Jumat, 22 Januari 2021

Nakes Penyintas COVID-19 Mengalami Reinfeksi, Sembuh Belum Tentu Kebal?

 Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Slamet Budiarto, mengungkapkan ada banyak tenaga kesehatan (nakes) penyintas COVID-19 yang kembali terinfeksi atau reinfeksi. Ia berharap pemerintah bisa meninjau kembali program vaksinasi yang saat ini belum memprioritaskan penyintas.

"Tenaga kesehatan penyintas COVID-19 lebih dari tiga bulan banyak yang terinfeksi lagi. Sehingga kebijakan pemerintah harus dikaji ulang untuk kriteria vaksin, khususnya untuk penyintas yang sudah lebih dari tiga bulan," kata Slamet pada detikcom, Jumat (22/1/2021).


Penyintas dijelaskan Kementerian Kesehatan tidak jadi kelompok prioritas karena dianggap sudah memiliki kekebalan.


Pakar biologi molekuler, Ahmad Rusdan Utomo, menjelaskan tingkat kekebalan yang dimiliki tubuh setelah terinfeksi COVID-19 sebetulnya bisa berbeda-beda. Ini dipengaruhi faktor seberapa kuat respons antibodi yang muncul dari infeksi pertama.


Ada kecenderungan orang-orang yang bergejala ringan atau malah tanpa gejala memiliki respons antibodi lebih lemah daripada pasien dengan gejala berat.


"Orang-orang yang sakitnya berat, sakitnya parah berminggu-minggu, biasanya antibodinya tinggi titernya. Kalau dia tinggi itu cenderung lebih lama turunnya, ilangnya lebih lama, sehingga proteksinya lebih tinggi," kata Ahmad saat dihubungi terpisah.


Ahmad memberi contoh perbandingan COVID-19 dengan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Kedua penyakit ini sama-sama disebabkan oleh infeksi virus Corona, namun pada pasien penyintas SARS antibodinya diketahui bisa bertahan sampai dua tahun.


"Kenapa kok awet? Ya itu tadi penjelasannya kalau SARS kan nggak ada OTG (orang tanpa gejala -red). SARS itu semua yang terinfeksi bergejala dan gejalanya berat, biasanya tubuh itu kan melihat respons tergantung dari seberapa parah perlawanan virus," pungkasnya.

https://movieon28.com/movies/ten-the-secret-mission/


e-Life Sore Nanti: 'Pacar Kamu Nafsuan?'


Di zaman serba digital ini banyak hal semakin dipermudah. Termasuk urusan mencari pasangan, alias pasangan, alias jodoh. Tentunya kita harus pintar dan selektif ya, jangan sampai kita bertemu dengan predator yang banyak bergentayangan di dunia maya.

Tapi apa yang terjadi kalau pada akhirnya pasangan atau pacar kita susah mengendalikan dorongan seksualnya, alias nafsuan? Wah tentunya ini butuh penanganan yang khusus ya supaya hubungan yang dijalin bisa berjalan sehat.


Hari ini detikcom bersama Psikolog Seksual Zoya Amirin untuk mengatasi sikap pasangan yang nafsuan. Temukan jawabannya di acara e-LIFE pada hari Jumat (22/1) secara livestreaming pukul 16.30 WIB hanya di detikcom. Dan kamu bisa tanya-tanya juga langsung via Zoom.


Duh, China Temukan Strain Baru Flu Babi!


China menemukan strain baru flu babi Afrika yang diidentifikasi di sebuah peternakan babi China. Strain baru ini diduga disebabkan dari vaksin flu babi yang tak resmi atau berizin.

Dikutip dari Reuters, hingga saat ini ada lebih dari seribu babi yang terinfeksi dua strain baru flu babi yang ditemukan.


"Strain baru flu babi Afrika yang diidentifikasi di peternakan babi China kemungkinan besar disebabkan oleh vaksin yang tak memiliki izin," demikian sebut salah seorang industri.


"Dua strain baru flu babi Afrika telah menginfeksi lebih dari 1.000 babi di beberapa peternakan milik New Hope Liuhe, produsen terbesar keempat di China, serta babi yang digemukkan untuk perusahaan oleh peternak setempat," kata Yan Zhichun, kepala petugas sains sebuah perusahaan.


Meski begitu, dua strain baru ini tampaknya tidak lebih berbahaya. Sebab, ia kehilangan dua kunci utama virus yang membuat penyakit tersebut memicu kondisi kronis, melanda peternakan babi China di 2018-2019 lalu.

https://movieon28.com/movies/from-london-to-bali/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar