Rabu, 19 Mei 2021

Sah! Singapura Resmi Pakai Vaksin Pfizer untuk Anak

 - Regulator obat-obatan di Singapura, Health Sciences Authority (HAS) resmi menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 pada anak berusia 12 hingga 15 tahun.

Kabar ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Ong Ye Kung, Selasa (18/5/2021) sore. Sebelumnya vaksin ini hanya diberikan pada mereka yang berusia 16 tahun ke atas.


Persetujuan penggunaan vaksin Corona Pfizer di Singapura juga datang dari komite ahli vaksin di negara itu. Efiasi vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech disebut konsisten.


"Kedua tim telah menilai bahwa vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 menunjukkan kemanjuran dan keamanan yang tinggi untuk kelompok usia 12 hingga 15 tahun ini, yang konsisten dengan apa yang kami amati untuk populasi orang dewasa," kata Ong, dikutip dari Channel News Asia.


Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menyebut, pihaknya sudah mempertimbangkan keamanan, kemanjuran, tolerabilitas vaksin dan desain studi uji klinis sebelum memberikan persetujuan penggunaan pada anak.


"Data menunjukkan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 menunjukkan kemanjuran tinggi yang konsisten dengan yang diamati pada populasi orang dewasa," tulis HSA.


"Profil keamanannya juga konsisten dengan profil keamanan yang diketahui pada populasi orang dewasa dan standar yang ditetapkan untuk vaksin terdaftar lainnya yang digunakan dalam imunisasi terhadap penyakit lain," lanjutnya.


Vaksin buatan Pfizer-BioNTech adalah vaksin COVID-19 pertama yang diizinkan untuk digunakan di Singapura untuk kelompok usia anak 12-15 tahun.


Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan RI menyebut vaksin Pfizer baru akan datang di periode Juni-Juli yang akan digunakan pada program vaksinasi Corona pemerintah. Belum ada kabar lebih lanjut mengenai siapa saja penerima vaksin Corona buatan Amerika Serikat ini.

https://tendabiru21.net/movies/the-gruesome-twosome/


Usai Dinyatakan Positif COVID-19, Anak Ini Alami Penyakit Langka


 Seorang anak laki-laki usia 6 tahun sedang berjuang melawan penyakit langka akibat virus Corona COVID-19 di rumah sakit.

Anak laki-laki tersebut bernama Oliver Patterson, tiga minggu setelah dinyatakan positif virus Corona COVID-19, ia mulai merasa lesu, sakit perut dan menolak untuk makan.


Oliver akhirnya dilarikan ke rumah sakit di Dartford, Inggris. Saat itu, dokter mengira Oliver menderita tonsilitis. Tetapi, tubuhnya tertutup oleh adanya ruam hingga wajah dan matanya membengkak cukup parah.


Akhirnya, Oliver pun didiagnosis oleh dokter dengan sistem inflamasi multi-sistem pediatrik (PIMS) dan menghabiskan empat malam dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Anak Evalina London.


Kondisi peradangan langka ini mirip dengan penyakit Kawasaki dan telah membuat sekitar 200 anak Inggris menjalani perawatan intensif di rumah sakit.


Ibu Oliver, Laura mengatakan anaknya sangat berjuang untuk bertahan hidup karena penyakit langka yang diidap sang putra.


"Fungsi jantungnya memburuk dan ia diberi obat yang berbeda. Saat itu adalah momen tersulit dalam hidup kami. Tapi, sehari sebelum dia jatuh sakit, dia sempat duduk di tepi pantai untuk bersenang-senang," jelas Laura dikutip dari The Sun.


Kemudian, Oliver pun diberi pengobatan steroid dan kondisinya mulai membaik sehingga boleh diizinkan pulang ke rumah.


Laura mengaku menceritakan ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi hanya ingin meningkatkan kesadaran semua orang.


Sementara itu, seorang ibu lainnya, Tracey Hanley mengungkapkan bahwa anak laki-laki yang berusia 5 tahun, Marley juga mengembangkan PIMS dan dilarikan ke Evalina dua Minggu lalu.


"Tubuhnya yang masih kecil terlihat sangat kesakitan," kata Tracey.


Sistem inflamasi multi-sistem pediatric (PIMS) telah menyebabkan kekhawatiran dan kebingungan di antara orangtua dan dokter.


Pada awal pandemi virus corona, banyak anak-anak di rumah sakit yang menderita penyakit Kawasaki, suatu kondisi yang umumnya menyerang bayi dan balita.

https://tendabiru21.net/movies/starry-eyes/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar