Komunitas intelijen Amerika Serikat tak memungkiri adanya 2 kemungkinan asal muasal virus Corona. Pasalnya hingga kini, dugaan kuat mereka perihal virus Corona berasal dari kecelakaan di laboratorium Wuhan pun belum berbasis bukti yang kuat.
Teori lainnya, virus Corona muncul secara alami dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi.
"Komunitas Intelijen AS tidak tahu persis di mana, kapan, atau bagaimana virus COVID-19 awalnya ditularkan. Tetapi, mengacu pada 2 skenario yang mungkin terjadi," terang Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI), dikutip dari Reuters, Kamis (28/5/2021).
Menurutnya, hingga kini belum ada informasi yang cukup kuat untuk menilai 2 kemungkinan virus Corona tersebut. Ditegaskan, kedua teori tersebut sama-sama masih jauh dari konklusi perihal penyebab awal COVID-19.
Hal tersebut dibenarkan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Mengatasi perdebatan atas 2 teori ini, ia menegaskan peningkatan upaya investigasi oleh Badan Intelijen AS, dengan batas waktu pelaporan hingga 90 hari ke depan.
"Saya menugaskan Komunitas Intelijen untuk melipatgandakan upaya analisis informasi agar bisa mendapatkan kesimpulan yang pasti. Saya minta mereka untuk melaporkan kembali kepada saya dalam 90 hari," kata Biden.
"Sebagai bagian dari laporan itu, saya meminta bidang penyelidikan lebih lanjut yang mungkin diperlukan, termasuk pertanyaan khusus untuk China," lanjutnya.
Sebelumnya pada Maret 2021, laporan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama para ilmuwan China menyebut, teori AS soal virus Corona berasal dari kecelakaan di laboratorium adalah sangat tidak mungkin. Ditambah berdasarkan penelitian selama 4 minggu pada Wuhan, mereka meyakini virus ini ditularkan dari kelelawar pada manusia melalui hewan lain.
https://cinemamovie28.com/movies/fallen-2/
Di-ghosting seperti Kisah Kaesang-Felicia Tissue? Psikolog Ungkap Dampaknya
Media sosial kini diramaikan kisah 'ghosting' antara Felicia Tissue dan Kaesang Pangarep. Namun terlepas dari kasus tersebut, 'ghosting' atau hilang mendadak banyak menjadi penyebab patah hati. Alih-alih diputuskan dengan komunikasi terbuka, korban ghosting ditinggal begitu saja tanpa penjelasan.
Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi, founder pusat konsultasi Anastasia and Associate, menyebut ghosting adalah salah satu indikasi toxic relationship. Baik yang perlahan-lahan menghilang tanpa kabar, didiamkan sementara waktu, atau yang mendadak hilang untuk selamanya.
"Secara umum, dampaknya tentu banyak korban yang menjadi insecure, trust issue. Trauma tentu saja ada. Tapi apakah bertahan secara lama atau nggak? Kemudian bentuknya, takut menjalin hubungan baru atau berani menjalin hubungan dengan trust issue yang besar," terangnya pada detikcom, Kamis (27/5/2021).
Menurutnya, tingkat kefatalan dampak ghosting bisa berbeda pada setiap orang. Pada pasangan yang sudah membicarakan pernikahan, ditinggal tiba-tiba mungkin imbasnya amat fatal.
Atau pada pasangan banyak tersorot publik, ekspektasi tentang hubungan mereka bisa menimbulkan beban yang lebih berat pada korban ghosting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar