Prancis akan melarang skuter listrik dari trotoar mulai September mendatang. Alasannya kendaraan mungil ini jadi penyebab meningkatnya kecelakaan.
Melansir dari CNN Travel, Selasa (14/5/2019), warga lokal amat terganggu hingga merasa frustrasi dengan e-skuter. Karena, kendaraan itu memadati area publik.
Paris dan kota-kota lain telah menjadi rumah bagi ribuan e-skuter sejak diperkenalkan setahun yang lalu. Beberapa perusahaan mengoperasikan skuter dengan sistem berbagi (ride sharing).
Tapi, penggunaan e-skuter telah menyebabkan ketegangan dengan penduduk. Menteri Transportasi Prancis Elisabeth Borne mengakui bahwa e-skuter telah mengakibatkan banyak kecelakaan.
"Perkembangan (skuter) ini sangat cepat dan sedikit anarkis. Kami tidak melihatnya datang, dan itu adalah hukum rimba. Dan memang benar bahwa kita melihat peningkatan kecelakaan dan rasa tidak nyaman yang meningkat di trotoar," kata Elisabeth Borne kepada Le Parisien.
Borne mengumumkan pengendara akan didenda 135 euro atau Rp 2,1 juta jika mereka menggunakan e-skuter di trotoar. Larangan ini dimulai pada September mendatang.
"Tujuan utama kami agar pejalan kaki tidak lagi takut berjalan di trotoar," katanya, seraya menambahkan bahwa operator sendiri menyerukan aturan berkendara dengan baik dan untuk mengklarifikasi bagaimana kendaraan dapat digunakan.
Start-up dari AS, Lime, mengelola jaringan e-skuter di berbagai kota dan memungkinkan orang untuk menyewanya melalui aplikasi. Aplikasi ini secara agresif memasuki pasar Eropa pada tahun lalu, dengan Paris sebagai salah satu lokasi andalannya dan telah diikuti oleh perusahaan lain, seperti Tier, Bird dan Uber offshoot Jump.
Keamanan produk dpertanyakan, sebuah studi AS, yakni Centers for Disease Control and Prevention and Texas' Austin Public Health Department menemukan tingkat kecelakaan yang tinggi di kalangan pengendara baru. Satu dari tiga pemakai skuter akan terluka pada perjalanan pertama mereka.
Para peneliti menyimpulkan bahwa perlu ada pelatihan tambahan untuk pengendara e-skuter. Bagaimana menurut Anda?
Ini 10 Maskapai Terburuk Tahun 2019
Tiap tahun maskapai dunia dinilai oleh banyak pihak akan servis dan kualitas yang ditawarkan. Di luar yang terbaik, ini 10 maskapai terburuk tahun 2019.
Seperti yang sudah-sudah, situs bantu dunia penerbangan AirHelp kembali mengeluarkan daftar maskapai yang dianggap terburuk atau terendah sesuai penilaian traveler tahun 2019 ini.
Datanya diambil dari sejumlah maskapai penerbangan serta hasil survey dari 40 ribu penumpang dari 40 negara selama tahun 2018. Termasuk di dalamnya masukan dari para ahli di dunia penerbangan.
Komponen yang dinilai mencakup proses, ketepatan hingga kualitas servis maskapai. Maskapai yang dinilai ada sebanyak 72 alias tidak semua maskapai di dunia.
Dilihat detikcom dari situs resmi AirHelp, Selasa (14/5/2019), maskapai Thomas Cook Airlines asal Inggris pun disebut sebagai yang terburuk atau berada di nomor bontot. Total skornya disebut paling rendah, yakni 5,26 dari 10.
Peringkat kedua maskapai terburuk disusul oleh maskapai EasyJet dengan skor 5,29. Disusul oleh maskapai Kuwait Airlines di peringkat tiga dengan skor 5,40.
Selain tiga di atas, berikut 10 daftar lengkap maskapai terburuk di dunia tahun 2019:
1. Thomas Cook Airlines (5,26)
2. EasyJet (5,29)
3. Kuwait Airlines (5,40)
4. Korean Air (5,49)
5. Ryanair (5,60)
6. Norwegian (5,67)
7. Laudamotion (5,69)
8. Transavia (5,84)
9. Aerolineas Argentinas (5,97)
10. Adria Airways (5.98).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar