Senin, 27 Januari 2020

Dear Jakarta, Jangan Kalah Sama Bali Soal Pengelolaan Sampah

Soal pengelolaan sampah, agaknya Jakarta harus banyak belajar dari Bali. Khususnya soal Pergub tentang sampah.

Di antara banyak provinsi di Indonesia, Bali adalah salah satu yang paling maju dalam soal pengelolaan sampah. Lewat larangan penggunaan kantong plastik styrofoam dan sedotan plastik yang dicantumkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 97 tahun 2018, Bali dapat menekan sampah plastik yang ada di sana.

Sebelumnya, Banjarmasin juga telah memulai. Diikuti oleh Kabupaten Bogor yang akan mengimplementasikan Peraturan Bupati Nomor 13 tahun 2019 tentang pengurangan penggunaan plastik dan Styrofoam yang akan berlaku tanggal 17 Agustus 2019 mendatang. Bagaimana dengan Jakarta?

"Jadi kita punya Perda tentang pengelolaan sampah no 3 tahun 2013. Lalu ada pasal 21 yang menyebutkan bahwa setiap pengelola pusat perbelanjaan kemudian toko swalayan dan pasar rakyat wajib menyediakan menggunakan kantong belanja ramah lingkungan," ujar Kasi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Rahmawati pada detikcom di Pasar Benhil, Jakarta, Rabu (15/5/2019).

Dijelaskan oleh Rahmawati, yang dimaksud kantong belanja ramah lingkungan itu yang adalah yang reuseable atau bisa didaur ulang. Misalnya wadah yang terbuat dari kain, tanaman, nabati atau pun bahan daur ulang.

Kabar terakhir, Pergub yang mengatur soal sampah itu hingga kini masih digodok oleh pihak Pemprov DKI Jakarta. Apabila telah disahkan, sejatinya Jakarta dapat mengikuti jejak Bali yang sudah lebih dulu proaktif soal sampah plastik.

"Itu belum ditandatangan, belum ditetapkan Pergubnya. Tadi baru Perdanya. Sejak tahun lalu kita sudah nyusun itu," ujar Rahmawati.

Terkait kapan penandatanganan Pergub tersebut, Rahmawati berujar kalau semua berpulang pada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

"Kita menunggu penetapan pak gubernur sih. Mungkin banyak pertimbangan ya," tutup Rahmawati.

Menurut penuturan Rahmawati, DKI Jakarta menyumbang 4.700 ton per hari yang rutin dibawa ke bantar gebang. Di mana sekitar 14%-nya adalah sampah plastik.

Lelah Rebutan Sandaran Tangan di Tengah? Maskapai Ini Punya Solusinya

 Sandaran tangan di bagian tengah bangku pesawat seringkali jadi rebutan. Mengatasi hal itu, maskapai asal Irlandia ini punya solusinya.

Baru-baru ini maskapai Aer Lingus meluncurkan servis terbaru yang disebut sebagai 'AerSpace.' Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Rabu (15/5/2019), servis baru tersebut hadir untuk memberi keleluasaan bagi penumpang pesawat yang ingin menyandarkan lengannya di sandaran tengah bangku pesawat seperti diberitakan media Daily Mail.

Diketahui, servis 'Aerspace' tersebut menjamin kalau bangku tengah dari deret bangku pilihan calon penumpang tak diisi penumpang lain alias sengaja dibiarkan kosong.

Kelebihan dari servis ini, agar calon penumpang bisa menyenderkan tangannya dengan leluasa di sandaran tengah bangku pesawat yang kerapkali jadi rebutan. Terbang pun jadi jauh lebih nyaman, sekali pun naik kelas ekonomi.

"Kami bangga dapat meluncurkan Aerspace sebagai respon dari masukan yang diberi tamu kami, di mana mereka menginginkan pengalaman terbang jarak pendek yang lebih lega dan premium bersama Aer Lingus," ujar Director of Network Revenue and Loyalty Aer Lingus, Susanne Carberry.

Tak sampai situ, pemesan servis 'AerSpace' juga dipastikan mendapat space untuk tas di kompartemen persis di atas bangku. Termasuk juga akses ke lounge, fast track, boarding priority dan camilan di atas pesawat.

Hanya perlu diingat, harga kelas tersebut juga sedikit lebih mahal dari kelas ekonomi biasa. Estimasi, lebih mahal tiga hingga empat kali dari harga normal kelas ekonomi.

Servis itu pun diluncurkan untuk penerbangan jarak pendek antara Dublin ke Inggris dan eropa. Layanannya pun akan mulai tersedia dari 1 September 2019 mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar