Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini tengah memantau 10 varian baru Corona yang dianggap berpotensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat global. Hal ini disampaikan oleh pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove.
"Sebenarnya ada sejumlah varian yang terdeteksi di seluruh dunia, yang semuanya perlu kita nilai dengan benar," kata Maria Van Kerkhove yang dikutip dari CNBC International, Selasa (4/5/2021).
Van Kerkhove mengatakan para ilmuwan melihat seberapa banyak setiap varian beredar di daerah lokal. Selain itu, mereka juga mengamati apakah mutasi akan mengubah tingkat keparahan atau penularan penyakit dan faktor lain sebelum mengkategorikannya sebagai ancaman kesehatan masyarakat yang baru.
"Informasi datang dengan cepat dan berapi-api. Ada varian baru setiap hari yang sedang diidentifikasi dan dilaporkan, tidak semuanya penting," jelasnya.
Meski setiap hari ada varian yang diidentifikasi dan dilaporkan, tetapi hanya beberapa yang masuk ke dalam kategori Variant of Interest (VoI) ataupun Variant of Concern (VoC) oleh WHO. Secara umum, ini diidentifikasi sebagai strain mutasi yang lebih menular, berbahaya, mematikan, dan kebal terhadap vaksin serta perawatan medis.
WHO telah mengklasifikasikan tiga strain baru sebagai varian yang menjadi perhatian, yaitu
B117 yang terdeteksi di Inggris
B1351 dari Afrika Selatan
P1 dari Brasil.
Menurut Van Kerkhove, butuh lebih banyak penelitian untuk memahami varian ini secara signifikan.
Selain tiga varian tersebut, ada beberapa varian lain yang diklasifikasikan sebagai Variant of Interest. Varian tersebut yaitu:
Varian B1525 yang terdeteksi di Inggris dan Nigeria
Varian B1427 atau B1429 yang terdeteksi di Amerika Serikat (AS)
Varian P2 yang terdeteksi di Brasil
Varian P3 yang terdeteksi di Jepang dan Filipina
Varian S477N yang terdeteksi di AS
Varian B1616 yang terdeteksi di Prancis.
Van Kerkhove mengatakan setidaknya sebagian dari klasifikasi ini ditentukan oleh kapasitas urutan yang berbeda-beda di setiap negara. Tetapi, penelitian lanjutan masih perlu dilakukan.
"Sejauh ini tidak lengkap," kata Van Kerkhove.
Selain itu, Van Kerkhove mengungkapkan WHO juga tengah mencari ahli epidemiologi lokal yang bisa menjadi perwakilan dari WHO untuk memantau situasi di lapangan. Ini termasuk untuk mengidentifikasi varian lain yang mungkin juga berpotensi berbahaya.
https://nonton08.com/movies/his-house/
Singgung Darurat Corona di Malaysia, Kemenkes RI Waspadai Mutasi Ganda
Menyoroti kasus Corona di Malaysia, Kementerian Kesehatan meminta warga Indonesia untuk mewaspadai potensi kenaikan kasus COVID-19 serupa. Pasalnya, kenaikan kasus Corona di Malaysia juga berbarengan dengan masuknya varian baru COVID-19 yang juga sudah ada di Indonesia.
"Mutasi ganda Corona B1617 dan Corona B117 varian Inggris juga sudah masuk Singapura dan Malaysia," tutur Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers Selasa (4/5/2021).
"Bahkan kita mendengar dan melihat bahwa Malaysia juga sudah mencatat kasus aktifnya meningkat sampai dengan angka 30 ribu pada hari Minggu, dan ada peningkatan pasien yang dirawat di tempat tidur intensif di RS malaysia," sebut Nadia, mengingatkan untuk menjadi perhatian bersama.
Terlebih, mendekati Lebaran, mobilitas semakin tak terbendung. dr Nadia mewanti-wanti untuk menjalani ketentuan pemerintah terkait larangan mudik.
Ia mengingatkan, surat negatif COVID-19 tak menjamin bebas Corona saat tetap melakukan perjalanan dan tidak menghindari kerumunan.
Sementara untuk kapasitas bed occupancy rate (BOR) diungkap Nadia rata-rata mencapai 35 persen. Baik untuk perawatan isolasi COVID-19 maupun perawatan di ruangan intensif.
Meski begitu, di sejumlah wilayah seperti salah satunya di Jawa Barat, disebut Nadia mengalami peningkatan hampir 30 persen. Sedangkan untuk nasional, tren keterisian BOR RS cenderung flat, tetapi ada potensi untuk mengalami peningkatan berdasarkan pemantauan sejak bulan April kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar