Rabu, 16 Juni 2021

Uji Klinis Fase II Vaksin Nusantara 'dr Terawan' Diungkap, Ini Hasilnya

 Peneliti utama vaksin Nusantara berbasis dendritik, Johnny, menjabarkan hasil uji klinis Fase II yang melibatkan 136 subjek dari semula target 227 subjek. Beberapa di antaranya tak bisa mengikuti uji klinis lantaran tak lolos skrining atau masuk dalam kategori eksklusi karena positif COVID-19 hingga sedang hamil, adapula yang berhalangan hadir.

Johnny mengaku uji klinis sudah dimulai sebelum akhirnya ada MoU Nota Kesepahaman bersama BPOM, Kementerian Kesehatan, dan TNI AD, sehingga hasilnya menurut dia tetap perlu dipublikasikan. Hasil uji klinis vaksin dendritik Nusantara dr Terawan Agus Putranto tersebut diklaim tak mencatat kejadian tidak diinginkan (KTD) kategori serius, melainkan hanya kategori ringan saja.


"Hasilnya adalah kejadian tidak diinginkan semua derajat ringan. Terdapat 24 subyek yang mengeluhkan reaksi lokal grade 1," jelasnya dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (16/6/2021).


Berikut kejadian tidak diinginkan kategori ringan yang dicatat:


Pegal: 17 orang

Memar: 3 orang

Kemerahan: 3 orang

Gatal: 1 orang

"Pada follow up minggu pertama sampai minggu keempat (pasca vaksinasi) tidak didapatkan kejadian tidak diinginkan reaksi sistemik, tidak didapatkan kejadian serious adverse event sampai pasiennya dirawat di rumah sakit," kata dia.


Lebih lanjut, Johnny menjelaskan uji klinis Fase II vaksin dendritik tersebut melakukan cek darah lengkap di laboratorium, hingga kimia darah, elektrolit, dan melihat keamanan fungsi hati hingga fungsi ginjal. Hasilnya tak ada kelainan dari hasil pemeriksaan laboratorium.


Johnny juga menyebut uji Fase II vaksin Nusantara dendritik melihat berapa banyak dosis yang cocok diberikan pada subjek. Dari uji tiga kategori yaitu 0,1, 0,3, dan 1,0 mikrogram, dosis 0,1 diklaim Johnny sudah memberikan imunitas seluler yang bermakna, sehingga dipilih 0,1 dosis.


Dengan pemantauan uji Fase II vaksin dendritik Nusantara di minggu pertama hingga keempat setelah vaksinasi, Johnny menyimpulkan hingga saat ini keamanan vaksin baik dan tak tercatat KTD berat atau serius.


"Dari ketiga dosis antigen protein S yang dipakai dalam penelitian ini meningkatkan imunogenisitas seluler terutama sel T. Dosis antigen protein S minimal yang dapat memberikan imunogenisitas seluler optimal adalah 0,1 mikrogram," bebernya.

https://indomovie28.net/movies/born-a-champion/


10 Manfaat Habbatussauda, Jintan Hitam Penangkal Penyakit


Habbatussauda atau jintan hitam dikenal sebagai obat herbal. Manfaat habbatussauda sangat banyak, salah satunya dapat mengobati beberapa kondisi kesehatan. Tidak diragukan lagi bahwa pengobatan dengan habbatussauda telah dilakukan selama ribuan tahun.

Habbatussauda terbukti memiliki sifat anti-oksidan dan anti-kanker, ini dapat membantu meredakan peradangan di dalam tubuh termasuk kulit ketika dioleskan. Manfaat habbatussauda ternyata bukan hanya bisa digunakan sebagai pengobatan kesehatan saja, tetapi bisa juga sebagai kecantikan.


Dikutip dari Healthline, terdapat beberapa manfaat habbatussauda bagi kesehatan dan kecantikan yang tidak perlu diragukan lagi


1. Mengurangi tekanan darah tinggi

Mengonsumsi habbatussauda selama dua bulan telah terbukti mengurangi tekanan darah tinggi, pada orang yang tekanan darahnya meningkat.


2. Menurunkan kolestrol tinggi

Habbatussauda tinggi dengan asam lemak sehat yang dapat membantu menjaga kadar kolestrol sehat.


3. Memperbaiki gejala rheumatoid arthritis

Mengonsumsi habbatussauda dapat membantu mengurangi gejala rheumatoid arthritis inflamasi.


4. Mengurangi gejala asma

Efek anti-inflamasi dari habbatussauda dapat meluas hingga memperbaiki gejala asma, ini dapat mengurangi peradangan di saluran pernapasan dan dapat membantu gejala bronkitis.


5. Mengurangi sakit perut


Mengonsumsi habbatussauda dapat meredakan sakit perut dan kram. Manfaat habbatussauda juga dapat membantu mengurangi gas dalam perut, perut kembung dan tumbuhnya bisul.

https://indomovie28.net/movies/american-fighter/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar