Kabar duka datang dari Raditya Oloan, suami dari aktris Joanna Alexandra. Di usia yang masih muda, Raditya meninggal dunia. Setelah dinyatakan negatif COVID-19, kondisinya memburuk lantaran memiliki badai sitokin.
Disebutkan oleh Alexandra, Raditya juga memiliki riwayat komorbid asma. Ia sempat dirawat di ICU dengan ventilator atau alat bantu pernapasan sebelum akhirnya berpulang pada Kamis (6/5/2021).
1. Apa itu badai sitokin?
Badai sitokin adalah kondisi respons imun tubuh berlebihan, biasanya dipicu oleh infeksi. Sitokin adalah protein yang mengomunikasikan sinyal-sinyal tubuh untuk merespons infeksi. Jika respons berlebih pada sistem imun, bisa terjadi hyperinflamation.
2. Penyebab badai sitokin
Hingga kini tidak diketahui penyebab pasti dari badai sitokin. Akan tetapi, para ahli menduga, sistem kekebalan sendirilah yang menyebabkan kondisi parah pada sebagian pasien.
Sistem kekebalan yang harusnya berfungsi menjaga melawan infeksi, dalam kondisi ini malah membuat kondisi penyakit yang diidap semakin parah.
"Biasanya, sitokin bekerja untuk membantu tubuh kita dalam jumlah sedang. Namun pada kondisi tertentu, di mana jumlahnya menjadi terlalu banyak, sistem kekebalan malah menyebabkan kerusakan pada tubuh pasien," ujar profesor di divisi penyakit menular di University of Cincinnati College of Medicine, Carl Fichtenbaum, MD, dikutip dari Health, Jumat (7/5/2021).
3. Bisa dialami pada COVID-19
Joanna mengungkapkan, Raditya Oloan yang rutin mengunggah konten pelayanan via Tiktok ini juga telah lama bergelut dengan riwayat asma. Pada beberapa kasus, sindrom badai sitokin inilah yang menyebabkan kondisi amat parah pada pasien COVID-19, bahkan dalam waktu yang singkat.
"Kami melihat orang-orang sepanjang adanya penyakit ini (COVID-19), tubuhnya merespons dengan hiperinflamasi. Ini adalah aliran sitokin yang memengaruhi paru-paru, jantung, dan ginjal pasien. Kondisi tubuh mereka merespons secara berlebihan ini mirip dengan cara pasien kanker merespons infeksi," kata dokter di RS Houston Methodist, Deepa Gotur, MD.
4. Dampak badai sitokin
Menurutnya, pengidap badai sitokin yang terinfeksi COVID-19 seperti Raditya Oloan mengalami demam dan sesak napas yang kemudian berpotensi menjadi beragam komplikasi pernafasan lainnya. Biasanya, komplikasi ini timbul 6-7 hari setelah infeksi COVID-19.
https://maymovie98.com/movies/jesus/
Bukan Varian Baru, Virus Corona yang Masuk RI dari Kongo Ternyata B117
Sempat disebut Varian Congo, kasus COVID-19 di Jawa Timur ternyata adalah varian Inggris B117. Disebut varian mutasi Corona dari Kongo, lantaran seorang warga negara Indonesia (WNI) terinfeksi usai melakukan perjalanan dinas ke wilayah Afrika Selatan tersebut.
"Kami temukan satu yang terpapar mutasi baru," ujar Kadinkes Jatim, dr Herlin Ferliana, di Surabaya, Kamis (6/5/2021).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) dr Siti Nadia Tarmizi meluruskan, pasien Corona yang terpapar sepulang dari Kongo terinfeksi mutasi Corona B117.
"Pasien tersebut terinfeksi varian Corona B117," demikian konfirmasi dr Nadia kepada detikcom Jumat (7/5/2021).
Meski begitu, Kadinkes Jatim mengklaim kondisi pasien tersebut sudah negatif COVID-19 dan berdasarkan hasil tracing, tak ada penularan Corona yang terjadi dari pasien B117 Jatim. Seperti diketahui, Corona B117 termasuk variant of concern (VOC) organisasi kesehatan dunia (WHO) yang diwaspadai dunia.
dr Nadia menjelaskan, Corona B117 berpotensi memicu penularan COVID-19 ke banyak orang. Karakteristik virus Corona B117 juga disebutnya bisa memperparah gejala COVID-19.
"Corona B117 menyebabkan penularan yang lebih cepat artinya berpotensi menjadi superspreader, mempengaruhi tingkat keparahan penyakit, gejala orang yang terinfeksi dari tingkat ringan ke parah, dan berujung pada kematian," jelas dr Nadia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar