Alat pindai tubuh di bandara Amerika Serikat dinilai melanggar privasi penumpang pesawat. Oleh karena itu, sekarang hadir pemindai tubuh berfilter.
Saat bepergian dengan menggunakan pesawat, calon penumpang diminta untuk melakukan pengecekan dengan alat pemindai tubuh atau scanning. Ini sudah menjadi standar umum dalam pemeriksaan keamanan di bandara.
Namun rupanya, ada sebagian orang yang kurang setuju dengan hal tersebut. Alat pindai tubuh buatan perusahaan Torrance yang dipakai di Amerika Serikat dirasa melanggar privasi karena citra penumpang yang dihasilkan telanjang.
Oleh sebab itu sebuah perusahaan Inggris, Thruvision, melakukan sebuah inovasi. Thruvision membuat alat pindai yang menggunakan teknologi terahertz, yaitu radiasi rendah yang menghasilkan gambar yang mirip citra termal, seperti yang diintip detikcom dari situs resmi thruvision.com, Kamis (2/4/2019).
Sehingga gambar yang ditampilkan adalah tubuh penumpang dalam gumpalan berwarna hijau. Jika ada senjata yang disembunyikan, maka akan ada titik hitam di area tersebut.
Selain citra yang menjaga privasi, alat pindai ini juga memiliki kelebihan lain. Nantinya alat ini bisa memindai dari jarak 7 meter. Alat pindai ini juga bisa memindai secara massal.
Alat pindai ini sedang dalam tahap demonstrasi di fasilitas pengujian TSA di Arlington. Nantinya alat ini rencananya akan digunakan di bandara-bandara Amerika Serikat jika sudah memuhi persyaratan pemerintah dalam konteks filter privasi.
Badan Keamanan Transportasi atau Transportation Security Administration (TSA) di Amerika mengharapkan pembaruan peranti lunak filter privasi tersedia untuk pemindai pada bulan Juni ini.
Viral di Facebook, Emak-emak Ribut dengan Sopir di Bandara Ngurah Rai
Video adu mulut antara penumpang wanita dengan sopir angkutan sewa di Bandara I Gusti Ngurah Rai ramai dibahas di medsos. Pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai pun angkat bicara.
Dalam video itu penumpang wanita berjilab motif bunga terlihat ribut dengan seorang sopir angkutan sewa berbaju kuning. Mereka terdengar meributkan soal foto yang diambil tanpa izin.
Belakangan diketahui pria berbaju kuning merupakan salah satu penyedia jasa transportasi di Bandara Ngurah Rai. Dia memvideokan emak-emak itu karena memesan taksi online di depan pria tersebut.
Pihak Bandara Ngurah Rai mengaku belum menerima laporan ini dan akan mengecek peristiwa tersebut.
"Iya benar di bandara nanti saya cek. Biasanya kalau citizen journalist nggak ada laporan tapi nanti saya cek ke koperasinya," kata Communication and Legal Head Bandara I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim ketika dimintai konfirmasi di Denpasar, Bali, Jumat (3/5/2019).
Arie pun mempersilakan pihak yang dirugikan untuk melapor. Sebab, ini masuh ranah penegakan hukum.
"Iya ini masalah law enforcement, saran kami agar dilaporkan," pesan Arie.
Terpisah, Kapolsek KP3 Bandara Ngurah Rai Kompol Agung Raka Nugraha mengatakan pihaknya masih menyelidiki peristiwa tersebut. Pihaknya masih mencari orang-orang yang ada dalam video tersebut.
"Kita masih lidik, makanya belum bisa memastikan karena sementara anggota kita masih lidik dulu. Kita masih cari sebenarnya siapa orang itu mohon dibantu kalau ada info," ujar Agung.
Hingga saat ini video yang diunggah di Facebook Bali Ultimate Service Driver itu sudah dibagikan sebanyak 157 kali. Video tersebut juga mendapat reaksi yang beragam dari netizen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar