Senin, 27 Januari 2020

Ini Respon Pengunjung Pasar Benhil Ketika 'Disidak' Sampah Plastik

Pasar Takjil Benhil di Jakarta jadi lokasi sosialisasi sampah plastik. Ini respon dari pengunjung pasar terkait sosialisasi.

Sejak belasan tahun silam, Pasar Takjil Benhil yang hadir selama bulan Ramadhan rutin disambangi oleh traveler yang ingin mencari bukaan. Di satu sisi, konsumsi sampah plastik juga kian meningkat.

Oleh sebab itu, Rabu sore tadi (15/5/2019) pihak Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali melakukan sosialisasi sampah di Pasar Benhil.

Mendapati sosialisasi tersebut, tak sedikit pengunjung pasar yang dibuat kaget ketika dihampiri pihak KLHK. Responnya pun cukup beragam satu sama lain.

"Kalau belanja ke pasar bawa paper bag sendiri. Kadang dibawa," ujar Tika, karyawan Medika BRI bersama dua rekannya.

Diucapkan Tika, ia sudah biasa membawa tas belanja. Hanya saja, ia sedang kelupaan saat itu. Di sisi lain, Tika juga menerapkan sedotan yang bisa dipakai berkali-kali. Hanya saja, untuk makanan ia merasa masih sulit untuk tak memakai plastik. Khususnya saat membeli dari pedagang.

Selain Tika, ada juga pengunjung bernama Ibu Bajana yang kena sidak sampah plastik. Mengaku sering belanja di Pasar Benhil, ibu Bajana mendukung gerakan sosialisasi sampah plastik.

"Biasanya aku ada tas jinjing. Saya gak suka pakai plastik karena gak cepat putus," ujar dia.

Lalu ada juga sepasang suami istri bernama Yanti dan Yulianto yang juga kena sidak sampah plastik. Mengaku sudah punya tas belanja, tapi sering lupa bawa.

"Ada waktu itu beli, tapi kalau belanja selalu lupa gak kebawa. Kalau tas kain yg besar-besar ribet bawa ke pasar," ujar Yanti.

Memahami kalau plastik tak baik untuk lingkungan, Yulianto mengatakan kalau ia dan istrinya setuju untuk membawa tas belanja lain kali.

"Plastik itu kan memang susah di daur ulang. Memang baiknya kita bawa dari luar," ujar Yulianto.

Itulah beberapa komentar dari pengunjung Pasar Benhil. Apa traveler sekalian sudah menerapkan gaya hidup peduli lingkungan dengan mengurangi pemakaian sampah plastik?

Selama Ramadhan, 40 Jenis Kue Khas Banjar Dijajakan di Pasar Wadai

Ramadhan menjadi momen paling ditunggu karena banyak keseruan yang berlangsung sepanjang bulan tersebut, salah satunya pasar kuliner yang menarik banyak pengunjung. Di Banjarmasin misalnya, ada Pasar Wadai yang menjadi perhelatan akbar sekaligus kebanggaan warga setempat yang juga didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Tahun 2019 ini, gelaran Pasar Wadai dipusatkan di Lapangan Taman Kamboja (Banjarmasin Expo), Kalimantan Selatan. Pasar ini buka setiap hari sepanjang Ramadhan mulai pukul 15.00-22.00 WIB.

Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung mengatakan Wadai berarti Kue. Sesuai namanya, Pasar Wadai banyak menawarkan beragam jajanan buka puasa. Ada lebih dari 40 jenis kue khas Banjarmasin yang dijajakan.

"Beberapa jajanan yang dijual pedagang bahkan merupakan kue langka yang jarang sekali ditemui di pasar umum, yaitu kue masubah, kue bingka, dan kue amparan tatak pisang. Beruntung sekali kita bisa menemukannya di Pasar Wadai," ujar Adella, dalam keterangan tertulis, Rabu (15/5/2019).

Adella menyebut, kue masubah adalah kue khas Banjarmasin yang memiliki bentuk lingkaran mirip rebana. Teksturnya mirip lapis legit atau kue lam dari Barabai, Kalimantan Selatan. Namun, ini berbeda dengan kue maksuba dari Palembang.

"Warga Banjarmasin juga banyak berburu kue bingka untuk buka puasa. Kue ini memiliki cita rasa manis, legit, dengan tekstur lembut namun agak berminyak. Bahan dasar kue ini adalah kentang, telur bebek, dan santan kelapa. Orang Banjar punya sebutan tersendiri, yaitu wadai bingka," jelasnya.

Kue selanjutnya yang tak kalah spesial yakni amparan tatak pisang. Kue dengan bahan dasar tepung beras dan santan ini juga memiliki tekstur lembut dengan rasa manis yang dominan. Konon, nama amparan tatak pisang berasal dari kata hamparan dan tatak yang berarti potongan.

"Versi lain menyebut, nama asli kue ini sebenarnya adalah nangka susun. Sebab, amparan tatak pisang awalnya merupakan bagian dari potongan kue nangka susun yang terbuat dari tepung beras dan santan," bebernya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar