Pemberian izin darurat untuk vaksin Sinopharm oleh organisasi kesehatan dunia WHO membuka peluang bagi vaksin Corona buatan China lainnya, CoronaVac dari Sinovac. Keputusannya diperkirakan keluar dalam waktu dekat.
Vaksin Sinopharm mendapatkan emergency use listing (EUL) dari WHO baru-baru ini. Perwakilan WHO untuk China Dr Gauden Galea menilainya sebagai milestone yang bakal meningkatkan pasokan vaksin global secara signifikan.
"Keputusan yang diumumkan Jumat oleh WHO di Jenewa untuk memberikan EUL pada vaksin COVID-19 yang dibuat di China mewakili sebuah milestone pencapaian," katanya, dikutip dari Livemint.
Menurutnya, persetujuan untuk vaksin Sinopharm bisa mendorong pengakuan WHO untuk 15 vaksin COVID-19 lainnya yang dikembangkan di China. Termasuk di antaranya, vaksin CoronaVac buatan Sinovac yang diperkirakan bakal mendapat persetujuan dalam beberapa hari ke depan.
"Ini seharusnya juga mendorong kontribusi yang lebih besar dari China untuk pasokan global dan keadilan vaksin," kata Dr Galea.
https://cinemamovie28.com/movies/lupin-the-third-vs-detective-conan-the-movie/
The Next India? 6 Negara Asia Ini Juga Hadapi Ledakan COVID-19
- Amukan COVID-19 di India tengah jadi sorotan dunia. Namun sebenarnya, beberapa negara lain di Asia juga mengalami lonjakan kasus serupa. Indonesia bahkan termasuk di antaranya.
Organisai kesehatan dunia baru-baru ini menyebut, jumlah kasus positif di India secara akumulatif menyumbang hampir separuh dari kasus global. Sedangkan jumlah kematian di negara ini mencakup hampir seperempat dari yang tercatat di seluruh dunia.
Dikutip dari CNN, lonjakan kasus COVID-19 juga terjadi di negara-negara yang berdekatan dengan India, mulai dari Nepal di utara hingga Sri Lanka dan Maladewa di selatan. Bahkan di Asia tenggara, lonjakan juga bikin pusing sejumlah negara.
Berikut rangkumannya:
1. Indonesia
Sempat melandai beberapa pekan terakhir, penularan kasus COVID-19 di Indonesia kembali jadi perhatian. Terlebih setelah Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi masuknya varian baru asal India, B1617, yang dikenal sebagai 'mutan ganda' atau 'double mutant' dan diyakini lebih menular.
Rerata jumlah kasus harian dalam sepekan terakhir kembali mencapai angka 5.000-an kasus. Larangan mudik diberlakukan untuk mengendalikan risiko penularan pada momen lebaran 2021.
2. Kamboja
Hingga Februari 2021, Kamboja tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah kasus COVID-19 paling sedikit, bahkan tanpa kasus meninggal. Namun sejak akhir bulan tersebut, laju infeksi meroket hingga ratusan kasus perhari.
Jumlah total kasus positif di negara ini telah mencapai 17.621, dari yang semula hanya 500-an kasus di akhir Februari. Kematian hingga saat ini telah mencapai 114 kasus.
3. Thailand
Di awal-awal pandemi, penanganan COVID-19 di negara ini termasuk yang paling sukses meski awalnya menjadi negara pertama di luar China yang melaporkan kasus positif. Namun kondisinya berbeda tahun ini, setelah mengalami gelombang kedua sejak Desember, lalu berlanjut dengan gelombang ketiga.
Awal April, Thailand menutup sejumlah tempat hiburan di Bangkok selama 2 pekan. Namun infeksi tetap tidak terkendali, diperparah dengan mobilitas massa pada perayaan Songkran di pertengahan April.
4. Nepal
Sebuah laporan menyebut, puluhan pendaki Everest harus dievakuasi dari base camp di wilayah Nepal karena mengalami gejala COVID-19. Dalam pemeriksaan di rumah sakit di Kathmandu, sebagian terkonfirmasi positif.
Di Nepal, peningkatan kasus COVID-19 harian dimulai pada pertengahan April, berselang beberapa pekan setelah India mengalami gelombang kedua. Hanya dalam 2 pekan, lanju peningkatan kasus di negara ini naik 7 kali lipat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar