Kamis, 24 Juni 2021

Rapor Merah WHO Soal Situasi COVID-19 di DKI Jakarta

 - Kasus Corona di Ibu Kota meledak. Per Rabu, 23 Juni 2021, DKI Jakarta menempati posisi pertama wilayah dengan kasus baru COVID-19 yakni 4.693 kasus.


Empat wilayah DKI juga kembali masuk zona merah atau risiko tinggi Corona yakni Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan epidemiologi mingguannya juga menyoroti kenaikan kasus Corona di DKI Jakarta.


"Kasus mingguan yang dilaporkan dan kematian meningkat dua kali lupat di DKI Jakarta pekan ini dibandingkan dua pekan terakhir," tulis WHO dikutip dari laman resminya, Kamis (24/6/2021).


Pada pekan 14-20 Juni, tingkat insiden penularan COVID-19 per 100 ribu penduduk di DKI Jakarta adalah 163.1, dengan tingkat transmisi komunitas (CT level) yang berada di level 4.


Berdasarkan pedoman WHO, CT level 4 berarti ada risiko infeksi COVID-19 yang sangat tinggi di publik dan sejumlah besar kasus didapat secara lokal dan tersebar sangat luas pada 14 hari terakhir.


Selain itu, di pekan yang sama, DKI memiliki jumlah kasus konfirmasi dan kematian penduduk akibat COVID-19 tertinggi, diikuti oleh DI Yogyakarta, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung.


"Selama minggu 14 hingga 20 Juni, jumlah total mingguan kemaitan terkonfirmasi COVID-19 di DKI Jakarta adalah 334, jumlah kematian mingguan tertinggi yang dilaporkan di

provinsi ini sejak awal pandemi," sebut WHO.


Provinsi DKI juga mengalami peningkatan jumlah kasus mingguan lebih dari 50 persen dibandingkan pekan sebelumnya yakni 101 persen.


"Diperlukan tindakan segera terkait potensi lonjakan kasus di provinsi yang disorot yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten. Tingkat hunian tempat tidur juga telah dilaporkan tinggi di semua provinsi ini," beber WHO.

https://movieon28.com/movies/flirting-scholar-from-the-future/


Blora Zona Merah, Cuma Tersisa 51 Bed untuk Pasien COVID-19


Berstatus zona merah, 70 persen tempat tidur (TT) di rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Blora dipergunakan untuk menangani pasien COVID-19. Totalnya ada 100 tempat tidur dari 168 bed yang dipakai pasien Corona.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Edi Widayat mengatakan hal ini terjadi imbas lonjakan kasus COVID-19. Adapun 70 persen tempat tidur yang dipakai termasuk dari RSUD dr Soetijono Blora dan dr Soeprapto Cepu.


"Terus terjadi lonjakan angka COVID-19, tempat tidur atau TT di dua rumah sakit itu 70 persennya kita pergunakan khusus untuk menangani pasien COVID-19," kata Edi saat dihubungi detikcom, Kamis (24/06/2021).


Edi menambahkan, dari 5 rumah sakit Kabupaten Blora yang menerima pasien COVID-19, kini hanya menyisakan 51 tempat tidur yang kosong.


"Ini setiap jam bisa berubah ya. Tapi lebih kecenderungan meningkat. Total tempat tidur yang terisi untuk pasien COVID-19 saat ini ada 250. Hanya sisa 51 tempat tidur yang kosong," ungkapnya.


Bahkan rencananya satu rumah sakit milik TNI di Blora juga akan dipergunakan untuk menangani pasien COVID-19.


"Tidak hanya dua RSUD saja, besok di rumah sakit bantu (Rumkitban) atau di sini, bisa disebut rumah sakit DKT, semua tempat tidurnya akan digunakan untuk menangani pasien COVID-19," terangnya.


Dihubungi terpisah, Kabid Pelayanan RSUD Blora Muh Jamil Muhclisin menambahkan, sebelumnya hanya 30 persen tempat tidur di RSUD yang dipergunakan untuk menangani pasien COVID-19, kini jumlahnya meningkat menjadi 70 persen.


"Tapi yang perlu diingat, 70 persen tempat tidur itu dipergunakan hanya untuk pasien yang bergejala sedang dan berat. Untuk orang tanpa gejala dan gejala ringan kita sediakan di tempat isolasi terpadu yakni di hotel Mega Bintang Cepu. Jadi jangan ada kata penolakan pasien COVID-19 di RSUD. Mengingat keterbatasan tempat," terangnya.

https://movieon28.com/movies/flirting-scholar/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar