- Arab Saudi dilaporkan tengah mempertimbangkan kembali untuk melarang jemaah haji dari luar negeri karena adanya lonjakan kasus COVID-19 secara global. Mereka juga khawatir tentang munculnya varian baru Corona.
Dua sumber terpercaya mengatakan kepada Reuters bahwa larangan ini akan berlaku bagi setiap warga asing yang hendak melakukan ibadah haji.
Disebutkan, rencananya hanya warga Arab Saudi saja yang diizinkan untuk beribadah haji. Dengan catatan mereka harus sudah divaksinasi atau sembuh dari COVID-19 setidaknya 6 bulan sebelum ibadah haji.
Salah satu sumber mengatakan pada awalnya memang pemerintah Arab Saudi mengizinkan sejumlah jemaah asing yang sudah divaksinasi untuk beribadah haji. Namun, timbul kebingungan tentang jenis vaksin yang akan menjadi syarat.
Terlebih merebaknya varian baru Corona di berbagai negara telah mendorong para pejabat Arab Saudi untuk mempertimbangkan hal ini.
Meski begitu, kedua sumber tersebut menyatakan bahwa isu ini masih menjadi pertimbangan dan pemerintah Arab Saudi belum mengambil keputusan apa pun.
https://maymovie98.com/movies/krampus-the-devil-returns/
Kampus Ini Tawarkan Beasiswa untuk Mahasiswa yang Mau Divaksin COVID-19
Kampus Rowan University di New Jersey, Amerika Serikat, menawarkan beasiswa sekitar Rp 14 juta untuk mahasiswanya yang mau menjalani vaksinasi COVID-19. Program ini dilakukan sebagai bentuk dukungan memperluas cakupan vaksinasi.
Pihak kampus menjelaskan beasiswa sekitar Rp 7 juta akan diberikan untuk biaya kuliah bila mahasiswa bisa menunjukkan bukti vaksinasi COVID-19 sampai tanggal 7 Agustus 2021. Selain itu, beasiswa tambahan sekitar Rp 7 juta juga akan diberikan untuk biaya asrama.
Sementara mahasiswa yang sampai tanggal ditentukan belum divaksinasi wajib melakukan tes COVID-19 secara berkala.
"Mahasiswa residen yang tidak divaksin harus menjalani tes COVID-19 mingguan secara rutin. Mahasiswa lain yang melakukan kontak dekat dengan banyak orang, misalnya atlet, juga diminta tetap menjalani tes meski sudah divaksinasi," kata rektor kampus, Ali Houshmand, seperti dikutip dari CNN, Jumat (7/5/2021).
Program insentif serupa rencananya juga akan diberlakukan untuk staf kampus
Puluhan Pendaki Dievakuasi dari Gunung Everest Gara-gara COVID-19
Tampaknya tidak ada satupun tempat di dunia yang aman dari COVID-19. Bahkan di base camp Everest, gunung tertinggi di dunia, puluhan pendaki sampai harus dievakuasi karena terkonfirmasi positif.
Erland Ness, seorang pendaki dari Norwedia yang dievakuasi dari base camp Everest akhir April mengkonfirmasi hal itu kepada CNN. Ia terkonfirmasi positif COVID-19 saat tiba di rumah sakit di Kathmandu, Nepal.
"Saat saya dites positif, rasanya mengejutkan. Dan lalu saya sadar bahwa ekspedisi berakhir bagi saya," kata Ness.
"Impian saya tadinya mencapai puncak dan melihat pemandangan," lanjutnya.
Pendaki dari Polandia, Pawel Michalski, menceritakan di Facebook bahwa 30 orang dievakuasi dari base camp dan hasil tesnya positif. Everest ER, organisasi yang memberikan bantuan pada para pendaki, menyebut beberapa pendaki mengisolasi diri di tenda.
"Lebih dari 30 orang sudah dievakuasi menggunakan pesawat baling-baling ke Kathmandu dengan gejala edema paru, kemudian dinyatakan positif corona," tulis Michalski.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar