Insiden kolapsnya gelandang Denmark Christian Eriksen di tengah laga Euro 2020 antara Denmark vs Finlandia mengingatkan pada momen serupa pada 2012 yang dialami Fabrice Ndala Muamba.
Terkait insiden yang dialami Eriksen, Fabrice Muamba juga sempat menunjukkan simpati melalui media sosial. "Please God," cuitnya di Twitter.
Ketika bermain untuk Bolton Wanderers, Fabrice Muamba mengalami momen nyaris serupa dengan yang dialami Eriksen malam tadi. Sembilan tahun lalu, ia juga kolaps di tengah laga perempat final FA Cup melawan Tottenham karena mengalami henti jantung atau cardiac arrest.
Bahkan secara teknis Muamba sempat mengalami 'mati suri', jantungnya benar-benar berhenti selama 78 menit. Mujizat baginya, tim dokter berhasil melakukan resusitasi hingga jantungnya hidup lagi.
Eriksen saat ini dalam kondisi stabil setelah mendapat CPR (cardio pulmonary resuscitation) dan perawatan medis. Belum ada informasi remsi tentang apa penyebab Eriksen kolaps, namun sejumlah pakar mengaitkannya dengan cardiac arrest atau henti jantung mendadak.
Setelah mendapat CPR di lapangan, Eriksen ditandu dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Sejumlah laporan menyebut Eriksen sudah bisa berbicara.
https://indomovie28.net/movies/ghost-in-the-shell-the-new-movie/
Bupati Pastikan Corona 'Varian India' B1617 Terdeteksi di Kudus!
Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menjadi zona merah penyebaran virus Corona atau COVID-19. Bupati Kudus HM Hartopo menyebutkan hasil penelitian ditemukan ada varian baru COVID-19 asal India terdeteksi di Kudus. Tidak disebutkan apakah termasuk varian Delta (B1617.2) atau varian Kappa (B1617.1).
"Rakor tadi (tadi malam) Kemenkes juga, juga Pak Gubbernur, Pak Kapolda, dan Pak Pangdam, yang pada intinya informasi varian baru di sini (di Kudus). Ini dikhawatirkan harus ada kontingensi terkait permasalah penanganan untuk COVID-19 di Kudus, takutnya bisa merambah ke mana-mana," jelas Bupati Kudus HM Hartopo kepada wartawan selepas rakor di Command Center Pendapa Kabupaten Kudus, Sabtu (12/6/2021) malam.
Hartopo mengatakan sebelumnya ada 34 sampel pasien positif COVID-19 yang dilakukan penelitian guna mengetahui apakah ada varian baru apa tidak di Kudus. Alhasil ada 28 sampel dinyatakan positif varian baru B.1617 dari India. Hartopo pun belum mengetahui asal mula varian baru tersebut.
"B.1617 dari India itu. Kemarin ada 34 spesimen yang terdeteksi ada 28," jelasnya.
"Kalau Cilacap kemarin dibawa dari Filipina ya, dari kapal ada indikasi di sana. Itupun hanya satu orang kena. Ini Kudus penelitian 34 ini malah terdeteksi 28," lanjutnya.
Hartopo menjelaskan sejumlah langkah pemerintah dilakukan guna memutus penyebaran virus COVID-19 varian baru tersebut. Di antaranya menerapkan mikro lockdown hingga menyiapkan tempat isolasi mandiri terpusat yang ada di Kudus.
"Perintahnya Lockdown mikro. Lockdown mikro ini bagaimana pemetaannya akan berkoordinasi lebih lanjut. Besok pak Gub rencana akan ke sini," jelasnya.
"Kami juga akan menyiapkan isolasi pemusatan dulu. Karena kita kekurangan dari SDM, Sapras, SDM yang menjadi permasalah. Rusunawa sudah siap. Tapi tenaga ini harus perlu ada suplai dari provinsi dan pusat. Kita penekanan ke mikro zonasinya," ungkapnya.
Hartopo juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu taat protokol kesehatan. Dia mengajak bersama-sama seluruh masyarakat untuk memutus penyebaran virus Corona atau COVID-19 di Kudus ini.
"Ini kita tadi OTG perlu waspadai. Setiap orang perlu kita waspadai karena pada dasarnya orang kadang-kadang, aku selalu pakai masker tapi perlu diwaspadai," pungkas Hartopo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar