Varian Corona ganas yang diwaspadai dunia sudah tercatat 70 kasus di Indonesia. Adapun varian Corona yang dimaksud adalah varian Alpa Corona B117, varian Delta B16172 dan varian Corona B1351.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) Prof Amin Subandrio menjelaskan total kasus varian Corona tersebut berdasarkan data yang dihimpun sejak kemarin, Selasa (8/6/2021). Data yang diterima detikcom menunjukkan varian baru Corona mendominasi di DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Berikut sebarannya.
Corona B117 (Varian Alpha) pertama kali diidentifikasi di Inggris menyebar ke Indonesia, Sumatera Selatan, 5 Januari 2021.
Varian Alpha total ada 34 kasus:
DKI Jakarta: 18 kasus
Jawa Barat: 2 kasus
Sumatera Utara: 2 kasus
Jawa Timur: 2 kasus
Riau: 2 kasus
Bali: 1 kasus
Sumatera Selatan: 1 kasus
Kalimantan Selatan: 1 kasus
Kalimantan Utara: 1 kasus
Jawa Tengah: 1 kasus.
Corona B1617 (Varian Delta) pertama kali diidentifikasi di India, menyebar ke DKI Jakarta, Indonesia 3 April 2021.
Varian Delta total ada 31 kasus:
Jawa Tengah: 13 kasus
DKI Jakarta: 9 kasus
Sumatera Selatan: 4 kasus
Kalimantan Tengah: 3 kasus
Kalimantan Timur: 3 kasus
Corona B1351 (Varian Beta) pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, menyebar ke Bali, Indonesia, 25 Januari 2021.
Varian Beta total ada 5 kasus:
DKI Jakarta: 3 kasus
Bali: 1 kasus
Jawa Timur: 1 kasus
Menurut Prof Amin, gejala COVID-19 dari setiap varian bervariasi, tetapi yang disoroti kemudian adalah kemungkinan angka keparahan dan tingkat kematian akibat COVID-19 yang tinggi. Ia tak menutup potensi dari tiga varian 'ganas' yang diawasi dunia dan masuk dalam daftar variant of concern (VOC) WHO.
"Gejalanya bervariasi, yang B1617 memang dikhawatirkan morbiditasnya artinya keparahan penyakitnya lebih tinggi, dan juga angka kematian lebih tinggi," kata dia kepada detikcom Rabu (9/6/2021).
"Tetapi di Indonesia datanya belum menunjukkan perbedaan yang signifikan antara satu varian dengan varian lainnya," sambung Prof Amin.
https://indomovie28.net/movies/tarzan-the-ape-man/
6 Obat Flu dan Batuk Alami Tanpa Efek Samping yang Mudah Ditemukan di Rumah
Di tengah pandemi COVID-19, menjaga tubuh tetap fit adalah kunci. Tak terkecuali dari ancaman flu, mengingat gejala hidung mampet dan batuk mirip dengan infeksi COVID-19. Langkah pertolongan pertama, penting untuk mengenal jenis-jenis obat flu dan batuk yang mudah diperoleh dan bisa distok di rumah.
Masih ingat bagaimana di awal pandemi di Indonesia, seduhan empon-empon banyak direkomendasikan untuk mencegah COVID-19 yang dikenal mirip dengan pilek? Tak heran, bahan alami nan tradisional memang sudah lama diandalkan masyarakat dan para dokter untuk menyembuhkan gejala pilek.
Lantas, apa saja sih obat flu dan batuk alami yang dipercaya mempan melawan gejala pilek? Berikut jawabannya:
1. Jahe
Bukan lagi rahasia, sensasi hangat ala jahe adalah rempah mujarab untuk meredakan batuk dan sakit tenggorokan. Selain itu, peneliti pula membenarkan, irisan jahe mentah dalam air hangat bisa meredakan gejala batuk dan mual yang kerap muncul saat sakit berat.
2. Air garam
Kumur-kumur campuran air hangat dan garam dipercaya bisa meredakan batuk, hidung tersumbat, dan gejala panas dalam. Bahkan, metode ini dipercaya bisa membasmi virus pada area mulut, hidung, dan tenggorokan.
3. Sup ayam
Bukan cuma lezat, sup ayam sudah terbukti secara ilmiah bisa meredakan gejala flu berat.
"Sup kaldu akan mempercepat pergerakan lendir di hidung karena cairan panas dapat melebarkan pembuluh darah dan melancarkan aliran darah sehingga lendir keluar. Itu akan mengurangi mampet," terang dokter penyakit dalam di Rumah Sakit Lenox Hill dan Pusat Medis Mount Sinai di Kota New York, dr Keri Peterson, dikutip dari CBS News, Rabu (9/6/2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar