Sabtu, 19 Juni 2021

Ingat Lagi, Begini Aturan Isolasi Mandiri untuk Pasien COVID-19

 - Kasus COVID-19 di Indonesia kini tengah meningkat pesat. Akibatnya, jumlah bed atau tempat tidur perawatan di rumah sakit tidak mampu menampung semua pasien.

Hal ini membuat sebagian pasien yang tidak bergejala memilih untuk melaksanakan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Tetapi, banyak yang masih khawatir dan bingung mengenai apa saja yang harus dilakukan selama isolasi.


Menurut Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), dr Erlang Samoedro, SpP (K), ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menjalani isolasi mandiri. Terutama tetap menggunakan masker.


"Kalau isolasi di rumah, kita harus jaga jarak dengan orang yang di rumah yang nggak sakit. Selalu menggunakan masker, kecuali kalau sedang di dalam kamar sendirian ya. Nggak kontak dengan keluarga yang tidak sakit di rumah," kata dr Erlang saat dihubungi detikcom, Jumat (18/6/2021).


Selain itu, ada beberapa hal lain yang perlu dilakukan saat pasien COVID-19 menjalani isolasi mandiri di rumah seperti yang dikutip dari laman Kementerian Kesehatan.


1. Selalu memakai masker dan membuang masker bekas pakai di tempat yang ditentukan.


2. Jika sakit (ada gejala demam, flu, dan batuk), maka tetap berada di rumah. Jangan pergi bekerja, sekolah, ke pasar, atau ke ruang publik untuk mencegah penularan masyarakat.


3. Gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lainnya, dan jaga jarak dari anggota keluarga.


4. Cek suhu gejala secara rutin, seperti mengecek suhu harian, batuk, dan sesak napas. Hindari juga pemakaian peralatan makan, alat mandi, dan tempat tidur dengan keluarga yang tidak sakit.


5. Terapkan perilaku hidup sehat dan bersih, serta konsumsi makanan bergizi, mencuci tangan dengan sabun, dan air yang mengalir serta lakukan etika batuk dan bersin.


6. Jaga kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan desinfektan. Selalu berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi, kurang lebih selama 15-30 menit.


7. Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit berlanjut, seperti sesak napas dan demam tinggi, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

https://nonton08.com/movies/just-a-bite/


Waspada! Kondisi yang Tak Disadari Picu Serangan Jantung Saat Olahraga


 Kasus kolaps yang terjadi di para atlet belakangan ini memicu rasa was-was. Tak sedikit yang akhirnya khawatir apakah olahraga malah bisa berbahaya bagi tubuh hingga memicu serangan jantung.

Ahli jantung dr Vito A Damay dari RS Siloam Lippo Karawaci menegaskan olahraga tak berbahaya selama seseorang tahu batasan dan risiko kesehatan masing-masing. Maka dari itu, perlu rutin check up untuk mengetahui risiko tersebut.


"Olahraga itu sendiri tidak menyebabkan serangan jantung, olahraga itu bagus, di usia muda apalagi sudah mesti olahraga," tegas dr Vito dalam bincang bersama e-Life detikcom Jumat (18/6/2021).


Bila ada kasus serangan jantung saat olahraga hingga berisiko fatal, menurut dr Vito, hal tersebut sudah jelas didasari pada beberapa kondisi atau riwayat kesehatan masing-masing. Sayangnya, hal ini sering tak disadari atau malah diabaikan.


"Satu nih ada pasien dia sudah pernah kena serangan jantung, tapi dia nggak mau dilakukan pemasangan ring misalnya, lalu dia bilang saya mau coba deh dok dengan pola hidup sehat saja semoga penyakit di tubuh saya hilang," cerita dr Vito.


"Itu nggak bisa, sudah terlambat, sekarang karena penyakitnya sudah terjadi, nah terus karena dia tidak mau, akhirnya sudahlah, dia olahraga sendiri, kebetulan kena serangan jantung," tuturnya menjelaskan risiko yang dihadapi.


dr Vito mengibaratkan tubuh dan kinerja organ vital jantung seperti mesin yang harus dikontrol terlebih ketika mengalami kerusakan. "Sudah terlanjur, sudah karatan, dipakai jalan-jalan, keluar rumah, ya pasti mogok lah mesinnya," sambungnya.


"Nah itu yang pertama kenapa orang olahraga lagi sepeda lagi lari kena serangan jantung," ungkapnya.

https://nonton08.com/movies/sisters-neighbor/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar