Profesi pramugari tak jarang mendapat tantangan dari para penumpangnya. Sebuah riset mengatakan, kalau 4 dari 10 pramugari pernah dilecehkan.
Fakta itu pun terungkap lewat statistik yang dirilis oleh Direct Line Travel Insurance yang berasal dari Inggris. Dilihat detikcom dari situs resminya, Sabtu (18/5/2019), pihak Direct Line Travel Insurance menanyai lebih dari 100 pramugari berdasarkan pengalaman setahun ke belakang.
Agar lebih komprehensif, sekitar 2.000 penumpang juga ditanyai terkait hal tersebut. Hasilnya, lebih dari dua pertiga pramugari (68%) menyaksikan kalau konsumsi alkohol dan obat penenang berdampak pada 38% aksi pelecehan fisik dan 7% pelecehan seksual.
Tak hanya pelecehan fisik dan seksual. Sekitar 46% pramugari mengaku mendapat pelecehan verbal alias lewat kata-kata dari tahun yang sudah-sudah. Pelecehan masih kerap dilakukan penumpang, padahal ada sanksi denda jutaan bagi yang melanggar seperti diberitakan Daily Mail.
"Begitu mengejutkan, melihat skala pelecehan yang harus dialami oleh pramugari ketika mereka berada dalam penerbangan bersama dengan penumpang mabuk dan dalam pengaruh obat penenang yang berlaku tak pantas," ujar kepala Direct Line Travel Insurance, Tom Bishop.
Konsumsi alkohol secara berlebihan hingga obat-obatan penenang memang kerap kali membuat seseorang lepas kontrol. Hanya saja, sejatinya itu tidak jadi alasan untuk melakukan bentuk pelecehan apa pun bentuknya.
Pertegas Destinasi Halal, Aceh Siap Gelar Festival Kuliner 2019
Para pelancong dan pecinta kuliner, bersiaplah menyambut Aceh Culinary Festival 2019. Tahun ini, Festival diselenggarakan 5-7 Juli 2019 di Banda Aceh. Event yang sudah dimulai sejak 2014 ini, diharapkan menjadi magnet untuk mendatangkan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
"Peran kuliner itu penting. Wisatawan yang hadir pada satu destinasi, pasti berburu kuliner. Oleh karena itu, kuliner tidak bisa dipisahkan dari pariwisata. Justru semakin memperkuat sektor pariwisata yang dampaknya dirasakan langsung masyarakat," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/5/2019).
Festival kuliner ini diselenggarakan Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. Yang dihadirkan bukan hanya kuliner khas dari Bumi Serambi Mekah saja. Pengunjung juga bisa menikmati masakan dari penjuru Indonesia, bahkan dari berbagai belahan dunia.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Jamaluddin, festival ini menjadi upaya lebih mengembangkan Aceh sebagai destinasi halal.
"Event ini bagian dari kalender event tahunan yang dikemas unik dan menarik. Nuansanya halal," kata Jamaluddin.
Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran 1 Kementerian Pariwisata Hariyanto menjelaskan kuliner merupakan salah satu usaha kreatif yang memberikan dampak positif perekonomian bagi masyarakat. Kuliner juga menjadi salah satu daya tarik mengundang wisatawan.
Bukan hanya itu, kekayaan kuliner lokal juga ikut memberi inspirasi bagi para pengusaha untuk mengembangkannya di berbagai daerah. Misal saja mie Aceh dan kopi Gayo.
"Kini keduanya banyak diperdagangkan hingga ke berbagai pelosok tanah air," ujarnya.
Festival ini akan diselenggarakan di Taman Sulthanah Safiatuddin Park. Sebuah taman yang mewakili 23 daerah di Aceh dan disana pun terdapat 23 rumah adat yang mewakili tipe restoran aceh. Pengunjung akan merasakan semangat dan getaran dari tradisi Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar