di Bandung, Jawa Barat, vaksin Sinovac memiliki efikasi sebesar 65,3 persen. Artinya, vaksin ini dapat menurunkan kejadian penyakit COVID-19 hingga 65,3 persen.


Hasil ini didapat berdasarkan uji coba kepada 1.600 orang di Bandung.

2. Efek samping

Vaksin Sinopharm

Menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito, efek samping vaksin Sinopharm dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh. Peluang kejadiannya pun terbilang sangat kecil, yakni 0,01 persen. Berikut efek sampingnya.


Efek samping lokal:


Rasa sakit

Kemerahan.

Efek samping sistemik:


Sakit kepala

Nyeri otot

Diare

Batuk.

Bagaimana dengan umur penggunaan Vaksin Sinopharm Vs Sinovac? Simak di halaman berikut.


Vaksin Sinovac

Tak jauh berbeda dengan vaksin Sinopharm, efek samping yang bisa ditimbulkan dari vaksin Sinovac pun terbilang ringan. Di antaranya sebagai berikut.

Efek samping lokal:


Nyeri

Iritasi

Kemerahan

Pembengkakkan.

Efek samping sistemik:


Nyeri otot

Kelelahan

Demam.

3. Usia penerima vaksin

Vaksin Sinopharm

Vaksin Sinopharm dapat diberikan kepada kelompok usia di atas 18 tahun hingga lansia. Interval atau jeda waktu yang dianjurkan antara pemberian dosis pertama dan kedua adalah 21-28 hari.


Vaksin Sinovac

Awalnya vaksin Sinovac hanya diperuntukkan bagi usia 18-59 tahun. Namun, setelah dievaluasi lebih lanjut tentang keamanan dan efektivitasnya, vaksin ini juga bisa digunakan untuk lansia 60 tahun ke atas dengan rentang penyuntikan 28 hari antara dosis pertama dan kedua.


Selain itu, dua vaksin ini juga menggunakan platform yang sama, yakni inactivated virus atau virus yang dimatikan. Meski ada beberapa perbedaan antara vaksin Sinopharm dan Sinovac, WHO telah memberikan restu bagi keduanya untuk digunakan.

https://indomovie28.net/movies/migi-muke-hidari-jieitai-he-iko/


Perubahan Masa Berlaku Rapid Antigen-PCR-GeNose untuk Syarat Perjalanan


Pemberlakukan larangan dan pengetatan mudik Lebaran telah berakhir. Perubahan ini membuat masa berlaku rapid antigen, PCR, dan GeNose untuk syarat perjalanan domestik juga berubah.

Masa berlaku rapid antigen, PCR, dan GeNose sebagai syarat perjalanan tertuang dalam SE No 12 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang dalam Negeri di Masa Pandemi COVID-19.


Setiap orang yang melakukan perjalanan, wajib memakai masker dan menjaga jarak serta mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Penggunaan masker wajib dilakukan dengan benar yakni menutupi hidung dan mulut.


Berikut masa berlaku rapid antigen, PCR, dan GeNose untuk syarat perjalanan domestik.


Pulau Bali

Udara, laut, dan darat


Masa berlaku hasil RT-PCR maksimal 2x24 jam sebelum keberangkatan

Masa berlaku rapid antigen maksimal 2x24 jam sebelum keberangkatan

Tes GeNose di Bandara, Pelabuhan, dan Terminal sebelum keberangkatan

https://indomovie28.net/movies/fallen-angels-4/