Pembatalan lelang frekuensi 2,3 GHz yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dinilai kurang cermat sebagai lembaga yang sering menggelar lelang frekuensi.
Kominfo membuka lelang frekuensi 2,3 GHz pada akhir November 2020 itu sudah sampai tahap pengumuman pemenang, yaitu Hutchison 3 Indonesia (Tri), Smartfren, dan Telkomsel.
Menurut pengamat telekomunikasi Nonot Harsono, pada dasarnya Kominfo itu mempunyai segudang pengalaman soal lelang frekuensi, di antaranya seperti lelang frekuensi 2,1 GHz sampai lelang frekuensi 2,3 GHz.
"Lelang kemarin sudah tuntas, tinggal penyelesaian administrasi. Padahal, Kominfo sudah pengalaman panjang dari 2016 sampai 2020. Itu pengalaman panjang, sudah beberapa kali melakukan lelang dan nggak lelang," kata Nonot, Kamis (28/1/2021).
Maksud pernyataan Nonot terkait tidak lelang itu mengarah pada relokasi Smartfren yang tadinya mengisi 1.900 MHz, kemudian berpindah menghuni pita frekuensi 2,3 GHz.
"Makanya saya bilang, Kominfo sudah berpengalaman. Alasan pembatalan lelang kemarin menegasikan bahwa panitia tidak tidak hati-hati, karena tidak sesuai dengan PP 80," ucapnya.
Nonot juga mengkritisi agar Kominfo lebih terbuka soal prinsip kehati-hatian sebagai dasar pembatalan lelang frekuensi 2,3 GHz kemarin.
"Tinggal dijelaskan itu pasal berapa, lelang itu tidak sesuai dengan pasal berapa, terus hati-hati di mana," kata Ketua Bidang Infrastruktur Broadband Nasional Masyarakat Telamatika Indonesia (Mastel).
Meski telah membatalkan hasil lelang frekuensi 2,3 GHz, Kementerian Kominfo berencana menggelar ulang lelang frekuensi 5G tersebut. Hanya saja, waktu lelang frekuensi ini belum diketahui pasti waktunya.
"Yang pertama perlu dipahami bersama bahwa proses seleksi ini belum pernah dinyatakan selesai, sehingga yang terjadi adalah proses yang sedang berjalan dinyatakan dihentikan," kata Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi.
Alasan Kominfo sebelumnya membatalkan hasil lelang frekuensi 2,3 GHz karena ingin berhati-hati dan cermat lagi dalam menjalankan proses seleksi ini, antara lain agar dapat lebih selaras dengan ketentuan di dalam PP 80 Tahun 2015 yang mengatur PNBP di lingkungan Kementerian Kominfo.
https://nonton08.com/movies/perfect-dream/
Sony Xperia Pro, HP Unik dengan Port HDMI
Sony merilis ponsel baru bernama Xperia Pro yang harganya terbilang mahal, mencapai USD 2.500 atau sekitar Rp 35 juta. Padahal spesifikasinya pun tak mewah-mewah amat.
Xperia Pro adalah varian 'Pro' dari Xperia 1 II, yang juga ponsel dengan harga mahal, mencapai USD 1.200. Saat itu, varian Pro ini kabarnya akan dijual dengan harga USD 1.500, namun ternyata harganya jauh lebih mahal dari perkiraan awal.
Spesifikasi Xperia Pro banyak yang mirip dengan Xperia 1 II, termasuk Snapdragon 865, baterai 4.000 mAh, tiga kamera belakang dengan kamera utama 12 megapixel, kamera selfie 8 megapixel, dan layar 6,5 inch OLED 3840 x 1644 pixel.
Hanya saja RAM-nya ditingkatkan dari 8 GB menjadi 12 GB, sementara storagenya naik dari 256 GB ke 512 GB. Lalu Xperia Pro juga punya satu fitur tambahan lain yang unik, yaitu port HDMI type D.
Port HDMI ini membuat Xperia Pro bisa dihubungkan ke kamera untuk menjadi monitor tambahan. Dengan begitu, pengguna bisa memanfaatkan layar 6,5 inch di Xperia Pro untuk melihat gambar dari kamera dengan lebih baik dan di layar yang lebih besar.
Input gambar dari kamera yang diterima lewat HDMI itu pun bisa langsung dipakai untuk melakukan live streaming dengan resolusi maksimal 4K 60fps HDR. Videonya bisa 'disiarkan' ke YouTube, Twitch, dan Facebook Live.
Xperia Pro juga mendukung koneksi 5G, baik itu sub-6GHz maupun mmWave, lengkap dengan empat jalur antena mmWave untuk memaksimalkan tangkapan sinyal 5G-nya, demikian dikutip detikINET dari Tech Spot, Kamis (28/1/2021).
https://nonton08.com/movies/dear-nathan-hello-salma/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar