Kamis, 30 Januari 2020

Bangkok & Phuket Penuh, Thailand 'Usir' Wisatawan Tapi Dibayar

Pemerintah Thailand punya ide unik. Mereka membayar turis lokal untuk liburan ke luar Bangkok dan Phuket yang sudah penuh.

Kementerian Keuangan Thailand nampaknya membantu sektor pariwisata untuk menggerakkan destinasi lokal. Seperti dilansir detikcom dari Travel+Leisure, Jumat (3/5/2019) pemerintah setempat akan memberikan uang senilai 1.500 baht, atau setara dengan Rp 600 ribu untuk wisatawan yang ingin wisata ke luar Bangkok dan Phuket.

Hal ini, karena wisatawan dianggap padat dan penuh di dua wilayah tersebut. Selain itu, Thailand merupakan salah satu tempat yang paling sering dikunjungi di dunia. Tercatat, tahun 2018 ada 38,2 juta wisatawan di 2018. Bahkan diprediksi akan naik sampai 41 juta di tahun 2019.

Dua di antara destinasi tersebut adalah Bangkok dan Phuket. Bangkok menawarkan pesona kota dan kebudayaan kental, dan jadi Ibukota Negeri Gajah Putih. Sedangkan Phuket memiliki pesona alam yang keren dan mendunia.

Namun, dilansir dari media lokal Thailand The Nation, program ini dikhususkan untuk wisatawan domestik yakni penduduk Thailand. Syaratnya mereka sudah harus berumur 18 tahun, yang nantinya akan menerima jumlah tersebut dengan sistem e-payment, untuk berbelanja di sejumlah toko yang sudah menjalin mitra dengan pemerintah.

"Kami sudah bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Olahraga serta Bank Krung Thai untuk kampanye ini dengan anggaran 15 juta baht. Kami sekarang juga mengusulkan program kepada Wakil Perdana Menteri Somkid Jatusripitak untuk mempertimbangkan kabinet sesegera mungkin sebelum Juli tahun ini," ujar perwakilan Kementerian Keuangan Thailand kepada The Nation.

Nantinya, akan ada 55 destinasi di Thailand yang akan ditujukan program ini. Pemerintah Thailand berharap dapat menaikkan kunjungan wisatawan domestik dan pendapatan perkapita dari 0,3 mencapa 0,5 persen.

Selain itu, program ini juga diharapkan dapat membantu daerah yang pedesaan yang terkena dampak banjir.

Seperti yang diketahui, Thailand memang kebanjiran turis dari tahun ke tahun. Salah satu tindakan pengurangan turis yang sudah dijalankan adalah penutupan Phi-phi Island selama 6 bulan untuk menahan kunjungan turis yang membludak.

Mengenal Jepara Lebih Dekat Lewat Tenun Ikat Troso

Tenun ikat troso atau kain ikat troso adalah kriya tenun Jepara tepatnya dari Desa Troso. Inilah salah satu warisan budaya dari Jepara. Tenun ikat troso berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin.
01 Mei 2019, saya berkesempatan berkunjung dan melihat langsung proses pembuatan kain tenun torso. Beberapa pegawai terlihat sibuk menenun. Ada juga yg bertugas memintal benang atau menguraikan bergulung-gulung benang agar siap di tenun.

Sebelumnya tidak menyangka, rumah besar yg tampak seperti bangunan belum jadi ternyata di dalamnya banyak berjejer alat tenun manual dengan pengrajin yg sebagian besar adalah pria. Benang-benang yg sudah tersusun rapih di alat tenun selanjutnya akan menjadi lembaran kain dengan motif yg sangat indah. Saat itu saya sedang melihat pembuatan motif “Obamaâ€, nama motifnya memang terinspirasi dari presiden Obama yg lagi ngetop-ngetopnya saat menjabat menjadi presiden Amerika Serikat. Mungkin agar mudah diingat.

Kain-kain tenun ini akan di jual dalam bentuk lembaran sebagai bahan pakaian ada juga yg sudah dibuat sarung. Harga bervariasi, tergantung motif, bahan yg digunakan. Mulai dari 150rb sampai jutaan. Apalagi kain dengan pewarnaan dari bahan alam.

Puas melihat pembuatan tenun, saya langsung ke toko penjualan yg lokasinya tidak begitu jauh. Saya sempat kebingungan memilih tenun, karena semuanya bagus-bagus. Akhirnya saya memilih kain dengan motif simple dan warna ungu yg kalem, rencana ini akan saya hadiahkan untuk ibu saya, semoga beliau suka hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar