Infeksi virus Corona COVID-19 dapat menimbulkan gejala yang beragam. Hanya saja gejala yang paling umum seperti demam dan batuk membuat COVID-19 kadang bisa sulit dibedakan dari flu biasa.
Apa perbedaan flu biasa dan Corona?
Dikutip dari situs resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), hal pertama yang membedakan flu dan COVID-19 adalah derajat keparahan gejalanya. Pada beberapa orang infeksi awal COVID-19 juga disertai hilangnya fungsi indra penciuman dan pengecap.
"COVID-19 menyebabkan penyakit yang lebih parah. Tanda lain dari gejala COVID-19 yang berbeda dari flu adalah perubahan atau hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau," tulis CDC.
Gejala lain yang juga harus diperhatikan karena bisa jadi tanda khas infeksi COVID-19 adalah sesak napas, nyeri atau rasa tertekan di dada, kebingungan, kerap ingin tidur, dan kulit wajah atau bibir yang kebiruan. CDC menyarankan segera mencari bantuan medis bila seseorang merasakan salah satu dari gejala tersebut.
Orang-orang yang terinfeksi flu biasanya akan sembuh sendiri kurang dari dua minggu. Sementara pada COVID-19 meski ada yang tanpa gejala dan juga bisa sembuh sendiri, sebagian pasien menghadapi ancaman komplikasi jantung, paru-paru, dan otak karena masalah pengentalan darah.
"COVID-19 juga bisa membutuhkan waktu lebih lama untuk mulai menunjukkan gejala. Orang yang sakit COVID-19 bisa menulari orang lain (infeksius) lebih lama daripada flu," lanjut CDC.
Pada akhirnya CDC menyarankan orang yang merasa memiliki gejala mirip flu untuk melakukan pengecekan. Hanya lewat tes perbedaan flu biasa dan Corona dapat diketahui secara pasti.
https://cinemamovie28.com/movies/the-heroes-of-telemark/
Dirawat 243 Hari, Pria Ini Gambarkan Rasanya Kritis karena COVID-19
Banyak pasien Corona umumnya dirawat selama seminggu, tetapi adapula yang harus menjalani perawatan hingga 8 bulan di RS. Seperti yang dialami pria ini, ia dirawat hingga 243 hari di RS sebelum akhirnya bisa pulang usai hari Natal.
Adalah Nicholas Synnott, pria 59 tahun yang sudah dirawat sejak Maret 2020 lalu. Pria asal Texas itu sempat berpikir dirinya tak akan selamat dari COVID-19.
Pasalnya, ia mengidap komplikasi COVID-19 hingga gagal napas dan harus dipasang alat bantu napas, ventilator. Bahkan hampir seluruh organ tubuhnya disebut dokter terdampak COVID-19.
"Setiap organ tubuhnya terdampak COVID-19," sebut ahli jantung Dr Biswajit Kar yang menangani pria tersebut, dikutip dari Metro UK.
Berdasarkan penuturan dokter, jumlah obat yang diberikan pada pria ini pun sangat banyak. Hal ini dikarenakan Nicholas mengalami banyak masalah multi organ.
Sang istri yang setiap hari menemani suaminya di samping tempat tidur RS, sempat terus bertanya apakah Nicholas benar-benar bisa bertahan di masa kritis.
"Selalu ada pertanyaan. Apakah dia bisa bertahan?" kenangnya.
Bak keajaiban, kondisinya berangsur pulih di akhir tahun 2020. Dokter menyebut kondisi kesehatan pria berprofesi pilot ini sebelum terpapar Corona sangat baik.
"Namun, karena kesehatannya sangat baik sebagai pilot sebelum sakit, dia dapat mempertahankan semua ini dan bertahan dari sesuatu yang seserius ini," jelas dokter yang menangani.
Nicholas mengaku bersyukur bisa melewati perjalanan kritis akibat COVID-19. Ia mengaku masa-masa itu sangat sulit.
"Itu adalah perjalanan yang sulit, tetapi saya berhasil sembuh dari Corona sekarang. Tentu karena ada dukungan istri saya juga, dan pikiran untuk kembali kepada anak-anak saya," sebutnya.
"Saya ingin kembali dan mengunjungi semua tenaga kesehatan dan berterima kasih kepada mereka secara langsung atas semua yang mereka lakukan untuk saya," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar