Festival Pesona Tambora di Kabupaten Dompu, NTB kini telah berlalu. Acaranya sangat meriah, tapi selanjutnya savana cantik ini dipenuhi sampah.
Festival Pesona Tambora berlansgung sangat meriah dengan berbagi jenis kegiatan digelar pada hari puncak (11/04) lalu. Namun di balik itu, Padang Savana Doro Ncanga, Gunung Tambora yang menjadi lokasi utama kegiatan kini menjadi lautan sampah berbagai jenis.
Berbagai jenis sampah mengotori Savana yang spotnya mirip dengan suasana padang savana di benua Afrika tersebut. Jenis sampah mulai dari botol minuman plastik, kertas nasi, kemasan makanan ringan hingga jamban masih terlihat disana.
Dua pekan setelah acara puncak Pesona Tambora, sampah-sampah itu masih berserakan dan belum dibersihkan. Aroma tidak sedap dan ulat serta lalap pun bermunculan di tengah sampah yang ada.
Salah seorang warga Dompu, Selly Zaenab mengaku melihat langsung kondisi padang Savana Doro Ncanga yang dipenuhi sampah pasca kegiatan Pesona Tambora.
Begitu melihat kondisi lokasi yang penuh sampah, Selly bersama teman-temannya mem-viralkan di media sosial dengan hastag #Savanabukantempatsampah.
Itu tujuannya untuk mengajak masyarakat agar bersikap bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mengkritik pemerintah Kabupaten Dompu NTB yang tidak turun tangan untuk menangani sampah tersebut.
"Sebenarnya kami kesana enggak mau ada aksi clean up, cuma mau aksi protes aja karena anggaran untuk kebersihan enggak sedikit katanya. Tapi karena miris liat kondisi disana makanya kami bersihkan semampu kami," ungkapnya pada detikTravel, Minggu (28/04/2019).
Dikatakan Selly, sejauh ini ada 2 ekor Sapi yang mati. Ditemukan didalam perutnya terdapat sampah plastik yang dimakannya.
"Takut ada sapi mati lagi karena makan sampah. Tahun lalu setelah acara FPT (Festival Pesona Tambora), 2 ekor sapi mati dengan perut penuh sampah. Apa lagi itu ada sisa-sisa jamban penuh dengan kotoran manusia tergeletak gitu aja enggak diangkat, mana sapi-sapinya berkeliaran dekat situ," ujarnya.
Ada Sajian Nasi Minyak dan Kari Kambing di Ziarah Kubro Sumsel
Hari kedua Ziarah Kubro di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), masih tetap dihadiri ribuan orang. Umat muslim yang datang dari berbagai daerah itu sengaja mengikuti acara rutin untuk menyambut bulan suci Ramadan di Kota Palembang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sebelumnya menegaskan Ziarah Kubro Sumsel diharapkan dapat mengangkat pariwisata. Khususnya potensi destinasi wisata alam dan budaya setempat. Selain itu, juga memperkenalkan Sumsel sebagai pusat sejarah dan budaya Islam di Indonesia.
"Letaknya yang strategis, punya penerbangan langsung dari Malaysia dan Singapura menjadi keuntungan tersendiri. Eventnya? Atraksinya? Aksesnya? Semua harus digarap secara serius. Kalau Sumsel serius, komitmen, pariwisata pasti cepat tumbuh, terus adakan acara yang bisa memantik mereka datang ke negara kita," kata Arief dalam keterangan tertulis, Minggu (28/4/2019).
Rangkaian acara hari kedua pada Sabtu (27/4) dimulai dari kediaman Alm Al-Habib Ahmad Bin Hasan Al-Habsyi pukul 06.00 dibuka dengan acara Pembacaan Wirdul Latif, Qosidah salaf. Kemudian pukul 07.30 dilanjutkan arak-arakan ulama dan warga, perjalanan diiringi lantunan salawat.
Perjalanan menuju pemakaman Auliya' Habaib Telaga Swidak yang berlokasi di kelurahan 14 ulu, kecamatan Seberang Ulu (SU) 2. Kegiatan Hari kedua yang berlangsung dari pagi sampai ba'da dzuhur pukul 12.30 tersebut kemudian dilanjutkan sehabis magrib sampai pukul 20.00 malam.
"Sejak pagi telah digelar dzikir selanjutnya ada arak-arakan ke makam Habib Ahmad Bin Hasan Habsyi dan setelah itu puncak acara akan di gelar di kediaman Habib Allawiyin As-Seggaf," ungkap Umar Bin Ahmad Shahab Panitia Haul dan Ziarah Kubro.
Setelah dzuhur, peserta ziarah istirahat makan siang di kediaman Habib Allawiyin As-Seggaf. Panitia telah menyiapkan sekitar 300-350 ekor kambing untuk di konsumsi para peziarah yang berupa nasi minyak dengan sajian nampan.
"Lebih banyak dari hari kemarin karena pengunjung yang mencapai puluhan ribu jamaah, dananya sendiri berasal dari sumbangan masyarakat, fasilitas pemerintah pusat dan dinas pariwisata," ujar Umar Bin Ahmad Shahab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar