Sebelumnya Google Photos akan otomatis melakukan back up foto dan video dari WhatsApp maupun media sosial (medsos) lainnya. Fungsi tu saat ini tidak berlaku lagi.
Jika kalian perhatika, pada layanan Google Photos biasanya terdapat berbagai folder, baik itu dari aplikasi maupun medsos. Nah, untuk yang terakhir, Google Photos tidak lagi mencadangkan dokumentasi visualnya.
Kebijakan itu diterapkan Google karena pandemi COVID-19. Selama orang-orang diimbau untuk tinggal di rumah, tak sedikit dari mereka mengabadikan momen dan membagikannya ke medsos dan menurut Google. Akibatnya, trafik menjadi sangat tinggi, sehingga perlu diterapkan aturan main yang baru soal Google Photos ini.
Sebagaimana dikutip dari BBC, Jumat (3/7/2020) perubahan ini ditujukan untuk menghemat sumber daya internet. Meski file foto dan video di Google Photos memakan memori perangkat pengguna, fitur layanan kepunyaan Google ini pun menggunakan bandwidth.
Persoalan serupa juga dialami YouTube dan Netflix. Mereka pun telah lebih dulu memberlakukan peraturan baru dengan mengurangi padatnya lalu lintas internet selama pandemi dengan mengurangi resolusinya.
Berikut daftar aplikasi yang terpengaruhi dari kebijakan baru Google Photos yang tidak bisa mencadangkan otomatis file foto dan video, yaitu antara lain:
1. Facebook
2. Instagram
3. Helo
4. Line
5. Messages
6. Messenger
7. Snapchat
8. Twitter
9. Viber
10. WhatsApp
India dan China Bersitegang, Samsung Diuntungkan?
India dan China tengah bersitegang, membuat ajakan boikot produk dari Negeri Tirai Bambu menggaung, termasuk ponsel. Samsung bisa saja diuntungkan mengingat di luar produsen China, hanya mereka yang kuat di India.
Boikot produk China sejauh ini disebut belum berpengaruh terhadap penjualan ponsel China yang sangat dominan di India. Jika sentimen itu berhasil, Samsung yang sekarang nomor 3 di bawah Xiaomi dan Vivo bisa saja memperbaiki posisinya.
Neil Shah selaku analis dari Counterpoint Research menyebut kemungkinan itu bisa saja terjadi. Selain itu, terjadi gangguan manufaktur dan rantai suplai produsen ponsel China.
"Terkait gangguan rantai suplai dan manufaktur yang tertahan, brand China tidak bisa mendistribusikan produk ke pasar meskipun permintaannya bertahan. Samsung di sisi lain lebih punya diversifikasi suplai komponen dari Korea dan China," paparnya.
Dikutip detikINET dari Times of India, Samsung tampaknya memanfaatkan momen ini dengan menggelontorkan cukup banyak produk baru, terutama di kelas menengah yang merupakan segmen paling laku.
Pendapat lain dikemukakan oleh Navkender Singh, direktur IDC India. Ia menyatakan kalaupun Samsung diuntungkan, lebih karena gangguan di manufaktur, bukan karena sentimen anti China.
"Konsumen akan terus membeli smartphone China jika memenuhi kebutuhan mereka di titik harga yang terjangkau," katanya.
LG Bikin LED Penampil Digital Tanpa Kabel
LG kembali menghadirkan solusi media penampil digital untuk pasar komersial. Vendor asal Korea Selatan ini membuatnya tanpa kabel dan melengkapinya dengan kecerdasan buatan alias AI.
Perangkat seri LSAA ini dibuat tidak memiliki konektor kabel sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas saat instalasi. Sebagai gantinya mereka menerapkan konektor berbentuk pin yang ditempatkan pada tiap sisi layar LED penyusun.
Tak hanya sebagai penghubung daya, pin konektor tersebut sebagai memantik layar LED untuk menerima sinyal gambar secara nirkabel. Hasilnya, pengguna cukup menaruh tambahan layar LED dalam susunan yang akan langsung membuatnya aktif dan menayangkan gambar sebagai bagian terhubung dengan layar LED lainnya.
Tiap layar LED yang dibuat dalam dimensi 600 x 337,5 x 44,9 mm. Matriks susunan layar LED inilah yang kemudian membentuk layar besar yang terlihat tanpa batas tepian diantaranya.
https://kamumovie28.com/star/david-arquette/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar